TURUNNYA SURAH 4 – AN NISAA AYAT 58
Kisah Utsman ibn Thalhah RA. - Menunaikan Amanat kepada akhlinya.
x
Surah An-Nisaa' - سورة النساء
[4:58] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]4:58
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya menyerahkan segala jenis
amanah kepada ahlinya (yang berhak menerimanya), dan apabila kamu
menjalankan hukum di antara manusia, (Allah menyuruh) kamu menghukum
dengan adil. Sesungguhnya Allah dengan (suruhanNya) itu memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah sentiasa
Mendengar, lagi sentiasa Melihat.
(An-Nisaa' 4:58) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota | Bookmark | Muka Surat 87 - ٨٧
x (An-Nisaa' 4:58) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota | Bookmark | Muka Surat 87 - ٨٧
Thalhah adalah orang dari Bani Abdi Dar yang ditugasi memelihara Ka'bah dan secara otomatis dia juga sebagai perawat berhala-berhala untuk mendapat imbalan dari pemiliknya.
Begitu Muhammad mendakwahkan Islam yang menyuruh meninggalkan
penyembahan kepada berhala, dirasakannya ini sebagai ancaman akan hilangnya
hadiah baginya. Karena itu dia sangat membenci Muhammad dan ikut menyiksa
pengikutnya.
Pada masa perang Uhud, dia mengajak duel pemimpin kaum Muslim
yang diwakili Ali ibn Abi Thalib. Dalam duel dirinya terbunuh dengan pedang
Ali. Begitu pula ketiga anaknya mati terbunuh dalam perang itu, kecuali Utsman
ibn Thalhah yang sedang dipercaya memelihara Ka'bah menggantikan ayahnya.
Suatu hari berkumpulah Utsman ibn Thalhah, Amr ibn Al-Ash dan
Khalid ibn Walid didepan Ka'bah. Mereka berdiskusi tentang berhala-berhala yang
mereka sembah, ternyata tidak berdaya membantu mereka dalam perang. Ketiganya
juga kagum akan ajaran dan kepemimpinan Muhammad.
Allah berkehendak memberi hidayah kepada mereka, sehingga
ketiganya diam-diam meninggalkan Mekkah menuju Madinah. Di Madinah Rosulullah,
berkata kepada para sahabatnya : "Mekkah telah melemparkan tiga jantungnya
kepada kalian". Tentu saja siapa yang tidak kenal Khalid ibn Walid,
seorang akhli perang dan kelak Rasulullah menjulukinya sebagai 'Syaifullah - Pedang
Allah'.
Kesempatan pulang untuk memeluk Mekkah semakin dekat...
Rasulullah membentuk pasukan untuk menyerang Mekkah dari
berbagai arah. Akhirnya Mekkah telah dikuasai tanpa perlawanan yang berarti. Rasulullah
setelah bertawaf lalu menghancurkan berhala-berhala didalam Ka'bah dan
mendudukan siapa-siapa orang yang harus bertanggung jawab memelihara Ka'bah,
mengurus administrasi Mekkah, hukum, menjamu para jemaah haji yang datang ke
Mekkah dan memimpin mereka.
Salah seorang sahabat berkata, agar semua itu diserahkan saja
kepada Bani Hasyim (Bani asal Rasulullah). Rasulullah tidak setuju jika hanya
dikuasai satu Bani dan Allah menjawab masalah itu dengan turunnya ayat :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ
أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ
النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, yaitu akhlinya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” ~
QS 4 - An-Nisāa' :58 ~
Akhirnya kunci Ka'bah diserahkan kembali kepada Utsman ibn
Thalhah dan Usman sendiri menyerahkannya kembali kepada saudaranya,
sedangkan dia ikut kembali ke Mekkah.
Hari itu babak baru sejarah Umat Islam di Mekkah, semua penduduk
menyatakan keislamannya dan mengembalikan hak-hak saudaranya yang mau kembali
menetap di Mekkah
Sebagai rasa syukur, Ka'b ibn Malik langsung mensedekahkan
hartanya ke Fakir Miskin.