Saturday, January 19, 2019

39. Asbabun Nuzul Surah 7 Al-A’raaf

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Al-A’raaf

28JAN
asbabun nuzul surah al-qur’an
31. “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid*, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan**. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(al-A’raaf: 31)
*Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling ka’bah atau ibadat-ibadat yang lain.
**Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
32. “Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat*.” Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui.”
(al-A’raaf: 32)
*Maksudnya: perhiasan-perhiasan dari Allah dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia Ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman, sedang di akhirat nanti adalah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.
Diriwayatkan oleh Muslim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa pada zaman jahiliyyah ada seorang wanita yang tawaf di baitullah dengan telanjang bulat dan hanya bercawat secarik kain. Ia berteriak-teriak dengan mengatakan: “Pada hari ini aku halalkan sebagian atau seluruhnya, kecuali yang kututupi ini.” Maka turunlah ayat ini (al-A’raaf: 31) memerintahkkan untuk berpakaian rapi apabila memasuki masjid, dan ayat selanjutnya (al-A’raaf: 32) memberikan peringatan kepada orang-orang yang mengharamkan apa yang dihalalkan Allah swt.
184. “Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan.”
(al-A’raaf: 184)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abusy Syaikh yang bersumber dari Qatadah, bahwa Nabi saw. berdiri di atas Bukit Shafa menyeru kaum Quraisy dengan menyebut nama-nama suku bangsanya, dan memberi peringatan akan siksa Allah yang pernah dan akan terjadi. Berkatalah di antara mereka: “Sesungguhnya temanmu ini gila, semalam suntuk ia bicara terus.” Maka Allah menurunkan ayat ini (al-A’raaf: 184) yang menegaskan bahwa Muhammad itu Rasulullah.
187. “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui”.
(al-A’raaf: 187)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan lain-lain, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah dan dijelaskan bahwa yang bertanya itu adalah kaum Quraisy, bahwa Ibnu Abi Qusyair dan Samuel bin Zaid menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: “Sekiranya engkau benar-benar Nabi sesuai dengan pengakuanmu, cobalah terangkan kepada kami, kapan waktunya kiamat, karena kami tahu kapan akan terjadinya.” Maka Allah menurunkan ayat ini (al-A’raaf: 187) yang menegaskan bahwa tak seorangpun mengetahui waktunya, kecuali Allah, dan akan tiba sekonyong-konyong.
204. “Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat*”
(al-A’raaf: 204)
*Maksudnya: jika dibacakan Al Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sembahyang maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjamaah ma’mum boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al Quran.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan lain-lain, yang bersumber dari Abu Hurairah bahwa turunnya ayat ini (al-A’raaf: 204) berkenaan dengan orang-orang yang membaca al-Qur’an dengan nyaring di waktu shalat bermakmum pada Nabi. Ayat ini memerintahkan untuk selalu mendengarkan dan memperhatikan bacaan imam.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abu Hurairah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Abdullah bin Mughaffal. Dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Mas’ud. Bahwa ayat ini (al-A’raaf: 204) turun berkenaan dengan orang-orang yang bercakap-cakap di waktu shalat. Ayat ini melarang berbicara ketika dibacakan al-Qur’an.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari az-Zuhri bahwa ayat ini (al-A’raaf: 204) turun berkenaan dengan seorang pemuda Anshar yang mengikuti bacaan ayat-ayat al-Qur’an yang dibacakan Rasulullah, sebelum beliau selesai membacanya. Ayat ini melarang mengganggu orang yang sedang membaca al-Qur’an.
Diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur di dalam Sunan-nya, dari Abu Ma’mar yang bersumber dari Muhammad bin Ka’b bahwa ketika para shahabat mendengar ayat al-Qur’an dari Rasulullah saw., merekapun mengulanginya sebelum Rasulullah selesai membacanya. Maka turunlah ayat ini (al-A’raaf: 204) yang memerintahkan untuk mendengar dan memperhatikan bacaan al-Qur’an.
Menurut as-Suyuti, melihat riwayat-riwayat di atas, ayat ini (al-A’raaf: 204) adalah Madaniyyah.
x


Surah al A'raaf

Al A’raaf:31. Wahai anak-anak Adam! Pakailah pakaian kamu Yang indah berhias pada tiap-tiap kali kamu ke tempat Ibadat (atau mengerjakan sembahyang), dan makanlah serta minumlah, dan jangan pula kamu melampau; Sesungguhnya Allah tidak suka akan orang-orang Yang melampaui batas.

Surah alA'raaf:32. Katakanlah (Wahai Muhammad): "Siapakah Yang (berani) mengharamkan perhiasan Allah Yang telah dikeluarkanNya untuk hamba-hambaNya, dan demikian juga benda-benda Yang baik lagi halal dari rezeki Yang dikurniakanNya?" katakanlah: "Semuanya itu ialah (nikmat-nikmat) untuk orang-orang Yang beriman (dan juga Yang tidak beriman) Dalam kehidupan dunia; (nikmat-nikmat itu pula) hanya tertentu (bagi orang-orang Yang beriman sahaja) pada hari kiamat". Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat keterangan Kami satu persatu bagi orang-orang Yang (mahu) mengetahui.

