Saturday, January 19, 2019

59. Asbabun Nuzul Surah 39 Az-Zumar

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Az-Zumar

17JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
3. Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
(az-Zumar: 3)
Diriwayatkan oleh Jawaibir yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ayat ini (az-Zumar:3) turun berkenaan dengan tiga suku bangsawan: ‘Amir, Kinanah, dan Bani Salamah, yang menyembah berhala. Mereka menganggap bahwa malaikat itu putri-putri Allah, serta penyembahan terhadap berhala-berhala itu hanyalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ayat ini (az-Zumar: 3) turun sebagai penegasan dari Allah bahwa ucapan mereka itu hanyalah dusta belaka dan kedustaannya itu akan dibuktikan kelak di akhirat.
9. (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
(az-Zumar: 9)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu ‘Umar bahwa yang dimaksud dengan, amman huwa qaanit… ([apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung] ataukah orang yang beribadah…) dalam ayat ini (az-Zumar: 9) ialah ucapan ‘Utsman bin ‘Affan (yang selalu bangun malam sujud kepada Allah swt.)
Menurut riwayat Ibnu Sa’d dari al-Kalbi, dari Abu Shalih, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas, orang yang dimaksud dalam ayat 9 adalah ‘Ammar bin Yasir.
Menurut riwayat Juwaibir yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas, orang-orang yang dimaksud dalam ayat ini adalah Ibnu Mas’ud, ‘Ammar bin Yasir, dan Salim, maulaa Abu Hudzaifah.
Menurut riwayat Juwaibir yang bersumber dari ‘Ikrimah, orang yang dimaksud dalam ayat 9 ini adalah ‘Ammar bin Yasir.
17. Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya* dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku,
18. Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya**. mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal.
(az-Zumar: 17-18)
* Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.
** maksudnya ialah mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran Al Quran dan ajaran-ajaran yang lain, tetapi yang diikutinya ialah ajaran-ajaran Al Quran Karena ia adalah yang paling baik.
Diriwayatkan oleh Juwaibir dengan menyebutkan sanadnya yang bersumber dari Jabir bin ‘Abdillah bahwa setelah turun ayat, lahaa sab’atu abwaab… (jahanam itu mempunyai tujuh pintu…) (al-Hijr: 44), datanglah seorang laki-laki Ansar menghadap Rasulullah saw. dan berkata: “Ya Rasulullah, aku mempunyai tujuh hamba yang telah aku merdekakan seluruhnya untuk ketujuh pintu neraka.” Ayat ini (az-Zumar: 17-18) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menyatakan bahwa orang tersebut telah mengikuti petunjuk Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Zaid bin Aslam bahwa yang dimaksud dengan, wal ladziinajtanabuth thaaghuut…. (dan orang-orang yang menjauhi taghut…) dalam ayat ini (az-Zumar: 17) ialah Zaid bin ‘Amr bin Nafil, Abu Dzarr al-Ghifari, dan Salman al-Farisi yang di zaman jahiliyah mengaku bahwa “tiada tuhan kecuali Allah”.
23. Allah Telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang *, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
(az-Zumar:23)
*maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih Kuat pengaruhnya dan lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.
Asbabun nuzul ayat ini sudah diterangkan di surat Yusuf ayat 3.
36. Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? dan siapa yang disesatkan Allah Maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya.(az-Zumar: 36)
Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaq yang bersumber dari Ma’mar bahwa kaum musyrikin berkata kepada Nabi: “Hentikanlah makianmu terhadap tuhan-tuhan kami, atau kami perintahkan tuhan-tuhan kami untuk menjadikan engkau sinting.” Ayat ini (az-Zumar:36) turun sebagai penegasan kepada Nabi Muhammad saw bahwa hanya Allah yang dapat memberi petunjuk.
45. Dan apabila Hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.
(az-Zumar: 45)
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Mujahid bahwa ayat ini (az-Zumar: 45) turun berkenaan dengan kegembiraan orang-orang musyrikin saat mendengar nama tuhannya disebut-sebut oleh Rasulullah, ketika membaca surah an-Najm ayat 19 di dekat Ka’bah.
53. Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa* semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(az-Zumar: 53)
