Saturday, January 19, 2019

66. Asbabun Nuzul Surah 46 Al-Ahqaaf

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Al-Ahqaaf

15JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
10. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman*, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
(al-Ahqaaf: 10)
* yang dimaksud dengan seorang saksi dari Bani Israil ialah Abdullah bin salam. ia menyatakan keimanannya kepada nabi Muhammad s.a.w. setelah memperhatikan bahwa di antara isi Al Quran ada yang sesuai dengan Taurat, seperti ketauhidan, janji dan ancaman, kerasulan Muhammad s.a.w., adanya kehidupan akhirat dan sebagainya.
Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dengan sanad yang shahih yang bersumber dari ‘Auf bin Malik al-Asyja’i bahwa Rasulullah saw. pergi bersama ‘Auf bin Malik ke sinagoga kaum Yahudi, pada hari raya mereka. Mereka merasa tidak senang atas kehadiran keduanya. Bersabdalah Rasulullah saw: “Hai kaum Yahudi. Hadapkanlah kepadaku duabelas orang dari kalian untuk mengucapkan syahadat, bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. Pasti Allah akan menggugurkan kemarahan-Nya kepada setiap kaum Yahudi yang ada di bumi.” Mereka semuanya terdiam dan tak seorangpun yang menjawab.
Setelah bubar, Rasulullah saw. ditegur oleh salah seorang dari mereka dengan berkata: “Tunggulah sebentar, hai Muhammad. Tampaknya Tuanlah yang disebut dalam Taurat.” Orang itupun berbalik seraya bertanya kepada kaum Yahudi: “Siapakah aku ini sepanjang pengetahuan kalian ?” Mereka berkata: “Demi Allah, kami tidak mengenal seorang yang lebih alim dan lebih pintar tentang kitab Allah daripada engkau. Demikian pula dahulu tak ada seorangpun yang lebih pintar daripada ayahmu atau kakekmu.” Ia berkata: “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa ia adalah Nabi yang engkau dapati di dalam Taurat.” Kaum Yahudi berkata: “Engkau bohong. Kemudian mereka menyeret dan memakinya. Ayat ini (al-Ahqaaf: 10) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
Diriwayatkan oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim), yang bersumber dari Sa’d bin Abi Waqqash bahwa yang dimaksud degan ayat…wa syahida syaahidum mim banii is-raa-iila ‘alaa mits-lih…. (dan seorang saksi dari bani Israel mengakui [kebenaran] yang serupa dengan [yang disebut dalam] al-Qur’an..) (al-Ahqaaf: 10) adalah ‘Abdullah bin Salam.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Abdullah bin Salam bahwa ayat…wa syahida syaahidum mim banii Isroo-iila… (..dan seorang saksi dari bani Israel mengakui [kebenaran]…) (al-Ahqaaf: 10) turun berkenaan dengan ‘Abdullah bin Salam, yang menegaskan bahwa Muhammad tertulis di dalam Taurat.
Berdasarkan ketiga hadits di atas, maka orang Yahudi yang diseret dan dimaki itu adalah ‘Abdullah bin Salam.
11. Dan orang-orang kafir Berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya**. dan Karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya Maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama”.
(al-Ahqaaf: 11)
