Saturday, January 19, 2019

40. Asbabun Nuzul Surah Al-Jinn - سورة الجن QS72:1,6,16 ,18,22

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Al-Jinn

15JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
1. Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya Kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,
(Al-Jinn: 1)
Diriwayatkan oleh al-Bukhori, at-Tirmidzi, dll yang bersumber dari dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah saw tidak pernah membaca al-Qur’an kepada Jid, dan tidak pernah melihat mereka. Ketika Rasulullah saw bersama rombongan shahabatnya menuju pasar ‘Ukazh, sesampainya di Tuhamah, beliau dan rombongan berhenti untuk sholat fajar (shubuh). Hal ini menyebabkan berita-berita di langit yang biasa dicuri setan-setan, terhalang. Bahkan setan-setan itu mendapatkan lemparan bintang-bintang sehingga terpaksa pulang kepada kaumnya. Setibanya di tempat kaumnya, setan-setan itu ditanya: “Apa yang terjadi hingga kalian kembali ?” Mereka menjawab: “Kami terhalang untuk mendapatkan berita langit, bahkan kami dikejar bintang-bintang” Kaumnya berkata: “Tak mungkin terhalang antara kita dan berita langit. Tentu ada penyebabnya. Menyebarlah kalian ke timur dan ke barat, dan carilah sebab penghalangnya.” Merekapun menyebar ke timur dan ke barat mencari sebab penghalang tersebut, sehingga sampailah sebagian mereka ke Tuhamah, tempat Rasulullah saw berhenti untuk menunaikan sholat shubuh. Mereka mendengar bacaan Rasulullah serta memperhatikannya, kemudian berkata: “Demi Allah, inilah yang menghalangi kita dengan berita dari langit.” Merekapun pulang ke kaumnya dan menyampaikan kejadian itu. Mereka mengagumi al-Qur’an yang membawa mereka ke jalan Petunjuk Allah, sehingga mereka pun beriman. Maka turunlah ayat ini (Al-Jinn: 1) sebagai pemberitahuan kepada Nabi saw. Agar kejadian tersebut diberitahukan pula kepada umatnya.
Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi di dalam Kitab Shafwatush Shafwah dengan sanad yang bersumber dari Sahl bin ‘Abdillah bahwa ketika Sahl bin ‘Abdillah berada di bekas negeri ‘Ad, terlihat olehnya sebuah kota yang di tengahnya terdapat sebuah gedung batu berukir yang dihuni jin. Iapun masuk ke dalam gedung itu. Ternyata di dalamnya terdapat seorang kakek-kakek yang tinggi besar sedang sholat menghadap kiblat. Kakek-kakek tersebut memakai jubah yang terbuat dari wol yang sangat indah. Sahl mengagumi bentuk tubuh si kakek yang tinggi besar itu, lebih-lebih keindahan jubahnya. Kemudian Sahl member salam kepadanya. Si kakek menjawab salamnya dan berkata: “Hai Sahl. Sesungguhnya badan itu tidak merusak pakaian, akan tetapi yang merusak pakaian adalah bau dosa dan makanan yang haram. Jubah yang kupakai ini berumur tujuh ratus tahun. Dalam jangka waktu itu aku bertemu dengan Isa a.s. dan Muhammad saw. Aku beriman pada keduanya.” Sahl berkata: “Siapakah tuan ?” Kakek itu menjawab : “Aku termasuk di antara yang tersebut dalam ayat, qul uuhiya ilayya annahustama’a nafarum minal jinn.. Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya Kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,
(Al-Jinn: 1)”
6. dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan* kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jinn: 6)
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan Abusy Syaikh di dalam Kitab al-‘Azhamah yang bersumber dari Kardam bin Abis Sa-ib al-Anshari bahwa Kardam bin Abis Sa-ib al Anshari berangkat dengan bapaknya ke Madinah untuk suatu keperluan. Pada waktu itu Rasulullah saw baru dikenal orang sebagai Rasul. Di perjalanan mereka menginap di rumah seorang penggembala kambing. Pada tengah malam seekor serigala membawa lari seekor anak kambing. Maka keluarlah penggembala itu sambil berteriak: “Hai penjaga lembah (maksudnya jin), tetanggamu!” Terdengarlah suara yang memanggil (tanpa terlihat sosoknya): “Hai Sirhan (memanggil srigala itu)!” Maka kembalilah anak kambing itu mengembik ketakutan dan masuk ke tempat asalnya. Sehubungan dengan peristiwa itu, Allah menurunkan ayat ini (Al-Jinn: 6) kepada RasulNya di Mekah, yang memberitahukan bahwa orang-orang yang meminta perlindungan kepada jin.
Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad yang bersumber dari Abu Raja’ al-‘Atharidi, seorang bani Tamim bahwa ketika Rasulullah saw diutus sebagai Rasul, Abu Raja’ al-Atharidi bekerja sebagai penggembala untuk membiayai kehidupan keluarganya. Ia melarikan diri bersama keluarganya, dan sampai di suatu dataran yang luas. Pada malam hari pun mereka menetap di sana tanpa tempat berlindung. Berkatalah yang tertua diantara mereka: “Kami berlindung kepada yang perkasa di lembah ini dari golongan jin pada malam ini.”
* Ada di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, Maka mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap Kuasa di tempat itu.
16. dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).
(Al-Jinn: 16)
18. dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.
(Al-Jinn: 18)
22. Katakanlah: “Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya”.
x

