Sunday, January 20, 2019

91. Asbabun Nuzul Surah Al-Mumtahanah - سورة الممتحنة QS60:1-4,8,10,11,13

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Al-Mumtahanah

15JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), Karena rasa kasih sayang; padahal Sesungguhnya mereka Telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu Karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, Karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya dia Telah tersesat dari jalan yang lurus.
2. Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.
3. Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-sekali tiada bermanfaat bagimu pada hari kiamat. dia akan memisahkan antara kamu. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
4. Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya*: “Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada Engkaulah kami kembali.”
(al-Mumtahanah: 1-4)
* nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah : Ini tidak boleh ditiru, Karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat An Nisa ayat 48).
Diriwayatkan oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim) yang bersumber dari ‘Ali bahwa Rasulullah saw. mengutus ‘Ali, az-Zubair, dan al-Miqdad bin al-Aswad, dengan bersabda: “Pergilah kalian ke kebun Khakh. Di sana kalian akan bertemu dengan seorang perempuan yang membawa surat. Ambillah surat itu dan bawalah kepadaku.” Berangkatlah mereka bertiga hingga sampai ke tempat yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw. Di sana mereka bertemu dengan seorang wanita yang naik unta. Berkatalah mereka:”Berikan surat itu kepada kami.” Ia mendjawab: “Saya tidak membawa surat.” Mereka berkata: “Sekiranya engkau tidak menyerahkannya, kami akan menelanjangi engkau.” Dengan susah payah ia pun mengeluarkan surat itu dari sanggul rambutnya.
Kemudian mereka membawa surat itu kepada Rasulullah saw. Setelah diperiksa ternyata surat itu dari seorang shahabat yang bernama Hathib bin Abi Balta’ah yang ditujukan kepada orang –orang musyrikin di Mekah, yang isinya memberitahukan kepada mereka beberapa perintah Nabi Saw. Akhirnya Hathib dipanggil oleh Rasulullah Saw. Setelah berada di hadapan Rasulullah Saw, beliau bertanya kepada Hathib: “Apakah ini wahai Hathib ?”, sambil memperlihatkan surat. Hathib menjawab dengan ketakutan: “Jangan tergesa-gesa (menghukum aku), ya Rasulullah. Aku mempunya teman dari golongan Quraisy, akan tetapi aku sendiri bukan termasuk golongan mereka. Shahabat-shahabat Muhajirin yang ada sekarang, banyak mempunyai kerabat yang bisa menjaga famili dan harta bendanya di Mekah. Sedang aku sendiri tidak mempunyai kerabat seperti mereka. Karenanya aku membuat budi kepada mereka supaya mereka menjaga keluargaku yang lemah dan harta bendaku. Aku berbuat demikian bukan karena kufur atau murtad dari agama dan bukan pula karena ridha atau kekufuran mereka.” Rasulullah saw bersabda: “Ia mengatakan yang sebenarnya.” Ayat ini (al-Mumtahanah: 1-4) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melarang kaum Mukminin memberikan berta kepada kaum kafir karena rasa cinta kepada mereka.
8. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Asma’ binti Abi Bakr bahwa Qatilah (seorang kafir) datang kepada Asma’ binti Abi Bakr (anak kandungnya). Setelah itu Asma’ bertanya kepada Rasulullah saw: “Bolehkah saya berbuat baik kepadanya?” Rasulullah saw menjawab: “Ya (boleh).” Ayat ini (al-Mumtahanah: 8) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa Allah tidak melarang berbuat baik kepada orang yang tidak memusuhi agama Allah.
Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar, dan al-Hakim-dishahihkan oleh al-Hakim-, yang bersumber dari ‘Abdullah bin az-Zubair bahwa Siti Qatilah, istri Abu Bakr yang telah diceraikan pada zaman jahiliyyah, datang kepada anaknya, Asma’ binti Abi Bakr, membawa bingkisan. Asma’ menolak pemberian itu, bahkan ia tidak memperkenankan ibunya masuk ke dalam rumahnya. Setelah itu ia mengutus seseorang kepada ‘Aisyah (saudaranya) agar menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw memerintahkan untuk menerimanya dengan baik serta menerima pula bingkisannya. Ayat ini (al-Mumtahanah: 8) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa Allah tidak melarang berbuat baik kepada orang kafir yang tidak memusuhi agama Allah.
10. Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, Maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;maka jika kamu Telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman Maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. dan berikanlah kepada (suami suami) mereka, mahar yang Telah mereka bayar. dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang Telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang Telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(al-Mumtahanah: 10)
Diriwayatkan oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim) yang bersumber dari al-Miswar dan Marwan bin al-Hakam bahwa setelah Rasulullah saw. membuat perjanjian Hudaibiyah dengan kaum kafir Quraisy, datanglah wanita-wanita Mu’minat dari Mekah. Maka turunlah ayat ini (al-Mumtahanah: 10) yang memerintahkan untuk menguji dulu wanita-wanita yang hijrah itu, dan setelah jelas keimanan mereka, tidak boleh dikembalikan ke Mekah.
Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dengan sanad yang lemah, yang bersumber dari ‘Abdullah bin Abi Ahmad bahwa setelah Rasulullah saw. membuat perjanjian Hudaibiyah, Ummu Kaltsum binti ‘Uqbah bin Abi Mu’aith berhijrah dari Mekah ke Madinah. Kedua saudaranya yang bernama ‘Imarah bin ‘Uqbah dan al-Walid bin ‘Uqbah menyusul Ummu Kaltsum (saudaranya) hingga sampai kepada Rasulullah saw. Keduanya meminta agar Ummu Kaltsum diserahkan kembali kepada mereka. Dengan turunnya ayat ini (al-Mumtahanah: 10) Allah membatalkan perjanjian Rasulullah dengan kaum musyrikin, khusus tentang wanita-wanit, yaitu melarang kaum wanita beriman dikembalikan kepada kaum musyrikin.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Yazid bin Abi Habib bahwa ayat ini (al-Mumtahanah: 10) turun berkenaan dengan kisah Umaimah binti Basyr, istri Abu Hassan ad-Dahdahah, yang hijrah dari Mekah ke Madinah setelah Perjanjian Hudaibiyah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muqatil bahwa Sa’idah, istri Shaifi bin ar-Rahib, hijrah dari Mekah ke Madinah meninggalkan suaminya yang musyrik. Ia berhijrah setelah perjanjian Hudaibiyyah. Kaum Quraisy menuntut pengembaliannya. Dengan turunnya ayat ini (al-Mumtahanah: 10), Sa’idah tidak dikembalikan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari az-Zuhri bahwa az-Zuhri menghadap Rasulullah saw yang sedang berada di lembah Hudaibiyyah. Pada waktu itu Rasulullah saw sedang membuat perjanjian Hudaibiyyah yang isinya antara lain: Barang siapa yang melarikan diri ke Madinah, hendaknya dikembalikan ke Mekah. Akan tetapi ketika wanita-wanita (yang sudah Islam) melarikan diri ke pihak Mukminin, turunlah ayat ini (al-Mumtahanah: 10) yang melarang mengembalikan Mukminat ke Mekah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Mani’ dari al-Kalbi, dari Abu Shalih yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ‘Umar bin al-Khaththab masuk Islam, akan tetapi istrinya masih mengikuti kaum musyrikin. Maka turunlah ayat ini (al-Mumtahanah: 10) yang melarang kaum Mukminin berpegang pada perkawinan dengan wanita kafir.
11. Dan jika seseorang dari Isteri-isterimu lari kepada orang-orang kafir, lalu kamu mengalahkan mereka Maka bayarkanlah kepada orang-orang yang lari isterinya itu mahar sebanyak yang Telah mereka bayar**. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu beriman.
(al-Mumtahanah: 11)
** sebelum ghanimah dibagikan kepada lima golongan yang berhak, dibayar lebih dulu mahar-mahar kepada suami-suami yang isteri-isteri mereka lari ke daerah kafir.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari al-Hasan bahwa ayat ini (al-Mumtahanah: 11) turun berkenaan dengan Ummul Hakam binti Abi Sufyan yang murtad (kemudian melarikan diri dari suaminya), bahkan kemudian menikah dengan seorang laki-laki bangsa Tsaqif. (Dalam Hadits ini dikemukakan pula bahwa) tidak seorangpun wanita dari bangsa Quraisy yang murtad selain Ummul Hakam. Ayat ini (al-Mumtahanah: 11) memerintahkan untuk membayar maskawin dari ganimah kepada laki-laki yang dintinggal istrinya yang murtad.
13. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka Telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang Telah berada dalam kubur berputus asa.
(al-Mumtahanah: 13)
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Ibnu Ishaq, dari ‘Ikrimah dari Abu Sa’id, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar dan Zaid bin al-Harits bersahabat akrab dengan segolongan kaum Yahudi. Maka turunlah ayat ini (al-Mumtahanah: 13) yang melarang berkawan dengan kaum yang dimurkai Allah.

