Saturday, January 19, 2019

43. Asbabun Nuzul Surah 35 Fathir

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Fathir

17JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
8. Maka Apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu Dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan) ? Maka Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; Maka janganlah dirimu binasa karena Kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.
(Fathir: 8)
Diriwayatkan oleh Juwaibir dari adl-Dlahhak yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ayat ini (Fathir: 8) turun berkenaan dengan Nabi saw. yang berdoa, Allaahumma a’iz diinika bi’umarabnil khaththaabi au bi jahlibni hisyaam (Ya Allah, semoga Engkau meneguhkan agama-Mu dengan berimannya ‘Umar bin al Khaththab atau Abu Jahl bin Hisyam). Allah member hidayah kepada ‘Umar dan menyesatkan Abu Jahl. Ayat ini (Fathir: 8) turun berkenaan dengan kedua orang ini.
29. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
(Fathir: 29)
Diriwayatkan oleh ‘Abdulghani bin Sa’id ats-Tsaqafi di dalam tafsir-nya, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ayat ini (Fathir: 29) turun berkenaan dengan Hushain bin al-Harits bin ‘Abdil Muththalib bin ‘Abdi Manaf al-Quraisy. Ayat ini menegaskan cirri-ciri orang yang diijabat amalnya oleh Allah swt.
35. yang menempatkan Kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya Kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu”.
(Fathir: 35)
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam kitab al-Ba’ts dan Ibnu Abi Hatim, dari Nafi’ bin al-Harits, yang bersumber dari ‘Abdullah bin Abi Aufa, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw.: “Yaa Rasulullah, sesungguhnya tidur merupakan kenikmatan dari Allah di dunia ini. Apakah nanti di surga kita bisa tidur?” Rasulullah menjawab: “Tidak ada. Karena tidur itu kawannya maut, sedang surga tidak ada maut.” Ia bertanya lagi: “Bagaimana istirahat mereka(ahli surga) itu ?” Pertanyaan ini menyinggung perasaan Rasulullah. Beliau bersabda: “Tidak ada capek di surga, semuanya serba senang dan enak.” Ayat ini (Fathir: 35) turun sebagai penegasan atas ucapan Rasulullah tadi.
42. dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; Sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, Maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran),
(Fathir: 42)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abi Hilal bahwa kaum Quraisy pernah berkata: “Sekiranya Allah mengutus Nabi dari golongan kami, niscaya tidak ada satupun umat yang lebih taat kepada khaliknya, lebih setia kepada Nabinya, dan lebih berpegang teguh kepada kitabnya, kecuali kami.” Berkenaan dengan peristiwa tersebut, turunlah surah ash-Shaaffat ayat 167-170, surah al-An’am ayat 157, dan surah Fathir ayat 42, yang menggambarkan bahwa ucapan mereka itu tidak sesuai dengan kenyataannya.
Demikian juga kaum Yahudi pernah berkata: “Kami mendapatkan nabi yang akan diutus,” dengan harapan bahwa dengan datangnnya nabi itu mereka akan mendapat keunggulan atas kaum Nasrani.

x


Surah Faatir

maka (fikirkanlah) Adakah orang Yang diperelokkan kepadanya amal buruknya (oleh Syaitan) lalu ia memandangnya dan mempercayainya baik, (bolehkah disifatkan sebagai orang Yang menjalankan peraturan Yang ditetapkan Allah untuk memberi hidayah kepadaNya, atau sebaliknya) ? kerana Sesungguhnya Allah menyesatkan sesiapa Yang dikehendakiNya, dan ia juga memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa Yang dikehendakiNya. oleh itu, janganlah Engkau membinasakan dirimu (Wahai Muhammad) kerana menanggung dukacita terhadap kesesatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui akan apa Yang mereka kerjakan. (Surah Faatir: 35: 8)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat di atas turun berkenaan dengan Nabi yang berdoa: "Allahumma a'iz dinaka bi Umar bin Khattab au bi Abi Jahal bin Hisyam" [Ertinya ialah: "Ya Allah semoga Engkau meneguhkan Agamamu dengan berimannya Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam] Allah memberi hidayat kepada Umar dan menyesatkan Abu Jahal.

Maka penurunan ayat ini (Surah Faatir: 35: 8) adalah berkenaan dengan kedua orang ini. (Diriwayatkan oleh Juwaibir dari ad Dlahhak dari Ibnu Abbas)

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan tetap mendirikan sembahyang serta mendermakan dari apa yang Kami kurniakan kepada mereka, secara bersembunyi atau secara terbuka, mereka (dengan amalan yang demikian) mengharapkan sejenis perniagaan yang tidak akan mengalami kerugian." (Surah Faatir: 35: 29)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat di atas turun berkenaan dengan Hushain bin al Harts bin Abdul Mutalib bin Abdi Manaf al Quraisy. Ayat ini menjelaskan ciri-ciri orang yang diterima amalannya oleh Allah. (Diriwayatkan oleh Abdul Ghani bin Saad at Thaqafi di dalam tafsirnya dari Ibnu Abbas) 

"Tuhan yang telah menempatkan kami di tempat tinggal yang kekal, dengan limpah kurniaNya semata-mata. Kami tidak akan merasa penat lelah di situ, dan Kami juga di situ tidak akan merasa letih lesu." (Surah Faatir: 35: 35)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah! Sesungguhnya tidur itu merupakan suatu kenikmatan dari Allah di dunia ini. Apakah di syurga nanti kita tidur?" Rasulullah menjawab: "Tidak ada, kerana tidur itu kawannya maut dan di syurga tidak ada maut." Kemudian dia bertanya lagi: "Bagaimana istirahat mereka itu?" Pertanyaan itu menyinggung perasaan Rasulullah lalu baginda bersabda: "Tidak ada keletihan di dalam syurga semuanya senang dan nikmat." Maka penurunan ayat di atas adalah sebagai penegasan akan ucapan Rasulullah tadi. (Diriwayatkan oleh al Baihaqi di dalam al Ba'ts dan Ibnu Abi Hatim dari Nafi bin al Harts dari Abdullah bin Aufa)

"Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sebenar-benar sumpahnya: demi Sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang Rasul pemberi ingatan dan amaran, sudah tentu mereka akan menjadi orang-orang yang lebih betul jalan agamanya dari sebarang umat yang lain. Setelah datang kepada mereka seorang Rasul pemberi ingatan dan amaran, (maka kedatangannya itu) hanya menyebabkan mereka bertambah liar dari kebenaran. (Surah Faatir: 35:42)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa kaum Quraisy pernah berkata: "Sekiranya Allah mengutus Nabi dari golongan kami, tidak akan ada satu umat pun yang lebih taat kepada Tuhannya dan lebih setia kepada Nabinya serta tidak ada yang lebih berpegang teguh kepada kitabnya kecuali kami."

Maka disebabkan peristiwa tersebut turunlah ayat dari surah ini (Surah as Saaffaat: 37: 167-170) (Surah al An'aam: 6: 157) dan (Surah Faatir: 35: 42) sebagai gambaran bahawa ucapannya itu tidak sesuai dengan kenyataannya.

Demikian juga kaum Yahudi pernah berkata: "Kami berjumpa dengan Nabi yang akan diutuskan" dengan harapan bahawa dengan datangnya Nabi itu mereka akan mendapat keunggulan lebih dari kaum Nasara. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abi Hilal)

No comments:

Post a Comment

 
back to top