** maksud ayat Ini ialah bahwa orang-orang kafir itu mengejek orang-orang Islam dengan mengatakan: Kalau sekiranya Al Quran Ini benar tentu kami lebih dahulu beriman kepadanya daripada mereka orang-orang miskin dan lemah itu seperti Bilal, ‘Ammar, Suhaib, Habbab radhiyallahu anhum dan sebagainya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah bahwa kaum musyrikin berkata: “Kami paling mulia, dan kami…, dan kami…, Sekiranya terdapat kebaikan dalam Islam, tentu kamilah yang paling dulu masuk Islam.” Ayat ini (al-Ahqaaf: 11) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari ‘Aun bin Abi Syaddad. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Sa’d yang bersumber dari adl-Dlahak dan al-Hasan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab mempunyai sahaya perempuan bernama Zanin. Ia masuk Islam sebelum ‘Umar., bahkah karena keislamannya itu ‘Umar suka memukulinya sampai bosan. Kaum kafir Quraisy berkata: “Sekiranya agama Islam itu baik, tentu kami tidak tidak akan terdahului oleh seorang hamba sahaya.” Ayat ini (al-Ahqaaf: 11) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
17. Dan orang yang Berkata kepada dua orang ibu bapaknya: “Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa Aku akan dibangkitkan, padahal sungguh Telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar”. lalu dia berkata: “Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka”.
(al-Ahqaaf: 17)
19. Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
(al-Ahqaaf: 19)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi, diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari al-‘Aufi yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ayat ini (al-Ahqaaf: 17) turun berkkenaan dengan ‘Abdurrahman bin Abi Bakr ash-Shiddiq yang mengucapkan “cis” kepada ibu bapaknya yang telah masuk Islam. Ucapan ini ia kemukakan ketika ibu bapaknya menyuruhnya masuk Islam. Ia membantah dan mendustakannya, dengan mengatakan bahwa tokoh-tokoh utama kaum Quraisy yang sudah mati pun tidak ada yang mau masuk Islam. Lama setelah kejadian ini, ‘Abdurrahman pun tergolong tokoh Islam. Maka turunlah ayat berikutnya (al-Ahqaaf: 19)) yang menegaskan bahwa tobatnya diterima Allah swt.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Yusuf bin Haman bahwa Marwan berkata: “Abdurrahman bin Abi Bakr yang telah menyebut “cis” yang disebut dalam ayat ini (al-Ahqaaf: 17).” Berkatalah ‘Aisyah dari belakang hijab: “Allah tidak menurunkan al-Qur’an sedikitpun berkenaan dengan kami, kecuali tentang peristiwa-peristiwa yang menyangkut uzurku.”
Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaq yang bersumber dari al-Makki bahwa ‘Aisyah menolak keterangan yang menyatakan bahwa ayat ini (al-Ahqaaf: 17) turun berkenaan dengan ‘Abdurrahman bin Abi Bakr, dengan berkata: “Ayat ini turun berkenaan dengan si fulan.” Seraya menyebut nama orang itu.
29. Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. ketika pembacaan Telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.
(al-Ahqaaf: 29)
30. Mereka berkata: “Hai kaum kami, Sesungguhnya kami Telah mendengarkan Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.
(al-Ahqaaf: 30)
31. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu** dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.
(al-Ahqaaf: 31)
** Maksudnya: dosa-dosa terhadap Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah yang bersumber dari Ibnu Mas’ud bahwa ketika Nabi saw membaca al-Qur’an di tengah kebun kurma, turunlah sembilan jin, diantaranya bernama Zauba’ah, untuk mendengarkan serta mengingatkan kawan-kawannya agar memperhatikan bacaan itu. Ayat ini (al-Ahqaaf 29-31) menceritakan peristiwa tersebut.