x


Surah al Mumtahanah

Wahai orang-orang Yang beriman! janganlah kamu mengambil musuhKu dan musuh kamu menjadi teman rapat, Dengan cara kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita rahsia orang-orang mukmin) Dengan sebab hubungan baik dan kasih mesra Yang ada di antara kamu Dengan mereka, sedang mereka telah kufur ingkar terhadap kebenaran (Islam) Yang sampai kepada kamu; mereka pula telah mengeluarkan Rasulullah (s.a.w) dan juga mengeluarkan kamu (dari tanah suci Makkah) disebabkan kamu beriman kepada Allah Tuhan kamu. (janganlah kamu berbuat demikian) jika betul kamu keluar untuk berjihad pada jalanKu dan untuk mencari keredaanKu. (tidak ada sebarang faedahnya) kamu mengadakan hubungan kasih mesra Dengan mereka secara rahsia, sedang Aku amat mengetahui akan apa Yang kamu rahsiakan dan apa Yang kamu zahirkan. dan (ingatlah), sesiapa di antara kamu Yang melakukan perkara Yang demikian, maka Sesungguhnya telah sesatlah ia dari jalan Yang betul. (Surah al Mumtahanah:1)

jika mereka dapat Menguasai kamu, nescaya mereka menjadi musuh Yang membahayakan kamu, dan mereka akan membebaskan tangan mereka dan lidah mereka terhadap kamu Dengan kejahatan, serta mereka suka kalaulah kamu juga menjadi kafir (seperti mereka). (Surah al Mumtahanah:2)

kaum kerabat kamu dan anak-anak kamu (yang tidak menurut kamu beriman) tidak sekali-kali akan mendatangkan sebarang faedah kepada kamu pada hari kiamat; Allah akan memisahkan di antara kamu semua (pada hari itu). dan (ingatlah), Allah Maha melihat Segala Yang kamu kerjakan. (Surah al Mumtahanah:3)

Sesungguhnya adalah bagi kamu pada bawaan Nabi Ibrahim (a.s) dan pengikut-pengikutnya - contoh ikutan Yang baik, semasa mereka berkata kepada kaumnya (yang kufur ingkar): "Sesungguhnya Kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa Yang kamu sembah Yang lain dari Allah; Kami kufur ingkarkan (segala penyembahan) kamu dan (dengan ini) nyatalah perasaan permusuhan dan kebencian di antara Kami Dengan kamu selama-lamanya, sehingga kamu menyembah Allah semata-mata", tetapi janganlah dicontohi perkataan Nabi Ibrahim kepada bapanya (katanya): "Aku akan memohon kepada Tuhanku mengampun dosamu, dan Aku tidak berkuasa menahan (azab seksa) dari Allah sedikit juapun daripada menimpamu". (Berdoalah Wahai orang-orang Yang beriman sebagaimana Nabi Ibrahim dan pengikut-pengikutnya berdoa ketika mereka memusuhi kaumnya Yang kafir, Dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! kepada Engkaulah sahaja Kami berserah diri, dan kepada Engkaulah Kami rujuk bertaubat, serta kepada Engkaulah jua tempat kembali (Surah al Mumtahanah:4)
x

Surah Al-Mumtahanah - سورة الممتحنة

[60:1 - 60:4] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


Bismillah
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.'

