KISAH-KISAH ASBABUN NUZUL

0 Comments

KISAH-KISAH ASBABUN NUZUL


PENGERTIAN ASBABUN NUZUL - Secara etimologis asbab al nuzul terdiri dari kata “asbab” (bentuk plural dari kata “sabab”) yang mempunyai arti latar belakang, alasan atau sebab/illat (Almunawwir, 1997 : 602) sedang kata “nuzul” berasal dari kata “nazala” yang berarti turun (Al munawwir, 1997 : 1409). Menurut Al-Ghazali “Nuzul” adalah perpindahan sesuatu dari posisi tertinggi ke posisi yang rendah. Dengan demikian asbab al nuzul adalah suatu konsep, teori, atau berita tentang sebab-sebab turunnya wahyu tertentu dari Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad, baik berupa satu ayat maupun rangkaian ayat.

Para ulama berpendapat bahwa berkaitan dengan latar belakang turunnya, ayat-ayat Al Qur’an turun dengan dua cara:

Pertama, ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah tanpa suatu sebab atau peristiwa tertentu yang melatar belakangi.

Kedua, ayat-ayat yang diturunkan karena dilatar-belakangi oleh peristiwa tertentu. Berbagai hal yang menjadi sebab turunnya ayat inilah yang kemudian disebut dengan asbab al-nuzul.
Asbab al-nuzul didefinisikan “sebagai suatu hal yang karenanya al-qur’an diturunkan untuk menerangkan status hukumnya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan”, asbab al-nuzul membahas kasus-kasus yang menjadi sebab turunnya beberapa ayat al-qur’an.

Menurut Hasbi Ash-shidiqy makna asbab al-nuzul adalah kejadian yang karenanya diturunkan Al-qur’an untuk menerangkan hukumnya dari hari timbul kejadian-kejadian itu dan suasana yang didalam suasana itu Al-qur’an di turunkan serta membicarakan sebab yang tersebut itu, baik diturunkan langsung sesudah terjadi sebab itu, ataupun kemudian lantaran sesuatu hikmah.

Para ulama’ salaf terdahulu untuk mengemukakan sesuatu mengenai asbabun nuzul mereka amat berhati-hati, tanpa memiliki pengetahuan yang jelas mereka tidak berani untuk menafsirkan suatu ayat yang telah diturunkan. Muhammad ibn Sirin mengatakan: ketika aku tanyakan kepada ‘ubaidah mengetahui satu ayat qur’an, dijawab: bertaqwalah kapada allah dan berkatalah yang benar. Orang-oarang yang mengetahui mengenai apa qur’an itu diturunkan telah meninggal.

Maksudnya: para sahabat, apabila seorang ulama semacam ibn Sirin, yang termasuk tokoh tabi’in terkemuka sudah demikian berhati-hati dan cermat mengenai riwayat dan katakata yang menentukan, maka hal itu menunjukkan bahwa seseorang harus mengetahui benar-benar asbabun nuzul. Oleh sebab itu yang dapat dijadikan pegangan dalam asbabun nuzul adalah riwayat ucapan-ucapan sahabat yang bentuknya seperti musnad, yang secara pasti menunjukkan asbabun nuzul.


No comments:

Post a Comment

 
back to top