Saturday, January 19, 2019

44. Asbabun Nuzul Surah 19 Maryam

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Maryam

22JAN
asbabun nuzul surah alquran
64.”dan tidaklah Kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.”
(Maryam: 64)
Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah saw bertanya kepada Jibril: “Apa yang menghalangimu untuk berziarah kepadaku lebih sering daripada yang biasa engkau lakukan?” Maka turunlah ayat ini (Maryam: 64) yang menegaskan bahwa Jibril turun kepada Muhammad hanya atas perintah Allah swt.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa Jibril tidak turun membawa wahyu selama empat puluh hari. Selanjutnya dalam riwayat ini dikemukakan cerita bagaimana yang tercantum dalam riwayat al-Bukhari di atas.
Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Anas bahwa Nabi saw bertanya kepada Jibril: “Kedudukan manakah yang paling dicintai Allah, dan manakah yang paling dibenci Allah?” Jibril menjawab: “Saya tidak tahu sebelum saya Tanya dulu.” Setelah lama berlalu, Jibrilpun kembali. Nabi berkata: “Engkau telah lama tidak datang kepadaku sehingga aku mengiria bahwa engkau marah.” Maka berkatalah Jibril menyampaikan ayat ini (Maryam: 64) yang menegaskan bahwa turunnya hanya atas perintah Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ketika kaum Quraisy bertanya kepada Nabi saw. tentang pemuda-pemuda ashhabul Kahfi, Allah tidak menurunkan wahyu kepada beliau selama lima belas hari. Ketika Jibril datang kembali, Rasul menegurnya atas keterlambatannya itu. Maka Jibril menyampaikan ayat ini (Maryam: 64) sebagai jawabannya.
77.“Maka Apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan: “Pasti aku akan diberi harta dan anak”.
(Maryam: 77)
Diriwayatkan oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim) dan lain-lain yang bersumber dari Kabbab bin al-Arat bahwa Kabbab bin al Arat datang kepada al-‘Ashi bin Wa-il as-Sahmi untuk menagih haknya, akan tetapi dijawab: “Aku tidak akan memberikan kepadamu sebelum engkau kufur kepada Muhammad.” Khabbab menjawab: “Apakah engkau tidak akan memberikannya sampai engkau mati dan dibangkitkan kembali?” Ia berkata: “Apakah aku akan mati dan dibangkitkan kembali?” Khabbab menjawab: “Benar.” Ia berkata: “Kalau demikian, aku akan membayarnya kelak di sana, karena di sana aku akan mempunyai harta dan anak.” Ayat ini (Maryam: 77) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
96. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah* akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.”
(Maryam: 96)
*Dalam surat Maryam ini nama Allah Ar Rahmaan banyak disebut, untuk memberi pengertian bahwa, Allah memberi ampun tanpa perantara.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf bahwa ketika ‘Abdurrahman bin ‘Auf hijrah ke Madinah, ia merasa kesepian karena meninggalkah shahabat-shahabatnya di Mekah. Shahabat-shahabatnya itu antara lain: Syaibah bin Rabi’ah, ‘Utbah bin Rabi’ah, serta Umayyah bin Khalaf (kesemuanya kafir Quraisy, sedang ‘Abdurrahman bin ‘Auf sendiri seorang Mukmin). Maka turunlah ayat ini (Maryam: 96) yang menegaskan bahwa kaum Mukminin yang beramal shaleh akan mendapat shahabat yang saling mencintai.

x


Surah Maryam

"Dan (berkatalah malaikat): "Kami tidak turun dari semasa ke semasa melainkan dengan perintah Tuhanmu (wahai Muhammad); Dialah jua yang menguasai serta mentadbirkan apa yang di hadapan kita dan apa yang di belakang kita serta apa yang di antara itu; dan tiadalah Tuhanmu itu lupa." (Surah Maryam: 19:64)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Rasulullah bertanya kepada Jibril: "Apakah yang menghalangmu untuk melawatku lebih daripada apa yang biasa engkau lakukan?" Maka turunlah ayat di atas sebagai penjelasan bahawa Jibril hanya datang kepada Muhammad apabila diperintahkan oleh Allah. (Diriwayatkan oleh al Bukhari dari Ibnu Abbas)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Jibril tidak turun membawa wahyu selama empat puluh hari. Seterusnya dalam riwayat ini ada dikemukakan cerita sebagaimana terdapat dalam riwayat al Bukhari di atas. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ikrimah)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa Rasulullah bertanya kepada Jibril: "Apakah kedudukan yang lebih dicintai oleh Allah dan apakah kedudukan yang paling dibenci oleh Allah?" Jibril menjawab: "Saya tidak tahu sebelum saya tanyakan dahulu." Setelah sekian lama masa berlalu Jibril kembali dan Nabi pun berkata: "Engkau telah lama tidak datang kepadaku sehingga aku mengira bahawa engkau marah kepadaku." Kemudian berkatalah Jibril dengan menyampaikan ayat ini (Surah Maryam: 19: 64) kepadanya. Ayat ini menjelaskan bahawa ia hanya turun apabila diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Taala. (Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih dari Anas) Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ketika kaum Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w tentang pemuda Ashabul Kahfi, Allah tidak menurunkan wahyu kepadanya selama 15 hari. Oleh itu apabila Jibril datang kembali, Nabi menegur di atas kelewatannya. Maka Jibril pun menyampaikan ayat ini (Surah Maryam: 19:64) sebagai jawapannya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas)

"Maka tidakkah engkau merasa hairan memikirkan (wahai Muhammad), akan orang yang kufur ingkar kepada ayat-ayat keterangan Kami serta ia berkata: "Demi sesungguhnya aku akan diberikan harta kekayaan dan anak-pinak pada hari akhirat?" (Surah Maryam: 19: 77)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Khabab bin Arat datang kepada al Ashi bin Wa'il as Sahmi untuk menuntut haknya. Akan tetapi dia menjawab: "Aku tidak akan memberikan hakmu kecuali jika engkau kufur kepada Muhammad. " Khabab menjawab: "Apakah engkau tidak akan berikan sehingga engkau mati dan dibangkitkan kembali?" Dia berkata: "Apakah aku akan mati dan kemudian dibangkitkan lagi?" Khabab menjawab: "Benar." Dia berkata lagi: "Kalau demikian aku akan membayarnya kelak di sana kerana di sana aku akan mempunyai harta dan anak." (Diriwayatkan oleh as Syaikhani dan perawi lain dari Khabab bin Arat)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, Allah yang melimpah-limpah rahmatnya akan menanamkan bagi mereka dalam hati orang ramai perasaan kasih sayang." (Surah Maryam: 19:96)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika Abdur Rahman bin Auf berhijrah ke Madinah dia merasa kesepian kerana meninggalkan sahabatnya di Mekah. Di antara sahabatnya ialah Syaibah dan Uthbah anak Rabi'ah serta Umayyah bin Khalaf. Kesemua mereka ini adalah orang kafir Quraisy dan Abdur Rahman adalah seorang Mukmin.

Maka turunlah ayat ini (Surah Maryam: 19: 96) sebagai penjelasan bahawa kaum Mukminin yang beramal soleh akan mendapat sahabat yang saling cinta mencintai. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Abdur Rahman bin Auf)

No comments:

Post a Comment

 
back to top