* dalam hubungan Ini lihat surat An Nisa ayat 48. Asbabun nuzul ayat 53 az-Zumar ini telah diterangkan dalam asbabun nuzul surah al-Furqon ayat 68, menurut riwayat asy-syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dengan sanad yang shahih, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ayat ini (az-Zumar: 53) turun berkenaan dengan kaum musyrikin Mekah, yang keterlaluan dalam melakukan maksiat. Ayat ini memperingatkan mereka untuk tidak putus harapan mencari ampunan Allah.
Diriwayatkan oleh al-Hakim dan ath-Thabarani, yang bersumber dari Ibnu ‘Umar bahwa Ibnu ‘Umar berkata: “Kami pernah menganggap bahwa tobat seseorang yang menyeleweng dari agama Islam, bahkan meninggalkannya dengan penuh kesadaran, tidak akan diterima. Ketika Rasulullah tiba di Madinah (saat hijrah dari Mekah) turunlah ayat ini (az-Zumar: 53)”, yang menegaskan bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-hamba-Nya walaupun telah melampaui batas.
Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dengan sanad yang lemah yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah mengirim utusan kepada Wahsyi (pembunuh paman beliau, Hamzah) agar dia masuk Islam. Wahsyi menjawab: “Bagaimana mungkin engkau mengajak aku masuk agama Islam, padahal engkau menganggap bahwa orang yang membunuh, berzina, atau syirik, akan mendapat siksa, bahkan dilipatgandakan siksanya pada hari kiamat, serta abadi di dalamnya dengan terhina. Aku termasuk orang seperti itu. Apakah ada pengecualian bagiku?” Maka turunlah surah Maryam ayat 60 dan surah al-Furqon ayat 70, yang menunjukkan jalan seharusnya.
Setelah turun ayat tersebut, Wahsyi berkata: “Syarat itu terlalu berat bagiku. Mungkin aku tidak akan sanggup melaksanakannya.” Maka turunlah surah an-Nisa’ ayat 48 dan 116, yang menegaskan bahwa Allah akan mengampuni dosa seseorang kecuali syirik.
Sehubungan dengan turunnya ayat tersebut, Wahsyi berkata: “Aku masih ragu, apakah aku termasuk orang yang dikehendaki Allah untuk diampuni? Apakah ada ketentuan selain itu?” Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (az-Zumar: 53) yang melarang berputus asa dari rahmat Allah. Setelah ayat tersebut turun, Wahsyi berkata: “Inilah yang aku harapkan.” Kemudian iapun masuk Islam.
64. Katakanlah: “Maka apakah kamu menyuruh Aku menyembah selain Allah, Hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?”
65. Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
66. Karena itu, Maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.
(az-Zumar: 64- 66)
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam kitab ad-Dalaa-i, yang bersumber dari al-Hasan al Bashri bahwa kaum musyrikin berkata: “Apakah engkau menganggap nenek moyangmu termasuk orang sesat hai Muhammad?” Ayat ini (az-Zumar 64-66) turun sebagai jawaban atas pertanyaan mereka. Ayat tersebut menegaskan bahwa sebelum Nabi Muhammad, telah diturunkan pula wahyu kepada nabi-nabi sebelumnya yang harus ditaati, sedang orang-orang musyrik akan rugi selama-lamanya.
67. Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya*. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi dia dari apa yang mereka persekutukan.
*ayat Ini menggambarkan kebesaran dan kekuasaan Allah dan Hanya dialah yang berkuasa pada hari kiamat.
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi –menurutnya, hadits ini shahih yang bersumber dari ‘Abbas bahwa seorang Yahudi lewat di depan Nabi saw. dan bertanya: “Bagaimana pendapatmu (Islam), hai Abul Qasim, tentang Allah yang meletakkan langit, bumi, air, serta gunung-gunung seperti yang kita lihat sekarang ini?” Maka turunlah ayat ini (az-Zumar: 67) yang menegaskan bahwa orang-orang Yahudi tidak menghormati Allah sebagaimana mestinya, yaitu bahwa bumi dan langit ada di Tangan kekuasa Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari al Hasan bahwa pada suatu pagi kaum Yahudi memperhatikan dan menganalisis tentang kejadian langit, bumi, dan malaikat, lalu mengambil kesimpulan yang tidak sesuai dengan keagungan Yang menciptakannya. Ayat ini (az-Zumar: 67) turun sebagai keterangan ihwal keagungan Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Jubair bahwa kaum Yahudi memperbincangkan sifat Rabb tanpa menggunakan ilmu pengetahuan yang seharusnya. Maka Allah menurunkan ayat ini (az-Zumar: 67) sebagai keterangan bahwa bumi dan langin di bawah kekuasaan Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari ar-Rabi’ bin Anas bahwa ketika turun ayat…wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardl…(… kursi Allah meliputi langit dan bumi…)(al-Baqoroh: 255), ada orang-orang yang bertanya: “Ya, Rasulullah, kursi itu (bentuknya) begini, lalu bagaimana dengan Arasy?” Maka Allah menurunkan ayat ini (az-Zumar: 67) sebagai gambaran bahwa Allah Maha Suci dan Maha Mulia dari segala persamaan.

