Sunday, January 20, 2019

111. Asbabun Nuzul Surah Al-Fat-h - سورة الفتح QS48

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Al-Fath

15JAN
asabun nuzul surah alqur’an
Diriwayatkan oleh al-Hakim dll, yang bersumber dari al-Miswar bin Mikhramah dan Marwan bin al-Hakim bahwa surat al-Fath (dari awal sampai akhir) diturunkan dalam peristiwa Hudaibiyyah (suatu tempat antara Mekah dan Madinah)
2. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang Telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
(al-Fath: 2)
5. Supaya dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah,
(al-Fath: 5)
Diriwayatkan oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim), at-Tirmidzi, dan al-Hakim, yang bersumber dari Anas bahwa ketika Rasulullah saw. pulang dari Hudaibiyyah, bersabdalah beliau kepada para shahabat: “Telah turun kepadaku ayat yang lebih aku cintai daripada segala apa yang ada di muka bumi ini.” Kemudia Rasulullah membacakan ayat tersebut (al-Fath: 2) kepada mereka, mereka berkata: “Betapa untung dan bahagianya tuan, ya Rasulullah. Allah telah menerangkan nasib tuan di kemudian hari. Namun bagaimana nasib kami ?” Maka turunlah ayat selanjutnya (al-Fath: 5) yang menjelaskan nasib mereka di akhirat.
18. Sesungguhnya Allah Telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon*, Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)**.
(al-Fath: 18)
* pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah nabi Muhammad s.a.w. beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan ‘umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang Telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang Karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin Kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman Telah dibunuh. Karena itu nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai’ah (janji setia) kepada beliau. merekapun mengadakan janji setia kepada nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama nabi sampai kemenangan tercapai. perjanjian setia Ini Telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, Karena itu disebut Bai’atur Ridwan. Bai’atur Ridwan Ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimin. perjanjian Ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.
** yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah kemenangan kaum muslimin pada perang Khaibar.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Salamah bin al-Akwa’. Bahwa ketika para shahabat sedang beristirahat di siang hari, seorang utusan Rasulullah saw berseru: “Hai kaum Muslimin. Ayo berbaiat (berjanji setia). Mari berbaiat!” Serentak kaum Muslimin menghadap Rasulullah saw. di saat beliau sedang berteduh di bawah pohon samurah. Mereka pun berbaiat kepada Rasulullah saw. Ayat ini (al-Fath:18) turun melukiskan peristiwa tersebut serta menjanjikan ketabahan dan kemenangan bagi mereka.
Pada waktu itu tersiar desas-desus bahwa ‘Utsman bin ‘Affan (utusan Rasulullah ke Mekah) dibunuh oleh kaum kafir Quraisy. Timbullah solidaritas di kalangan kaum Mukminin. Mereka bertekad menggempur kaum kafir Quraisy. Merekapun berbaiat kepada Rasulullah saw. Ayat ini (al-Fath: 18) turun melukiskan peristiwa tersebut serta menjanjikan ketabahan dan kemenangan bagi mereka.
24. Dan Dia-lah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
(al-Fath: 24)
Diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi, dan an-Nasa-i, yang bersumber dari Anas. Diriwayatkan pula oleh Muslim yang bersumber dari salamah bin al-Akwa’. Diriwayatkan pula oleh Ahmad dan an-Nasa-i, yang bersumber dari ‘Abdullah bin Mughaffal al-Muzani. Dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Ishaq yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ketika terjadi peristiwa Hudaibiyyah, ada delapan puluh pasukan musuh yang bersenjata lengkap bermaksud menyergap Rasulullah saw. dari Gunung Tan’im. Akan tetapi mereka tersergap dan tertawan, lalu dilepaskan kembali atas perintah Rasulullah saw. Ayat ini (al-Fath: 24) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan kemenangan kaum Muslimin dengan tidak menumpahkan darah.
25. Merekalah orang-orang yang kafir yang menghalangi kamu dari (masuk) Masjidil Haram dan menghalangi hewan korban sampai ke tempat (penyembelihan)nya. dan kalau tidaklah Karena laki-laki yang mukmin dan perempuan-perempuan yang mukmin yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka). supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah kami akan mengazab orang-orang yag kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.
(al-Fath: 25)
Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dan Abu Ya’la, yang bersumber dari Abu Jumu’ah Junbudz bin Sab’ bahwa pada siang hari Abu Jum’ah Junbudz bin Sab’ berperang menentang Rasulullah sebagai seorang kafir. Akan tetapi pada sore harinya , setelah masuk Islam, ia bersama kawan-kawannya, tiga orang laki-laki dan tujuh orang perempuan, berperang di pihak Rasulullah saw.. Abu Jum’ah mengemukakan bahwa ayat ini (al-Fath: 25) turun berkenaan dengan dirinya dan kawan-kawannya, yang melukiskan keadaan mereka.
27. Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan Sebenarnya (yaitu) bahwa Sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat***.
(al-Fath: 27)
*** Selang beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah nabi Muhammad s.a.w. bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam keadaan sebahagian mereka bercukur rambut dan sebahagian lagi bergunting. nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti. Kemudian berita Ini tersiar di kalangan kaum muslim, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi dan Nasrani. setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu itu tidak sampai memasuki Mekah Maka orang-orang munafik memperolok-olokkan nabi dan menyatakan bahwa mimpi nabi yang dikatakan beliau pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat Ini yang menyatakan bahwa mimpi nabi itu pasti akan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. dan sebelum itu dalam waktu yang dekat nabi akan menaklukkan kota Khaibar. Andaikata pada tahun terjadinya perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslim memasuki kota Mekah, Maka dikhawatirkan keselamatan orang-orang yang menyembunyikan imannya yang berada dalam kota Mekah waktu itu.
Diriwayatkan oleh al-Faryabi, ‘Abd bin Humaid, dan al-Baihaqi di dalam kitab ad-Dalaa-il, yang bersumber dari Mujahid bahwa ketika Rasulullah saw. berada di Hudaibiyyah, beliau bermimpi masuk Mekah bersama Shahabat-shahabatnya dengan aman tenteram. Dalam mimpi itu terlihat sebagian shahabatnya bercukur bersih dan sebagian rambutnya digunting pendek, sebagai tanda selesai melakukan ihram. (Dengan adanya Perjanjian Hudaibiyyah, mereka tidak dapat melaksanakan ihram) sehingga Rasulullah saw. memerintahkan menyembelih hadyu (kurban) sebagai tandai tahalul. Para pengikut Rasul (yang munafik) menagih isi mimpi itu: “Mana ya Rasulullah, bukti impian itu?” Maka turunlah ayat ini (al-Fath:27) yang menjanjikan kebenaran impian Rasulullah itu (akan) terlaksana.