Surah al Jin

"Katakanlah (wahai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku, bahawa sesungguhnya satu rombongan jin telah mendengar (al Quran yang aku bacakan), lalu mereka (menyampaikan hal itu kepada kaumnya dengan) berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar al Quran (sebuah Kitab Suci) yang susunannya dan kandungannya sungguh menakjubkan!" (Surah al Jin: 72:1)
x

Surah Al-Jinn - سورة الجن

[72:1] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]


Bismillah
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.'

72_1
Katakanlah (wahai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku, bahawa sesungguhnya: satu rombongan jin telah mendengar (Al-Quran yang aku bacakan), lalu mereka (menyampaikan hal itu kepada kaumnya dengan) berkata: `Sesungguhnya kami telah mendengar Al-Quran (sebuah Kitab Suci) yang susunannya dan kandungannya sungguh menakjubkan!
(Al-Jinn 72:1) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 572 - ٥٧٢

x
Terdapat suatu riwayatyang mengemukakan bahawa Rasulullah s.a.w. tidak pernah membacakan kepada jin al Quran dan tidak pernah melihat mereka. Ketika Rasulullah s.a.w. bersama rombongan sahabat menuju ke pasar Ukkadh, setibanya baginda di Tuhamah, Rasulullah s.a.w. dan rombongan berhenti untuk mendirikan sembahyang Subuh.

Perkara ini menyebabkan berita-berita di langit yang dicuri oleh syaitan terhalang, malahan mereka mendapat lemparan bintang-bintang sehingga terpaksa pulang ke kaumnya. Setibanya ia di tempat kaumnya, syaitan itu pun ditanya: "Apa yang terjadi sehingga kalian kembali?" Mereka menjawab: "Kami terhalang untuk mendapatkan berita dari langit. Bahkan kami dikejar oleh bintang-bintang. "Kaumnya berkata: "Kita tidak mungkin terhalang dari berita langit. Tentu ada sebabnya. Bertebaranlah kalian ke Timur dan Barat dan carilah sebab kepada penghalangan ini."

Maka, bertebaranlah mereka ke Timur dan Barat sehingga sebahagian daripada mereka pun tiba di Tuhamah tempat Rasulullah s.a.w. berhenti untuk sembahyang Subuh. Mereka mendengar bacaan Rasul serta memerhatikannya, lalu berkata: "Demi Allah, inilah yang menghalang kita untuk mendapatkan berita dari langit."

Kemudian, mereka pun pulang ke kaum mereka dan menyampaikan berita tersebut sambil mengagumi al Quran yang membawa mereka ke jalan penuh hidayat Allah, sehingga mereka beriman. Maka, turunlah ayat ini (Surah al Jin: 72:1) sebagai pemberitahuan kepada kepada Nabi Muhammad s.a.w. untuk diceritakan kepada umatnya tentang kejadian tersebut. [At Tirmizi, juz 5, hal 98-99, hadis 3379] (Diriwayatkan oleh al Bukhari dan at Tirmizi dan yang lainnya dari Ibnu Abbas)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa ketika Sahl bin Abdillah berada di tempat tinggalan negara 'Ad, dia terlihat kesan sebuah kota yang di tengahnya terdapat sebuah gedung batu terukir yang dihuni oleh jin. Dia pun masuk ke dalam gedung itu, dan di dalamnya terdapat seorang lelaki yang tinggi besar sedang sembahyang menghadap kiblat. Dia memakai jubah yang dibuat daripada bulu yang sangat indah. Dia mengagumi bentuk tubuh orang itu yang tinggi besar, akan tetapi dia lebih mengagumi keindahan jubahnya.