x


Surah az Zumar

"Ingatlah! (Hak yang wajib dipersembahkan) kepada Allah ialah segala ibadat dan bawaan yang suci bersih (dari segala rupa syirik). Dan orang-orang musyrik yang mengambil selain dari Allah untuk menjadi pelindung dan penolong (sambil berkata): "Kami tidak menyembah atau memujanya melainkan supaya mereka mendampingkan kami kepada Allah sehampir-hampirnya. Sesungguhnya Allah akan menghukum di antara mereka (dengan orang-orang yang tidak melakukan syirik) tentang apa yang mereka berselisihan padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberI hidayat petunjuk kepada orang-orang yang tetap berdusta (mengatakan yang bukan-bukan), lagi sentiasa kufur (dengan melakukan syirik)." (Surah az Zumar: 39: 3)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat di atas turun berkenaan dengan tiga suku bangsawan iaitu Amir, Kinanah dan Bani Salamah. Kesemua mereka ini menyembah berhala dan menganggap bahawa malaikat itu adalah puteri-puteri Allah serta penyembahan terhadap berhala-berhala itu hanyalah untuk menghampirkan diri kepada Allah.

Maka penurunan ayat ini (Surah az Zumar: 39: 3) adalah sebagai penjelasan dari Allah bahawa ucapan mereka itu hanyalah dusta belaka dan kedustaan mereka itu akan dibuktikan di akhirat kelak. (Diriwayatkan oleh Juwaibir dari Ibnu Abbas)

"(Engkaukah yang lebih baik) atau orang yang taat mengerjakan ibadat pada waktu malam dengan sujud dan berdiri sambil takutkan (azab) hari akhirat serta mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah lagi (kepadanya): "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna." (Surah az Zumar: 39: 9)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa yang dimaksudkan dengan 'amman huwa qanitun" dI dalam ayat ini (Surah az Zumar: 39: 9) ialah Uthman bin Affan yang selalu bangun malam sujud kepada Allah Taala. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Umar) 

KETERANGAN
Menurut riwayat Ibnu Saad, al Kalbi dari Abi Salleh dari Ibnu Abbas, orang yang dimaksudkan dengan ayat ini (Surah az Zumar: 39: 3) adalah Ammar bin Yasir.
Menurut riwayat Juwaibir dari Ibnu Abbas, orang yang dimaksudkan di dalam ayat ini ialah Ibnu Mas'ud, Ammar bin Yasir dan Salim Maula Abi Huzaifah.

