Saturday, January 19, 2019

58. Asbabun Nuzul Surah 34 Saba’

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Saba’

17JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
15. Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.
16. tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar* dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr**.
17. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.
(Saba’: 15-17)
* Maksudnya: banjir besar yang disebabkan runtuhnya bendungan Ma’rib.
** Pohon Atsl ialah sejenis pohon cemara pohon Sidr ialah sejenis pohon bidara.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ali bin Rabah bahwa Farwah bin Masik al Ghathafani menghadap Rasuulullah saw. dan berkata: “Ya Nabiyallah. Di zaman jahiliyah kaum Saba’ merupakan kaum yang gagah dan kuat. Aku takut sekiranya mereka menolak masuk Islam. Apakah aku boleh memerangi mereka?” Bersabdalah Rasulullah saw: “Aku tidak diperintahkan apa-apa berkenaan dengan mereka.” Maka turunlah ayat ini (QS. Saba’: 15-17) yang melukiskan keadaan kaum Saba’ yang sesungguhnya.
34. dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya Kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya”.
(Saba’: 34)
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim, dari Sufyan, dari ‘Ashim, yang bersumber dari Ibnu Razin bahwa salah seorang dari dua orang yang berserikat di dalam dagangnya pergi ke Syam, sedang seorang lagi menetap di Mekah. Ketika mendengar berita diutusnya seorang Nabi, ia menulis surat kepada temannya (yang ada di Mekah) menanyakan berita itu. Ia menerima jawaban bahwa tidak seorangpun dari golongan Quraisy yang mengikutinya kecuali orang-orang yang hina dan miskin. Setelah menerima jawaban itu, ia meninggalkan dagangannya dan meminta kepada temannya untuk mengantarkannya kepada Nabi, karena ia pernah membaca beberapa kitab tentang kenabian. Menghadaplah ia kepada Nabi saw. sambil berkata: “Kepada apakah engkau mengajak kami?” Rasulullah saw. menjelaskannya. Berkatalah orang itu: “Asyhadu annaka rasuulullaah (aku bersaksi bahwa engkau adalah rasulullah).” Rasulullah bertanya: “Dengan pengetahuan apa engkau berbuat demikian ?” Ia menjawab: “Tidak diutus seorang nabi kecuali pengikutnya adalah orang-orang yang hina dan lemah dan orang-orang yang miskin.” Dengan turunnya ayat ini (Saba’:34), Rasulullah saw. mengutus seseorang untuk menyampaikan berita kepada orang itu, bahwa ucapannya dibenarkan oleh wahyu Allah.
x


Surah Saba'

"DemI sesungguhnya, adalah bagi penduduk negeri Saba', satu tanda (yang membuktikan kemurahan Allah) yang terdapat di tempat tinggal mereka, iaitu: dua kumpulan kebun (yang luas lagi subur), yang terletak di sebelah kanan dan di sebelah kiri (kampung mereka). (Lalu dikatakan kepada mereka): "Makanlah dari rezeki pemberian Tuhan kamu dan bersyukurlah kepadaNya; (negeri kamu ini adalah) negeri yang baik (aman dan makmur), dan (Tuhan kamu adalah) Tuhan yang Maha Pengampun!" (Surah Saba': 34:15)

"Maka mereka berpaling ingkar, lalu Kami hantarkan kepada mereka banjir yang membinasakan, dan Kami gantikan dua kumpulan kebun mereka (yang subur) itu dengan dua kumpulan kebun yang berisi dengan pohon-pohon yang pahit buahnya, dan pohon-pohon yang jarang berbuah, serta sedikit pohon-pohon bidara." (SurahSaba':34:16)

"Demikianlah Kami membalas mereka disebabkan kekufuran mereka; dan sebenarnya Kami tidak menimpakan balasan yang demikian melainkan kepada orang-orang yang amat kufur." (SurahSaba':34:17)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Farwah bin Masik al Ghathafani datang mengadap Rasulullah dan berkata: "Ya Nabiyallah! Pada zaman Jahiliyah kaum Saba' merupakan kaum yang gagah dan kuat dan aku takut sekiranya mereka menolak untuk masuk Islam. Apakah aku boleh memerangi mereka?" Kemudian Rasulullah bersabda: "Aku tidak diperintahkan apa-apa berkenaan dengan mereka." Maka turunlah ayat ini (Surah Saba': 34: 15-17) yang menceritakan keadaan kaum Saba' yang sebenarnya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ali bin Rabah)

"Dan Kami tidak mengutus kepada sesebuah negeri: seorang Rasul pemberi amaran melainkan orang-orang yang berada dalam kemewahan di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami tetap mengingkari apa yang kamu diutuskan membawanya." (Surah Saba': 34: 34)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa terdapat dua orang rakan kongsi di dalam sebuah syarikat. Salah seorang dari keduanya pergi berdagang ke Syam dan seorang lagi menetap di Mekah. Ketika dia mendengar berita tentang seorang Nabi telah diutuskan, lalu dia menulis surat kepada kawannya bertanyakan perkara itu. Dia menerima jawapan bahawa tidak ada seorang pun dari golongan Quraisy yang mengikutnya kecuali orang yang hina dan miskin.

Selepas menerima jawapan itu, dia pun meninggalkan dagangannya dan meminta kepada temannya untuk membawanya berjumpa dengan Nabi. Ini kerana dia pernah membaca beberapa kitab tentang kenabian. Kemudian dia datang mengadap Nabi sambil berkata: "Kepada apakah engkau mengajak kami?" Maka Rasulullah menjelaskannya. Lalu orang itu berkata lagi: "Asydadu annaka Rasulullah." (Aku percaya bahawa engkau adalah Rasulullah). Kemudian Rasulullah bertanya: "Dengan pengetahuan apa engkau berbuat demikian?" Dia menjawab: "Tidak akan diutus seorang Nabi kecuali pengikutnya adalah terdiri daripada orang-orang yang hina dan orang-orang yang miskin."

Maka dengan penurunan ayat ini (Surah Saba': 34: 34) Rasulullah mengutus seseorang untuk menyampaikan berita tersebut kepada orang itu bahawa ucapannya dibenarkan oleh wahyu Allah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Munzirdan Ibnu Abi Hatim dari Sufyan dari Ashim dari Ibnu Razim)

No comments:

Post a Comment

 
back to top