Kemudian dia pun memberi salam kepadanya. Lalu lelaki itu menjawab salamnya dan berkata: "Hai Sahl, sesungguhnya badan itu tidak merosakkan pakaian tetapi yang merosakkan pakaian adalah bau dosa dan makanan yang haram. Jubah yang aku pakai ini berusia tujuh ratus tahun dan dalam jangka waktu itu aku bertemu dengan Isa dan Muhammad (alaihimas salam). Aku beriman kepada keduanya."

Maka, berkatalah Sahl: "Siapakah tuan?" Lelaki itu menjawab: "Aku termasuk di antara yang disebutkan di dalam ayat: "qui uhiya ilayya annahus tama'a nafarun minaljinni."(Surah al Jin: 72:1) (Diriwayatkan oleh Ibnu Jauzi di dalam kitab Shafwatush Safwan dengan sanadnya dari Sahl bin Abdillah)

"Dan bahawa sesungguhnya adalah (amat salah perbuatan) beberapa orang dari manusia, menjaga dan melindungi dirinya dengan meminta pertolongan kepada ketua-ketua golongan jin, kerana dengan permintaan itu mereka menjadikan golongan jin bertambah sombong dan jahat." (Surah al Jin: 72: 6)
x
x
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa Kardam Ibnu Abi Saib al Anshari telah berangkat ke Madinah dengan bapanya untuk keperluan tertentu. Pada waktu itu orang ramai baru hendak mengenal Rasulullah s.a.w. sebagai Rasul. Dalam perjalanan, mereka menginap di rumah seorang penggembala kambing. Pada tengah malam, seekor serigala membawa lari seekor anak kambing, maka keluarlah penggembala itu sambil bertempik: "Hai penjaga lembah (yang dimaksudkan adalah jin) tetanggamu." Maka, terdengarlah suara yang memanggil (tetapi orangnya tidak kelihatan): "Hai Sirhan." (memanggil serigala).

Maka, kembalilah anak kambing itu mengembik ketakutan dan masuk ke tempat asalnya.

Sehubungan dengan peristiwa ini, Allah menurunkan kepada RasulNya di Mekah ayat ini (Surah al Jin: 72:6) yang memberitahu bahawa ada orang yang meminta perlindungan dari Jin. (Diriwayatkan oleh Ibnu Munzir, Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh di dalam kitab alAzimah dari Kardam bin Abi Sais al Ansari)

Dalam riwayat lain pula dikemukakan bahawa ketika Rasulullah s.a.w. diutus sebagai Rasul, Abi Raja al Atharidi yang bekerja sebagai pengembala kambing untuk membiayai keluarganya, telah lari bersama keluarganya dan sampai ke suatu tanah dataran yang luas. Pada malam harinya juga dia dan keluarganya berada di situ tanpa tempat berlindung. Orang tertua dari mereka telah berkata: "Kami berlindung kepada yang perkasa di lembah ini dari golongan jin pada malam ini." Adapun, mereka yang lain turut meniru ucapan itu.

Kemudian, sampai berita kepada mereka bahawa tuntutan yang di bawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. ialah: "Syahadatu alia ilaha illallah wa anna muhammadar rasulullah." Barangsiapa yang mengakui (berikrar) dengan syahadah ini, jiwa dan hatinya akan selamat. Maka, mereka pun pulang dan memeluk Islam. Seterusnya Abu Raja' berkata: "Aku yakin bahawa ayat ini (Surah alJin: 72:6) turun berkenaan dengan diri dan teman-temanku." (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'd dari Abi Raja Zal Atharid suku Tamim)

Dalam riwayat lain pula mengemukakan bahawa Rafi' bin Umair (dari Bani Tamim) menceritakan peristiwa kali pertama dia memeluk Islam. Pada suatu malam, ketika dia berjalan di persisiran pantai, dia merasa mengantuk. Lalu, dia pun turun dari kenderaannya dan tidur. Sebelum tidur, dia meminta pertolongan dari Jin penjaga lembah itu agar melindunginya pada malam itu. Kemudian, dalam tidurnya dia telah bermimpi melihat seorang lelaki yang membawa tombak yang akan digunakan untuk ditusuk ke tulang rusuk untanya. Dia pun bangun dengan terkejut dan terus melihat ke kiri dan ke kanan. Kemudian, dia memujuk dirinya bahawa itu hanyalah mimpi dan tidur kembali.

Sekali lagi dia bermimpi perkara yang sama dan terkejut bangun. Tiba-tiba dia lihat untanya bergerak meronta-ronta sehingga dia terlihat lelaki yang membawa tombak seperti dalam mimpinya dan seorang tua yang memegang tangan si pemuda itu untuk menghalangnya dari melakukan apa yang diingini. Pada waktu keduanya sedang bertengkar dan berselisih, tiba-tiba datanglah tiga ekor seladang. Maka berkatalah orang tua itu kepada pemuda tadi: "Ambillah yang mana engkau suka sebagai ganti kepada unta tetanggaku yang terdiri dari kaum manusia ini."