60_1
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil musuhKu dan musuh kamu menjadi teman rapat, dengan cara kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita rahsia orang-orang mukmin) dengan sebab hubungan baik dan kasih mesra yang ada di antara kamu dengan mereka, sedang mereka telah kufur ingkar terhadap kebenaran (Islam) yang sampai kepada kamu; mereka pula telah mengeluarkan Rasulullah (s.a.w) dan juga mengeluarkan kamu (dari Tanah Suci Makkah) disebabkan kamu beriman kepada Allah Tuhan kamu. (Janganlah kamu berbuat demikian) jika betul kamu keluar untuk berjihad pada jalanKu dan untuk mencari keredaanKu. (Tidak ada sebarang faedahnya) kamu mengadakan hubungan kasih mesra dengan mereka secara rahsia, sedang Aku amat mengetahui akan apa yang kamu rahsiakan dan apa yang kamu zahirkan. Dan (ingatlah), sesiapa di antara kamu yang melakukan perkara yang demikian, maka sesungguhnya telah sesatlah ia dari jalan yang betul.
(Al-Mumtahanah 60:1) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 549 - ٥٤٩

60_2
Jika mereka dapat menguasai kamu, nescaya mereka menjadi musuh yang membahayakan kamu, dan mereka akan membebaskan tangan mereka dan lidah mereka terhadap kamu dengan kejahatan, serta mereka suka kalaulah kamu juga menjadi kafir (seperti mereka).
(Al-Mumtahanah 60:2) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 549 - ٥٤٩

60_3
Kaum kerabat kamu dan anak-anak kamu (yang tidak menurut kamu beriman) tidak sekali-kali akan mendatangkan sebarang faedah kepada kamu pada hari kiamat; Allah akan memisahkan di antara kamu semua (pada hari itu). Dan (ingatlah), Allah Maha Melihat segala yang kamu kerjakan.
(Al-Mumtahanah 60:3) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 549 - ٥٤٩

60_4
Sesungguhnya adalah bagi kamu pada bawaan Nabi Ibrahim (a.s) dan pengikut-pengikutnya - contoh ikutan yang baik, semasa mereka berkata kepada kaumnya (yang kufur ingkar): "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah yang lain dari Allah; kami kufur ingkarkan (segala penyembahan) kamu dan (dengan ini) nyatalah perasaan permusuhan dan kebencian di antara kami dengan kamu selama-lamanya, sehingga kamu menyembah Allah semata-mata", tetapi janganlah dicontohi perkataan Nabi Ibrahim kepada bapanya (katanya): "Aku akan memohon kepada Tuhanku mengampun dosamu, dan aku tidak berkuasa menahan (azab seksa) dari Allah sedikit juapun daripada menimpamu". (Berdoalah wahai orang-orang yang beriman sebagaimana Nabi Ibrahim dan pengikut-pengikutnya berdoa ketika mereka memusuhi kaumnya yang kafir, dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! Kepada Engkaulah sahaja kami berserah diri, dan kepada Engkaulah kami rujuk bertaubat, serta kepada Engkaulah jua tempat kembali!
(Al-Mumtahanah 60:4) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 549 - ٥٤٩
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Rasulullah s.a.w. mengutus Ali, Zubair dan al Miqdad bin al Aswad dengan bersabda: "Pergilah kalian semua ke kebun Khakh. Di sana kalian semua akan bertemu dengan seorang wanita yang membawa surat. Ambillah surat itu daripadanya dan bawalah surat itu kepadaku." Kemudian mereka berangkat hingga sampai ke tempat yang ditunjukkan oleh Rasulullah. Di situ mereka bertemu dengan seorang wanita yang sedang naik unta.
Berkatalah mereka: "Berikan surat itu kepadaku." Dia menjawab: "Saya tidak membawa surat." Mereka berkata: "Sekiranya engkau tidak menyerahkannya akan kami telanjangi engkau." Maka dengan bersusah payah dia pun mengeluarkan surat itu dari sanggul rambutnya.

