TURUNNYA SURAH 33 – AL AHZAB AYAT 25, SURAH 2 - AL
BAQARAH AYAT 62
Kisah Salman Al Farisi - Ahlul Bait dari
Luar Arab
Salman dilahirkan di kota Isgahan yang terletak disebelah
barat Persia (sekarang Iran), antara Teheran dan Syiraz. Pada saat itu hampir
seluruh rakyat Persia termasuk Salman dan keluarganya penganut agama Majusi,
yaitu memuliakan dan menyembah Api. Bahkan ayah Salman termasuk Kepala Desa
yang tentu saja selain memimpin urusan penduduk juga bertanggung jawab
memelihara api suci yang tidak boleh padam.
Pada suatu hari terjadi hujan badai yang sangat lebat dan menyebabkan banjir, sehingga api suci yang mereka sembah mati. Muncul dalam pikiran Salman keraguan akan tuhan yang disembahnya... Tuhan macam apakah kalau kena air saja mati..??!!.
Dia meninggalkan rumah untuk mencari tuhan yang
sebenarnya. Kemudian masuk gereja dan belajar agama Masehi yang dibawa Nabi Isa
Almasih, namun dia kecewa karena pendeta yang dia anggap panutan, ternyata
meng-korupsi sedekah yang diberikan para jamaah. Dia berpetualang dari gereja
ke gereja di Persia, Irak hingga ke Syam, namun sekali lagi dia dikecewakan
karena sifat dan perilaku pendetanya sama saja korupsi. Akhirnya dia
ditunjukkan seorang pendeta yang sedang sekarat untuk pergi ketanah Hijaz
menemui nabi baru seperti yang ditunjukkan dalam Kitab Taurat dan Injil dengan
tanda-tanda : tidak pernah makan sedekah namun menerima hadiah dan dipundaknya
ada tanda kenabian.
Salman berangkat mencari tanah Hijaz dengan cara mengikuti
kafilah yang menuju Yatsrib, meskipun setelah tiba di Yatsrib dirinya malah
dijual ke orang Yahudi yang memiliki kebun kurma. Disinilah Allah SWT
mempertemukan Salman dengan Rosulullah saw. Setelah mengamati ketiga tanda
kenabian dalam diri Muhammad, Salman akhirnya menyatakan diri masuk Islam. Dia
dimerdekakan si Yahudi dengan tebusan harus menanam 300 pohon kurma dan uang 40
uqiyah emas. Semuanya ini bisa dipenuhi atas bantuan saudara-saudara Muslim
secara gotong royong.
Pada tahun ke 5 Hijriyah kaum kafir Quraisy bersekongkol
dengan kaum Yahudi Madinah untuk menggempur Muslim Madinah dengan cara
mengerahkan 12.000 pasukan Quraisy dari Mekkah menuju Madinah dan peran Kaum
Yahudi Madinah menggempurnya dari dalam. Disinilah peran Salman Al Farisi terpatri
dalam sejarah Islam, dia mengusulkan kepada Rasulullah untuk membuat parit
mengitari gerbang Madinah sehingga musuh tidak bisa masuk Madinah dan
membiarkannya kelaparan. Cara ini dilakukan meniru strategi pasukan Kisra
Persia yang menghadang pasukan Romawi sehingga tidak bisa masuk Persia. Strategi
ini betul-betul sangat efektif, Pasukan kaum kafir Quraisy tidak dapat masuk
kota Madinah dan akhirnya kembali ke Mekkah karena dilanda rasa bosan, gelisah,
putus asa setelah Allah SWT mengirimkan badai angin dan debu yang
memporandakkan kemah dan bekal mereka. Peristiwa ini dicatat sebagai Perang
Khandaq atau Perang Parit dan diabadikan Allah dalam ayat :
وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ
يَنَالُوا خَيْرًا ۚ وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ
قَوِيًّا عَزِيزًا
“Waraddallaahulladziina kafaruu bighaidhihim lam yanaaluu
khairaa. Wakafallaahulmu’miniinal qital. Wa kaanallaahu qawiyyan ‘aziizaa”
"Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang
keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan
apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah
Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa". ~ QS 33 - Al-'Aḥzāb:
Ayat 25 ~
Sejak menyatakan diri sebagai muslim, Salman Al Farisi
telah bertekad akan senantiasa mendampingi Rasulullah, namun ada satu
pertanyaan yang mengganjal dalam dirinya. Dia pernah menjadi penyembah
api, pernah menjadi pengikut agama Masehi. Dibenaknya terlintas pertanyaan
bagaimana perbuatannya yang lalu dan bagaimana nasib keluarga serta
kawan-kawannya di Persia yang masih menyembah api.
Rasulullah menegaskan bahwa keluarga dan kawan-kawannya akan masuk neraka. Alangkah sedihnya hati Salman dan dalam kesedihannya, Allah menghiburnya dengan menurunkan satu ayat Al Qur'an kepada Rasulnya :
Rasulullah menegaskan bahwa keluarga dan kawan-kawannya akan masuk neraka. Alangkah sedihnya hati Salman dan dalam kesedihannya, Allah menghiburnya dengan menurunkan satu ayat Al Qur'an kepada Rasulnya :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا
وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Innalladziina aamanuu walladziina haaduu wannashaaraa
washshaabi iina man aamana billaahi wal yaumil aakhiri wa ‘amila shaalihan
falahum ajruhum ‘indarabbihim. Walaa khaufun ‘alaihim walaa hum yahzanuun”.
"Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan
tidak (pula) mereka bersedih hati". ~ QS 2 - Al-Baqaraħ: Ayat 62 ~
Salman bertekad untuk bisa membebaskan saudara dan
kawan-kawannya dari hukuman Allah, yaitu dengan cara menyebarkan Islam ke
Persia.
Allah mengabulkan keinginam Salman, pada saat khalifah Umar, Persia dapat ditaklukan dan Salman diangkat menjadi Gubernur di Madain ibukota Persia. Mulai saat itu penduduk Persia menganut agama Islam.
Allah mentakdirkan Salman mengakhiri hidupnya di tanah
kelahirannya Persia, pada kepemimpinan Utsman ibn Affan RA. Semoga Allah SWT
merahmati Salman Al Farisi orang asing diluar Arab yang berjuang menemukan
Tauhid dalam Islam.
Allah mengabulkan keinginam Salman, pada saat khalifah Umar, Persia dapat ditaklukan dan Salman diangkat menjadi Gubernur di Madain ibukota Persia. Mulai saat itu penduduk Persia menganut agama Islam.
No comments:
Post a Comment