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa pada zaman Jahiliyah terdapat seorang wanita bertawaf di Baitullah dengan tidak memakai baju dan hanya bercawat dengan secebis kain. Kemudian dia menjerit dengan berkata: "Pada hari ini aku halalkan sebahagian atau seluruhnya kecuali yang kututupi ini." Maka turunlah ayat ini; (Surah al A'raaf: 7: 31) sebagai perintah untuk berpakaian lengkap apabila memasuki masjid. Kemudian ayat yang berikutnya (al A'raaf: 32) turun sebagai peringatan kepada orang-orang yang, mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah. (Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Abbas)

Surah al A'raaf:184. Patutkah mereka (ingkar dan) tidak mahu memikirkan (dengan fikiran Yang siuman bahawa) sahabat mereka (Muhammad) tidak sekali-kali mengidap penyakit gila (sebagaimana Yang mereka tuduh itu), bahkan ia hanyalah seorang (Pesuruh Allah) Yang memberi amaran Yang jelas.

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Nabi berdiri di atas bukit Safa sambil menyeru kepada kaum Quraisy dengan menyebut nama-nama suku bangsanya dan memberi peringatan akan seksaan Allah yang pernah dan yang akan terjadi. Kemudian berkatalah di antara mereka: "Sesungguhnya temanmu ini gila, semalam untuk dia terus berbicara."
Maka Allah menurunkan ayat di atas sebagai penjelasan bahawa Muhammad itu adalah Rasulullah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh dari Qatadah) 
"Mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang hari Kiamat: "Bilakah masa datangnya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan mengenainya hanyalah ada di sisi Tuhanku, tidak ada sesiapa pun yang dapat menerangkan kedatangannya pada waktunya melainkan Dia. (Huru-hara) hari Kiamat itu amatlah berat (menggerunkan makhluk-makhluk yang ada) dilangit dan di bumi, ia tidak datang kepada kamu melainkan secara mengejut." Mereka bertanya kepadamu seolah-olah engkau sedia mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan mengenai hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Surah al A'raaf: 7:187)
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Ibnu Abi Qusyair dan Samuel bin Zaid datang mengadap Nabi dan bertanya: "Terangkan kepada kami, bilakah berlakunya kiamat?, sekiranya benar engkau adalah seorang Nabi menurut pengakuanmu kerana kami tahu bilakah ia akan terjadi." Maka Allah menurunkan ayat di atas untuk menjelaskan bahawa tidak ada seorang pun yang tahu akan ketibaan waktunya kecuali Allah. Sesungguhnya ia akan tiba secara mengejut. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdan selainnya dari Ibnu Abbas) (Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarirdari Qatadah dan dijelaskan bahawa orang yang bertanya itu adalah kaum Quraisy) 

"Dan apabila al Quran itu dibacakan, maka dengarlah akan dia serta diamlah (dengan sebulat-bulat ingatan untuk mendengarnya) supaya kamu beroleh rahmat. "
(Surah al A'raaf: 7: 204)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa penurunan ayat di atas adalah berhubung dengan kisah orang-orang yang suka membaca al Quran dengan nyaring ketika sembahyang jemaah berimamkan Nabi.
Maka ayat di atas memerintahkan agar mendengar dan memerhatikan bacaan imam. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan selainnya dari Abi Hurairah) 
Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa terdapat orang-orang yang suka bercakap pada waktu sembahyang. Maka penurunan ayat ini adalah sebagai larangan berbicara pada waktu dibacakan ayat suci al Quran. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Hurairah) (Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari Abdullah bin Mughaffal) (Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarirdari Ibnu Mas'ud) 
Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah al A'raaf: 7: 204) turun disebabkan oleh seorang pemuda dari Kaum Ansar yang suka mengikut bacaan ayat-ayat al Quran yang dibaca oleh Nabi sebelum Nabi selesai membacanya. Ayat ini melarang mengganggu orang yang sedang membaca al Quran. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari az Zuhri) 
Dalam riwayat lain pula ada dikemukakan bahawa ketika para sahabat mendengar bacaan ayat al Quran dari Rasulullah, mereka pun mengulanginya sebelum Rasulullah selesai membacanya. Maka turunlah ayat ini (Surah al A'raaf: 7: 204) sebagai perintah untuk memdengar dan memerhatikan bacaan al Quran. (Diriwayatkan oleh Said bin Mansurdalam sunannya dari Abu Ma'mar dari Muhammad bin Kaab) 
KETERANGAN
Menurut pendapat as Sayuthi, berpandukan kepada riwayat-riwayat di atas ayat ini adalah ayat Madaniyah.

No comments:

Post a Comment

 
back to top