x


Surah al Fath

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa surah al Fath ini dari awal hingga akhir diturunkan pada peristiwa Hudaibiyah iaitu suatu tempat yang terletak di antara Mekah dan Madinah. (Diriwayatkan oleh al Hakim dan yang lainnya dari al Miswar bin Mikramah dan Marwan bin al Hakam) 

"Kemenangan yang dengan sebabnya Allah mengampunkan salah dan silapmu yang telah lalu dan yang terkemudian, dan menyempurnakan nikmatNya kepadamu, serta menambahkanmu hidayat kejalan yang lurus (dalam mengembangkan Islam dan melaksanakan hukum-hukumnya)." (Surah al Fath: 48: 2)

"(Allah melakukan yang demikian) supaya ia memasukkan orang-orang yang beriman lelaki dan perempuan ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; dengan keadaan kekal mereka di dalamnya, serta menghapuskan dosa-dosa mereka; dan adalah yang demikian itu pada sisi Allah merupakan kejayaan yang besar (untuk mereka)." (Surah al Fath: 48: 5)
x

Surah Al-Fat-h - سورة الفتح

[48:2 - 48:5] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


48_2
Kemenangan yang dengan sebabnya Allah mengampunkan salah dan silapmu yang telah lalu dan yang terkemudian, dan menyempurnakan nikmatNya kepadamu, serta menambahkanmu hidayah ke jalan yang lurus (dalam mengembangkan Islam dan melaksanakan hukum-hukumnya).
(Al-Fat-h 48:2) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 511 - ٥١١

48_5
(Allah melakukan yang demikian) supaya ia memasukkan orang-orang yang beriman - lelaki dan perempuan - ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; dengan keadaan kekal mereka di dalamnya, serta menghapuskan dosa-dosa mereka; dan adalah yang demikian itu pada sisi Allah merupakan kejayaan yang besar (untuk mereka);
(Al-Fat-h 48:5) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 511 - ٥١١
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika Rasulullah pulang dari Hudaibiyah baginda bersabda kepada para sahabat: "Telah turun kepadaku ayat-ayat yang paling kucintai melebihi apa-apa yang ada di atas muka bumi ini." 

Kemudian Rasulullah membacakan ayat itu (Surah al Fath: 48: 2) kepada mereka. Mereka berkata: "Betapa untung dan bahagianya tuan, ya Rasulullah! Allah telah menerangkan nasib tuan di kemudian hari dan bagaimana dengan nasib kami?"