Menurut riwayat Juwaibir pula dari Ikrimah orang yang dimaksudkan di dalam ayat ini ialah Ammar bin Yasir.

"Dan orang-orang yang menjauhi dirinya dari menyembah atau memuja Taghut serta mereka rujuk kembali taat bulat-bulat kepada Allah, mereka akan beroleh berita yang menggembirakan (sebaik-baik sahaja mereka mulai meninggal dunia); oleh itu gembirakanlah hamba-hambaKu." (Surah az Zumar: 39:17)

"Yang berusaha mendengar perkataan-perkataan yang sampai kepadanya lalu mereka memilih dan menurut akan yang sebaik-baiknya (pada segihukum agama); mereka itulah orang-orang yang diberi hidayat petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang berakal sempuma." (Surah az Zumar: 39:18)
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa setelah turun ayat “laba sab'atu abwabin” [neraka jahanam mempunyai 7 pintu] dari (Surah al Hijr: 15: 44) datanglah seorang lelaki Ansar mengadap Nabi dan berkata: "Ya Rasulullah aku mempunyai tujuh orang hamba dan aku telah memerdekakan kesemuanya untuk ketujuh pintu neraka." Maka turunlah ayat ini (Surah az Zumar: 39: 17-18) berkenaan dengan peristiwa itu yang menyatakan bahawa orang tersebut telah mengikut petunjuk Allah. (Diriwayatkan oleh Juwaibir dengan menyebut sanadnya dari Jabir bin Abdillah) 

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa orang yang dimaksudkan di dalam firman Allah ini "alladzinaj tanabut thaghut" (Surah az Zumar: 39: 17) ialah Zaid bin Amr bin Nafil, Abu Zar al Ghifari dan Salman al Farisi yang pada zaman jahiliyah telah mengaku bahawa "Tiada Tuhan kecuali Allah" (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Zaid bin Aslam)

"Allah telah menurunkan sebaik-baik perkataan iaitu Kitab Suci al Quran yang bersamaan isi kandungannya antara satu dengan yang lain (tentang benarnya dan indahnya), yang berulang-ulang (keterangannya, dengan berbagai cara); yang (oleh kerana mendengarnya atau membacanya) kulit badan orang-orang yang takutkepada Tuhan mereka menjadi seram; kemudian kulit badan mereka menjadi lembut serta tenang tenteram hati mereka menerima ajaran dan rahmat Allah. Kitab Suci itulah hidayat petunjuk Allah; Allah memberi hidayat petunjuk dengan al Quran itu kepada sesiapa yang dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya); dan (ingatlah) sesiapa yang disesatkan Allah (disebabkan pilihannya yang salah), maka tidak ada sesiapa pun yang dapat memberi hidayat petunjuk kepadanya." (Surah az Zumar: 39: 23)

Ayat ini telah diterangkan asbab nuzulnya di dalam Surah Yusuf iaitu surah yang ke-12 pada ayat yang ke-3.

"Bukankah Allah cukup untuk mengawal dan melindungi hambaNya (yang bertakwa)? Dan mereka menakutkanmu (wahai Muhammad) dengan yang mereka sembah yang lain dari Allah. Dan (ingatlah) sesiapa yang disesatkan oleh Allah (dengan pilihannya yang salah), maka tidak ada sesiapa pun yang dapat memberi hidayat petunjuk kepadanya." (Surah az Zumar: 39: 36)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa kaum musyrikin berkata kepada Nabi: "Hentikan cacianmu terhadap tuhan-tuhan kami, atau kami perintahkan tuhan kami untuk menjadikan engkau seorang yang kurang siuman."