x


Surah al Ahqaaf

Katakanlah lagi: "Bagaimana fikiran kamu jika Al-Quran ini (yang datangnya) dari Allah dan kamu mengingkarinya, pada hal ada seorang saksi dari Bani Israil memberi keterangan mengakui (sahnya Kitab) Yang sama seperti Al-Quran ini, lalu ia percayakan (Al-Quran ini dari Allah), sedang kamu Dengan sombong angkuh mengingkarinya? (tidakkah Dengan Yang demikian kamu bersifat zalim)? Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang Yang zalim (yang degil Dalam kekufurannya)". (Surah al Ahqaaf: 46: 10)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Rasulullah bersama Auf bin Malik pergi ke gereja kaum Yahudi pada hari raya mereka. Mereka semua merasa tidak senang dengan kehadirannya. Kemudian Nabi bersabda: "HaI kaum Yahudi! Hadapkan kepadaku 12 orang dari kalangan kalian semua untuk mengucapkan syahadat, bahawa tidak ada tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah. Nescaya Allah akan melenyapkan kemarahanNya kepada setiap kaum Yahudi yang ada di bumi ini." Mereka semua terdiam dan tidak ada seorang pun yang menjawab.

Setelah bersurai, Rasulullah ditegur oleh salah seorang dari mereka dengan berkata: "Tunggulah sebentar, hai Muhammad! Tampaknya tuanlah yang disebut di dalam kitab Taurat." Kemudian orang itu berpaling dan bertanya kepada kaum Yahudi: "Siapakah aku ini sepanjang pengetahuan kalian semua?" Mereka menjawab: "Demi Allah, kami tidak mengenal seorang pun yang lebih alim tentang kitab Allah dan lebih pintar daripada engkau dan pada masa dahulu tidak ada seorang pun yang lebih pintar dari ayahmu atau datukmu." Dia berkata: "Sesungguhnya aku bersaksi bahawa dia adalah Nabi yang kamu dapati dalam kitab Taurat." Kemudian kaum Yahudi berkata: "Bohonglah engkau" sambil diseret dan dimakinya.

Maka penurunan ayat ini (Surah al Ahqaaf: 46: 10) adalah disebabkan peristiwa itu. (Diriwayatkan oleh at Thabaraani dengan sanad yang sahih dari Auf bin Malik al Asyja'i) 

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa yang dimaksudkan dengan ayat ini "wasyahida syahidun min Bani Israel 'ala mithlihi" (Surah Ahqaaf: 46:10) ialah Abdullah bin Salam. (Diriwayatkan oleh as Syaikhani dari Saad bin Abi Waqas)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ayat "wa syahida syahidun" (Surah Ahqaaf: 46:10) turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam yang menjelaskan tentang Muhammad yang tertulis di dalam Taurat. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdari Abdullah bin Salam)

KETERANGAN
Berdasarkan kepada ketiga-tiga hadis di atas, orang Yahudi yang diseret dan dimaki itu ialah Abdullah bin Salam.

"Dan (kerana sombong angkuhnya orang-orang kafir itu) mereka berkata tentang kepercayaan orang-orang yang beriman: "Kalaulah (apa yang dibawa oleh Muhammad) itu perkara yang baik tentulah mereka tidak mendahului kami mempercayainya (kerana kamilah yang sepatutnya menerima segala kebaikan)!" Dan setelah mereka tidak dapat menerima petunjuk al Quran itu, (mereka memusuhinya) lalu mereka mencacinya dengan berkata: "Al Quran ini ialah rekaan dusta yang sudah lama." (Surah al Ahqaaf: 46:11)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa kaum musyrikin berkata: "Kami paling mulia dan kami dan kami.....dan kami, sekiranya terdapat kebaikan dalam Islam tentu kamilah orang yang paling dahulu masuk Islam!" Maka ayat ini (Surah Ahqaaf: 46: 11) turun berhubung dengan peristiwa itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Qatadah)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Umar bin Khattab mempunyai seorang hamba perempuan yang bernama Zanin. Dia memeluk Islam sebelum Umar. Oleh sebab itu Umar selalu memukul hambanya sehingga akhirnya dia merasa bosan untuk melakukan perkara sedemikian.

Maka kaum kafir Quraisy berkata: "Sekiranya agama Islam itu memang baik, tentu kami tidak akan didahului oleh seorang hamba sahaya." Ayat ini (Surah Ahqaaf: 46:11) turun berkenaan dengan peristiwa yang disebutkan di atas. (Diriwayatkan oleh Ibnu Munzir dari Aun bin Syaddad) (Diriwayatkan pula oleh Ibnu Saad dari ad Dhahhak dan al Hasan)

dan (sebaliknya amatlah derhakanya) orang Yang berkata kepada kedua ibu bapanya (ketika mereka mengajaknya beriman): "Ah! Bosan perasaanku terhadap kamu berdua! Patutkah kamu menjanjikan kepadaKu Bahawa Aku akan dibangkitkan keluar dari kubur, padahal berbagai umat sebelumku telah berlalu (masih lagi belum kembali)? " sambil mendengar kata-katanya itu - ibu bapanya merayu memohon pertolongan Allah (menyelamatkan anak mereka) serta berkata (kepada Anaknya Yang ingkar itu): "Selamatkanlah dirimu! berimanlah (tentang hidup semula menerima balasan amal)! Sesungguhnya janji Allah tetap benar". lalu ia menjawab (dengan angkuhnya): "Semuanya itu hanyalah cerita-cerita dongeng orang-orang dahulu kala!" (Surah al Ahqaaf: 46: 17)