Maka, berangkatlah si pemuda tadi dan menangkap salah seekor seladang tadi dan kemudiannya menghilang. Kemudian, Rafi’ menoleh ke arah orang tua tadi yang sedang berkata: "Wahai saudara! Apabila engkau berhenti pada suatu lembah di antara lembah-lembah ini dan engkau merasa takut, ucapkanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Muhammad dari bahaya lembah ini dan janganlah engkau berlindung kepada jin kerana ia telah kehilangan kekuatannya." Lalu, Rafi’ pun bertanya: "Siapakah Muhammad itu?" Dia menjawab: "Baginda adalah seorang Nabi berbangsa Arab, bukan bangsa Timur dan bukan juga bangsa Barat. Baginda lahir pada hari Isnin." Rafi’ bertanya lagi: "Dimana tempat tinggalnya?" Dia menjawab: "Di Yathrib (Madinah) yang banyak pohon kurma."

Selepas itu, Rafi' pun berangkat menaiki kenderaannya dan ketika waktu Subuh, dia pun sampai ke Madinah setelah menempuh perjalanan yang sangat sukar. Rasulullah s.a.w. melihat Rafi', dan kemudian, baginda menceritakan kepadanya tentang Islam dan mengajaknya memeluk Islam.

Menurut Said bin Jubair, ayat ini (Surah al Jin: 72: 6) turun berkenaan dengan Rafi’ bin Tamim ini. (Diriwayatkan oleh al Karaithi di dalam kitab Hawatiful Jan dari Abdullah bin Muhammad al Balawi dari Imarah bin Zaid dari Abdullah bin al Ala dari Muhammad bin Akbardari Said bin Jubair)

"(Nabi Muhammad diwahyukan menerangkan lagi): "Dan bahawa sesungguhnya! Kalaulah mereka (manusia dan jin) itu berjalan betul di atas jalan (Islam), sudah tentu Kami (akan memberikan mereka sebab-sebab kemewahan, terutama) menurunkan hujan lebat kepada mereka. " (Surah al Jin: 72: 16)
x
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah al Jin: 72: 16) diturunkan adalah berkenaan dengan peristiwa kemarau yang berlaku selama tujuh tahun kepada kaum kafir Quraisy sebagai peringatan di atas kekufuran mereka. (Diriwayatkan oleh al Karaithi di dalam kitab Hawatiful Jan dari Muqatil)

janganlah kamu seru dan sembah sesiapa pun bersama-sama Allah." (Surah al Jin: 72: 18)
x
x
Terdapat suatu riwayat yang mengemukakan bahawa jin berkata kepada Nabi Muhammad s.a.w.: "Ya Rasulullah, izinkanlah kami sembahyang berjemaah bersamamu di masjidmu ini." Maka, Allah menurunkan ayat ini (Surah al Jin: 72: 18) sebagai penjelasan bahawa masjid itu hanyalah kepunyaan Allah s.w.t. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Salleh dari Ibnu Abbas)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan pula bahawa jin berkata kepada Nabi s.a.w.: "Bagaimana kami dapat datang ke masjid-masjid ini sedangkan kami jauh, bagaimana kami dapat sembahyang berjemaah bersama tuan padahal kami jauh dari tempat tuan."

Maka turunlah ayat ini (Surah al Jin: 72: 18) yang menjelaskan bahawa sembahyang itu boleh didirikan di mana-mana masjid sekali pun. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Said bin Jubair)

"Dan bahawa sesungguhnya masjid-masjid itu untuk (ibadat kepada) Allah semata-mata. Maka "Katakanlah lagi: "Sesungguhnya aku, tidak sekali-kali akan dapat diberi perlindungan oleh sesiapapun dari (azab) Allah (jika aku menderhaka kepadaNya), dan aku tidak sekali-kali akan mendapat tempat perlindungan selain daripadaNya." (Surah al Jin: 72: 22)
x
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa pembesar jin yang mempunyai ramai pengikut telah berkata kepada anak buahnya: "Muhammad hanya ingin dilindungi oleh Allah, tetapi akulah yang sebenarnya melindungi dia."

Maka Allah menurunkan ayat ini (Surah al Jin: 72: 22) sebagai penjelasan bahawa Allah sahajalah yang dapat melindunginya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Hadhrami)

No comments:

Post a Comment

 
back to top