Maka ayat ini (Surah az Zumar: 39: 36) turun sebagai penjelasan kepada Nabi Muhammad bahawa hanya Allah yang dapat memberi petunjuk. (Diriwayatkan oleh Abdul Razak dari Ma'mar) 

dan (di antara keburukan orang-orang Yang melakukan syirik): apabila disebut nama Allah semata-mata (di Dalam doa dan sebagainya), segan serta liarlah hati mereka Yang tidak beriman kepada hari akhirat; dan apabila disebut nama-nama Yang mereka sembah dan puja Yang lain dari Allah, mereka Dengan serta merta riang dan gembira. (Surah az Zumar: 39:45)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat di atas turun berkenaan dengan kegembiraan orang-orang musyrikin ketika mendengar nama tuhan mereka disebut-sebut oleh Rasulullah ketika baginda membaca (surah an Najm: 53: 19) berhampiran dengan Kaabah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Munzirdari Mujahid)

"Katakanlah (wahai Muhammad): "Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus-asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dialah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (Surah az Zumar: 39: 53)

Asbab nuzul ayat ini telah diterangkan dalam asbab nuzul (Surah al Furqaan: 25: 68) menurut riwayat sahihain. 

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah az Zumar: 39: 53) turun berkenaan dengan kaum musyrikin Mekah yang keterlaluan di dalam melakukan maksiat kepada Allah. Maka penurunan ayat ini adalah sebagai peringatan kepada mereka supaya tidak putus harapan di dalam mencari keampunan dari Allah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dengan sanad yang sahih dari Ibnu Abbas)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Ibnu Umar berkata: "Kami pernah rnenganggap bahawa taubat seseorang yang menyeleweng dari agama Islam, bahkan meninggalkannya dengan penuh kesedaran tidak akan diterima oleh Allah." Ketika Rasulullah tiba ke Madinah turunlah ayat ini (Surah az Zumar: 39:53) sebagai penjelasan bahawa Allah akan memberi ampun ke atas dosa yang telah dilakukan walaupun telah melampaui batas. (Diriwayatkan oleh al Hakim dan at Thabarani dari
Ibnu Umar)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Rasulullah menghantar seorang utusan kepada Wahsyi iaitu pembunuh Hamzah menyeru agar dia masuk Islam. Wahsyi menjawab: "Bagaimana mungkin engkau mengajak aku masuk Islam, padahal engkau menganggap bahawa orang yang membunuh dan berzina atau berbuat syirik akan mendapat seksaan bahkan seksaannya akan dilipat gandakan pada hari kiamat serta kekal di dalamnya dengan kehinaan. Aku termasuk golongan orang seperti itu. Apakah ada pengecualian bagiku?"

Maka turunlah ayat ini (Surah Maryam: 19: 60) dan (Surah al Furqaan: 25: 70) yang menunjukkan jalan yang sepatutnya.

Setelah turun ayat ini Wahsyi berkata: "Syarat itu terlalu berat bagiku, mungkin aku tidak boleh melaksanakannya," Maka turunlah ayat (Surah an Nisaa': 4:48 dan 116) sebagai penjelasan bahawa Allah akan mengampuni dosa seseorang kecuali dosa syirik.

Dengan turunnya ayat ini Wahsyi berkata lagi: "Aku masih meragui, apakah aku termasuk orang yang dikehendaki oleh Allah untuk diampuni? Apakah ada ketentuan selain itu?" Maka Allah menurunkan ayat di atas (Surah az Zumar: 39: 53) yang melarang berputus asa dari rahmat Allah.