Kemudian mereka membawa surat itu kepada Rasulullah. Ketika diperiksa ternyata surat itu dari golongan para sahabat yang bernama Hatib bin Abi Baltaah. Surat itu ditujukan kepada orang musyrikin di Mekah dengan isi kandungannya memberitahu beberapa perintah Rasulullah kepada mereka. Akhirnya Hatib bin Abi Baltaah dipanggil oleh Rasulullah.

Setelah berada di hadapan Rasulullah, Rasulullah bertanya kepada Hatib: "Apakah ini wahai Hatib? (sambil menunjukakan surat tersebut)." Hatib menjawab dengan ketakutan: "Janganlah tergesa-gesa menghukum aku ya Rasulullah. Aku mempunyai teman dari golongan Quraisy, akan tetapi aku sendiri tidak termasuk golongan mereka. Sesungguhnya di antara sahabat-sahabat kaum Muhajirin yang ada sekarang, mereka mempunyai kaum kerabat di sana yang boleh menjaga keluarga dan harta benda mereka. Akan tetapi aku tidak mempunyai kaum kerabat seperti mereka.

Oleh kerana itu, aku ingin berbudi kepada mereka supaya mereka boleh menjaga keluargaku yang lemah serta harta bendaku. Aku melakukan demikian bukan kerana aku kufur atau murtad dari Agama dan bukan juga aku redha akan kekufuran." Rasulullah bersabda: "Dia mengatakan yang sebenarnya."

Maka ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 1-4) [At Thabari, juz XXVIII, hal 58-59] turun berhubung dengan peristiwa tersebut. Ayat ini turun sebagai larangan kepada kaum Mukminin dari memberi khabar berita kepada kaum kafir kerana perasaan cinta terhadap mereka. (Diriwayatkan oleh as Syaikhani dari Ali)

"Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil kepada orang yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; sesungguhnya Allah mengasihi orang yang berlaku adil." (Surah al Mumtahanah: 60: 8)
x

Surah Al-Mumtahanah - سورة الممتحنة

[60:8] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


60_8
Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil.
(Al-Mumtahanah 60:8) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 550 - ٥٥٠
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa seorang wanita kafir yang bernama Qatilah iaitu ibu kandung kepada Asma datang kepada Asma binti Abi Bakar. Setelah itu Asma bertanya kepada Rasulullah: "Bolehkah saya berbuat baik kepadanya?" Rasulullah menjawab: "Ya boleh."

Maka turunlah ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 8) sebagai penjelasan bahawa Allah tidak melarang berbuat baik kepada orang yang tidak memusuhi agama Allah. (Diriwayatkan oleh al Bukhari dari Asma binti Abu Bakar)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Siti Qatilah iaitu bekas isteri Abu Bakar yang telah diceraikannya pada zaman jahiliyah datang kepada anaknya yang bernama Asma binti Abi Bakar membawa bungkusan. Asma menolak pemberian itu,  malahan tidak mempelawa ibunya masuk ke dalam rumahnya. Kemudian dia telah mengutus seseorang kepada Aisyah untuk bertanya tentang perkara ini kepada Rasulullah. Maka Rasulullah memerintahkan untuk menerimanya dengan baik serta menerima pula bungkusan yang dibawa itu.