dan bagi mereka masing-masing (dari puak jin dan manusia - Yang berbuat baik dan Yang berbuat jahat) disediakan berbagai peringkat (balasan) Yang sesuai Dengan apa Yang mereka telah kerjakan, dan (Ketetapan Yang demikian ialah) supaya Allah menyempurnakan bagi mereka balasan amal-amal mereka, sedang mereka tidak dirugikan (sedikitpun). (Surah al Ahqaaf: 46:19)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah al Ahqaaf: 46: 17) turun disebabkan oleh Abdur Rahman bin Abi Bakar as Siddiki yang mengucapkan perkataan "ah" kepada kedua ibu bapanya yang telah masuk Islam. Perkataan itu diucapkan ketika kedua ibu bapanya menyuruhnya masuk Islam. Akan tetapi dia melawan dan membantah malahan menipu dengan mengatakan bahawa tokoh-tokoh penting Quraisy ada yang sudah mati tetapi tidak ada yang masuk Islam. Tidak lama selepas kejadian itu Abdur Rahman tergolong di dalam tokoh Islam.

Maka turunlah ayat yang berikutnya (Surah al Ahqaaf: 46: 19) sebagai penjelasan bahawa taubatnya diterima oleh Allah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari as Suddi) (Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari al Ufi dari Ibnu Abbas)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Marwan berkata: "Abdur Rahman bin Abi Bakar inilah yang telah menyebut perkataan "ah" yang disebut di dalam ayat ini (Surah al Ahqaaf: 46: 17)." Kemudian Aisyah berkata dari belakang hijab: "Allah tidak menurunkan ayat al Quran walaupun sedikit berkenaan dengan kami kecuali tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan keuzuranku." (K. Diriwayatkan oteh al Bukhari dan Yusuf bin Haman) 

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Aisyah menolak keterangan yang menyatakan bahawa ayat ini (Surah al Ahqaaf 46:17) turun berkenaan dengan Abdur Rahman dengan berkata-Ayat ini turun berkenaan dengan si fulan dan dia sebut nama orang itu. (Diriwayatkan oleh Abdul Razak dari Makki) 

KETERANGAN
Menurut pendapat Ibnu Hajar riwayat yang menerangkan tentang penolakan Siti Aisyah itu adalah lebih sah isnadnya dan lebih dapat diterima dari yang lain.

dan (ingatkanlah peristiwa) semasa Kami menghalakan satu rombongan jin datang kepadamu (Wahai Muhammad) untuk mendengar Al-Quran; setelah mereka menghadiri bacaannya, berkatalah (setengahnya kepada Yang lain): "Diamlah kamu Dengan sebulat-bulat ingatan untuk mendengarnya!" kemudian setelah selesai bacaan itu, kembalilah mereka kepada kaumnya (menyiarkan ajaran Al-Quran itu dengan) memberi peringatan dan amaran. (Surah al Ahqaaf: 46: 29)

mereka berkata: "Wahai kaum kami! Sesungguhnya Kami telah mendengar Kitab (Al-Quran) Yang diturunkan (oleh Allah) sesudah Nabi Musa, Yang menegaskan kebenaran Kitab-kitab suci Yang terdahulu daripadanya, lagi, memandu kepada kebenaran (tauhid) dan ke jalan Yang lurus (ugama Islam) (Surah al Ahqaaf: 46: 30)

"Wahai kaum kami! Sahutlah (seruan) Rasul (Nabi Muhammad) yang mengajak ke jalan Allah, serta berimanlah kamu kepadanya, supaya Allah mengampunkan sebahagian dari dosa-dosa kamu, dan menyelamatkan kamu dari azab seksa yang tidak terperi sakitnya." (Surah al Ahqaaf: 46: 31)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika Nabi membaca al Quran di tengah kebun kurma turunlah jin di antaranya bernama Zaibaah untuk mendengar serta mengingatkan kawan-kawannya untuk memerhatikan bacaan Rasulullah. Maka penurunan ayat ini (Surah al Ahqaaf: 46: 29-31) adalah untuk menceritakan peristiwa tersebut. (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Mas'ud)

No comments:

Post a Comment

 
back to top