Setelah turun ayat ini Wahsyi berkata: "Inilah yang aku harapkan." Kemudian dia masuk Islam. (Diriwayatkan oleh at Thabarani dengan sanad yang lemah dari Ibnu Abbas)

"Katakanlah (wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrik itu: "Sesudah jelas dalil-dalil keesaan Allah yang demikian), patutkah kamu menyuruhku menyembah atau memuja yang lain dari Allah, hai orang-orang yang jahil?" (Surah az Zumar: 39:64)

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (wahai Muhammad) dan kepada Nabi-nabi yang terdahulu daripadamu: "Demi sesungguhnya, jika engkau (dan pengikut-pengikutmu) mempersekutukan (sesuatu yang lain dengan Allah) tentulah akan gugur amalmu, dan engkau akan tetap menjadi dari orang-orang yang rugi. " (Surah az Zumar: 39: 65)

"(Janganlah menyembah yang lain dari Allah) bahkan (apabila beribadat) maka hendaklah engkau menyembah Allah semata-mata, dan hendaklah engkau menjadi dari orang-orang yang bersyukur. " (Surah az Zumar: 39: 66)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa kaum musyrikin berkata: "Apakah engkau menganggap bahawa nenek moyangku termasuk orang yang sesat, wahai Muhammad?"

Maka penurunan ayat ini (Surah az Zumar: 39: 64-66) adalah sebagai jawapan kepada pertanyaan mereka. Ayat-ayat ini menjelaskan bahawa telah diturunkan wahyu kepada Nabi sebelum Nabi Muhammad yang mana harus ditaati dan kepada orang musyrik mereka akan rugi selama-lamanya. (Diriwayatkan oleh al Baihaqi di dalam kitab ad Dalail dari al Hasan al Bishri)

KETERANGAN
Asbab Nuzul ayat ini (Surah az Zumar: 39: 64) akan dikemukakan pula di dalam asbab nuzul Surah al Kaafiruun: 109.

"Dan mereka (yang musyrik) tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang sewajibnya diberikan kepadaNya, sedang bumi seluruhnya pada hari kiamat dalam genggaman kuasaNya, dan langit tergulung dengan kekuasaanNya. Maha Sucilah la dan Tertinggi keadaanNya dari apa yang mereka sekutukan." (Surah az Zumar: 39: 67)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa seorang Yahudi lalu di hadapan Rasulullah lalu bertanya: "Bagaimana pendapatmu hai Abal Qasim tentang Allah yang meletakkan langit, bumi, air serta gunung-ganang yang kita lihat sekarang ini?"

Maka turunlah ayat ini (Surah az Zumar: 39:67) sebagai penjelasan bahawa orang-orang Yahudi tidak menghormati Allah sebagaimana seharusnya, sedang bumi, langit dan seluruhnya berada di bawah kekuasaan Allah. (Diriwayatkan oleh at Tirmizi dan hadis ini dianggap sahih dari Ibnu Abbas)

KETERANGAN
Menurut riwayat Bukhari perkataan "Maka turunlah ayat ini" digantikan menjadi "Maka dibacakan ayat ini."

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa pada suatu pagi kaum Yahudi memerhati dan menganalisa tentang kejadian langit, bumi dan malaikat. Akhirnya mereka membuat kesimpulan yang tidak sesuai dengan keagungan yang menciptakannya. Maka penurunan ayat ini (Surah az Zumar: 39:67) adalah sebagai keterangan akan keagungan Allah. (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari al Hasan)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa kaum Yahudi membincangkan tentang sifat-sifat tuhan tanpa menggunakan ilmu-ilmu pengetahuan yang seharusnya. Maka Allah menurunkan ayat ini (Surah az Zumar: 39:67) sebagai keterangan bahawa bumi dan langit adalah di bawah kekuasaan Allah. (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Said bin Jubair) 

Dalam riwayat lain ada pula dikemukakan bahawa ketika turun ayat "wasi'a kursiyyuhus samawati wal ardha" (Surah al Baqarah: 2:255) ada orang yang bertanya: "Ya Rasulullah, Kursi itu begini. Bagaimana halnya tentang arsy?" Maka Allah menurunkan ayat ini (Surah az Zumar: 39: 67) sebagai gambaran bahawa Allah Maha Suci dan Maha Mulia dari segala persamaan. (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Munzirdari ar Rabi bin Anas)

No comments:

Post a Comment

 
back to top