Maka ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 8) turun berhubung dengan peristiwa ini sebagai penjelasan bahawa Allah tidak melarang berbuat baik kepada orang kafir yang tidak memusuhi agama Allah. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan al Bazzardan al Hakim yang disahihkannya dari Abdullah bin Zubair)

"Wahai orang yang beriman! Apabila orang perempuan yang mengaku beriman datang berhijrah kepada kamu, maka ujilah (iman) mereka; Allah lebih mengetahui akan iman mereka; dengan yang demikian, sekiranya kamu mengetahui bahawa mereka beriman, maka janganlah kamu mengembalikan mereka kepada orang yang kafir. Mereka tidak halal bagi orang kafir itu (sebagai suami). Dan berilah kepada suami-suami (yang kafir) itu apa yang mereka telah belanjakan. Dan tidaklah menjadi salah kamu berkahwin dengan mereka (perempuan-perempuan yang berhijrah itu) apabila kamu memberi kepada mereka mas kahwinnya. Dan janganlah kamu (wahai orang Islam) tetap berpegang kepada akad perkahwinan kamu dengan perempuan-perempuan yang (kekal dalam keadaan) kafir, dan mintalah balik mas kahwin yang kamu telah berikan, dan biarkanlah mereka (suami-suami yang kafir itu) meminta balik apa yang mereka telah belanjakan. Demikianlah hukum Allah, la hukumkan di antara kamu (dengan adil). Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." (Surah al Mumtahanah: 60:10)
x

Surah Al-Mumtahanah - سورة الممتحنة

[60:10] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


60_10
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila orang-orang perempuan yang mengaku beriman datang berhijrah kepada kamu, maka ujilah (iman) mereka: Allah lebih mengetahui akan iman mereka: dengan yang demikian, sekiranya kamu mengetahui bahawa mereka beriman, maka janganlah kamu mengembalikan mereka kepada orang-orang yang kafir. Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu (sebagai isteri), dan orang-orang kafir itu pula tidak halal bagi mereka (sebagai suami). Dan berilah kepada suami-suami (yang kafir) itu apa yang mereka telah belanjakan. Dan tidaklah menjadi salah kamu berkahwin dengan mereka (perempuan-perempuan yang berhijrah itu) apabila kamu memberi kepada mereka maskahwinnya. Dan janganlah kamu (wahai orang-orang Islam) tetap berpegang kepada akad perkahwinan kamu dengan perempuan-perempuan yang (kekal dalam keadaan) kafir, dan mintalah balik maskahwin yang kamu telah berikan, dan biarkanlah mereka (suami-suami yang kafir itu) meminta balik apa yang mereka telah belanjakan. Demikianlah hukum Allah; Ia hukumkan di antara kamu (dengan adil). Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana.
(Al-Mumtahanah 60:10) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 550 - ٥٥٠
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa setelah Rasulullah membuat perjanjian dengan kaum kafir Quraisy di dalam naskah Hudaibiyah, datanglah para wanita Mukminat dari Mekah. [Di dalam perjanjian tu disebutkan bahawa Rasulullah harus mengembalikan kaum Mukminin yang berhijrah dari Mekah ke Madinah tetapi tidak disebutkan pengembalian kaum Mukminat] Maka turunlah ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 10) sebagai perintah untuk menguji dahulu kaum wanita yang berhijrah itu dan tidak boleh dikembalikan semula ke Mekah.(K. Diriwayatkan oleh as Syaikhani dari al Miswar dan Marwan bin al Hakam)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa setelah berlaku perjanjian Hudaibiyah Ummu Kalthum binti Uqbah bin Abi Muaith berhijrah dari Mekah ke Madinah. Akan tetapi dua orang saudaranya yang bernama Imarah dan al Walid bin Uqbah mengekori Ummu Kalthum sehingga sampai kepada Nabi. Keduanya meminta agar Ummu Kalthum diserahkan kembali kepada mereka.

Maka dengan penurunan ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 10) Allah membatalkan perjanjian Rasulullah dengan kaum Musyrikin khusus tentang wanita-wanita, iaitu melarang kaum wanita yang beriman dikembalikan kepada kaum musyrikin. (K. Diriwayatkan oleh at Thabarani dengan sanad yang lemah dari Abdullah bin Abi Ahmad)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 10) turun berkenaan dengan kisah Umaimah binti Basyar isteri kepada Abi Hasan ad Dahdahah yang berhijrah dari Mekah selepas perjanjian Hudaibiyah.(K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Yazid bin Abi Habib)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Saidah isteri kepada Shaifi bin ar Rahib berhijrah dari Mekah ke Madinah meninggalkan suaminya yang musyrik.Dia berhijrah selepas perjanjian Hudaibiyah. Maka kaum Quraisy menuntut supaya dirinya dikembalikan ke Mekah. Oleh itu, dengan penurunan ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60:10) dia tidak dikembalikan. (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa az Zuhri datang mengadap kepada Nabi yang sedang berada di lembah Hudaibiyah. Pada waktu itu Rasulullah sedang membuat perjanjian Hudaibiyah yang isi kandungannya antara lain: "Barangsiapa yang melarikan diri ke Madinah hendaklah dikembalikan ke Mekah." Akan tetapi ketika para wanita yang sudah memeluk Islam melarikan diri kepada pihak Mukminin, turunlah ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 10) yang melarang mengembalikan semula para Mukminat ke Mekah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari az Zuhri)

Dalam riwayat lain juga, ada dikemukakan bahawa Umar bin Khattab masuk Islam tetapi isterinya masih lagi mengikut kaum musyrikin.

Maka turunlah ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 10) yang melarang kaum Mukminin dari berpegang pada perkahwinan dengan wanita kafir. (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Man! dari al Kalbi, dari Abi Salleh dari Ibnu Abbas)

"Dan sekiranya kamu tidak dapat menerima balik sesuatu dari mas kahwin isteri-isteri kamu (yang menjadi murtad serta) melarikan diri ke pihak orang kafir, kemudian kamu menyerang puak yang kafir itu serta mendapat harta rampasan maka berikanlah kepada orang (Islam) yang lari isteri-isteri itu ganti mas kahwinnya sebanyak yang mereka telah bayar. Dan bertakwalah kamu kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya. " (Surah al Mumtahanah: 60: 11)
x

Surah Al-Mumtahanah - سورة الممتحنة

[60:11] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


60_11
Dan sekiranya kamu tidak dapat menerima balik sesuatu dari maskahwin isteri-isteri kamu (yang menjadi murtad serta) melarikan diri ke pihak orang-orang kafir, kemudian kamu menyerang puak yang kafir itu serta mendapat harta rampasan maka berikanlah kepada orang-orang (Islam) yang lari isterinya itu ganti maskahwinnya sebanyak yang mereka telah bayar. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya.
(Al-Mumtahanah 60:11) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 550 - ٥٥٠
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat di atas turun berkenaan dengan Ummu Hakam binti Abi Sufyan yang murtad kemudian melarikan diri dari suaminya bahkan seterusnya dia bernikah dengan seorang lelaki dari bangsa Thaqif.

Dalam hadis ini juga ada dikemukakan bahawa tidak ada seorang pun wanita lain dari bangsa Quraisy yang murtad kecuali dirinya. Maka ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 11) turun sebagai perintah untuk membayar mas kahwin daripada ghanimah yang diperolehi kepada lelaki yang telah ditinggalkan oleh isterinya yang murtad kembali. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari al Hasan)

"Wahai orang yang beriman! Janganlah kamujadikan teman rapat mana-mana kaum yang dimurkai Allah, mereka telah berputus asa daripada mendapat kebaikan akhirat, sebagaimana berputus asanya orang kafir yang ada di dalam kubur. " (Surah al Mumtahanah: 60: 13)
x

Surah Al-Mumtahanah - سورة الممتحنة

[60:13] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


60_13
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan teman rapat mana-mana kaum yang dimurkai Allah, mereka telah berputus asa daripada mendapat kebaikan akhirat, sebagaimana berputus asanya orang-orang kafir yang ada di dalam kubur.
(Al-Mumtahanah 60:13) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 551 - ٥٥١
x

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Abdullah bin Umar dan Zaid bin al Harts berkawan rapat dengan kaum Yahudi. Maka turunlah ayat ini (Surah al Mumtahanah: 60: 13) sebagai larangan berkawan dengan kaum yang dimurkai oleh Allah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Munzir dari Ibnu Ishaq dari Ikrimah dan Abu Said dari Ibnu Abbas)

No comments:

Post a Comment

 
back to top