Maka turunlah ayat yang berikutnya (Surah al Fath: 48: 5) sebagai penjelasan akan nasib mereka di akhirat. (Diriwayatkan oleh as Syaikhani, at Tirmizi dan al Hakim dari Anas)

Demi sesungguhnya! Allah reda akan orang-orang Yang beriman, ketika mereka memberikan pengakuan taat setia kepadamu (Wahai Muhammad) di bawah naungan pohon (yang termaklum di Hudaibiyah); maka (dengan itu) ternyata apa Yang sedia diketahuiNya tentang (kebenaran iman dan taat setia) Yang ada Dalam hati mereka, lalu ia menurunkan semangat tenang tenteram kepada mereka, dan membalas mereka Dengan kemenangan Yang dekat masa datangnya; (Surah al Fath: 48: 18)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika para sahabat sedang beristirahat pada siang hari, datanglah seorang utusan Rasulullah dan berseru: "Hai kaum Muslimin, marilah kita berbaiah". [Pada ketika itu tersiar berita bahawa Uthman bin Affan utusan Rasulullah ke Mekah telah dibunuh oleh orang kafir Quraisy. Oleh sebab itu timbullah semangat dari kaum Mukminin untuk memerangi mereka. Maka mereka berbaiah kepada Rasulullah. Akan tetapi pada waktu itu Uthman dikembalikan semula oleh kaum kafir Quraisy. Maka terjadilah perjanjian Hudaibiyah. (Muhammad Sayyid Kaelani, Ainal Yakin fi shiraatil mursalin, Mustafa al Bab al halabi, Cairo 1956, hal 88] Maka kaum Muslimin dengan segera datang mengadap Rasulullah yang pada ketika itu sedang berteduh di bawah pohon samurah. Kemudian mereka berbaiah kepada Rasulullah. Maka penurunan ayat ini (Surah al Fath: 48: 18) menceritakan peristiwa di atas dan menjanjikan ketabahan dan kemenangan buat mereka. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Salamah bin al Akwa)

"Dan Dia lah yang telah menahan tangan mereka (yang musyrik) daripada melakukan perkara yang buruk terhadap kamu, dan tangan kamu daripada berbuat demikian kepada mereka di kawasan Makkah, sesudah la menjadikan kamu dapat menewaskan mereka. Dan (ingatlah), Allah adalah Maha Melihat akan segala yang kamu kerjakan." (Surah al Fath: 48: 24)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa terdapat 80 orang pasukan musuh yang lengkap bersenjata ketika terjadinya perjanjian Hudaibiyah. Mereka ini berniat untuk menyerang pasukan Rasulullah dari gunung Taim. Akan tetapi mereka diserbu dan ditawan oleh pasukan muslimin kemudian dilepaskan kembali atas perintah Rasulullah. Maka ayat ini (Surah al Fath: 48: 24) turun berkenaan dengan peristiwa di atas yang menceritakan kemenangan kaum Muslimin tanpa ada pertumpahan darah. (Diriwayatkan oleh Muslim, at Tirmizi dan an Nasa'I dari Anas) (K. Dan diriwayatkan pula oleh Muslim dari Hadis Salamah bin al Akwa) (K. Dan diriwayatkan pula oleh Ahmad dan an Nasa'i dari Hadis Abdullah bin Mughaffal al Muzani) (K. Dan Ibnu Ishaq dari Hadis Ibnu Abbas)

"Mereka itulah orang-orang yang kafir dan menghalang kamu daripada masuk ke masjid al-Haraam (Makkah al-Mukarramah) serta (menyebabkan) binatang-binatang korban (yang kamu bawa): tertahan dari sampai ke tempat sembelihannya. Dan kalaulah tidak kerana kemungkinan kamu akan melakukan pembunuhan yang tidak sengaja terhadap beberapa orang yang beriman, lelaki dan perempuan, yang ada di antara orang-orang kafir itu, pada hal kamu tidak mengetahui mereka beriman, yang akibatnya kamu akan menanggung kesusahan dan dukacita disebabkan pembunuhan mereka, - (tentulah diizinkan kamu menyerang kaum musyrik yang mengancam kamu itu). (Tetapi tidak diizinkan) kerana Allah hendak memasukkan sesiapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmatNya. Kalaulah mereka (penduduk Makkah - yang beriman dan yang musyrik) itu berpisahan (di antara satu puak dengan yang lain), tentulah Kami menyeksa orang-orang yang kafir dari mereka dengan seksa (di dunia) yang tidak terperi sakitnya." (Surah al Fath: 48: 25)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Abi Jum'ah Junbuz bin Sabu berperang menentang Rasulullah pada siang hari sebagai seorang kafir. Akan tetapi pada petang harinya dia bersama kawannya yang terdiri dari 3 lelaki dan 7 wanita berperang bagi pihak Rasulullah sebagai seorang Muslim. Oleh itu dia mengatakan bahawa ayat ini (Surah al Fath: 48:25) turun menceritakan keadaan dirinya dan kawan-kawannya. (Diriwayatkan oleh at Thabarani dan Abu Ya'la dari Abi Jum'ah Junbuz bin Sabu)

"Demi sesungguhnya! Allah tetap menyatakan benar RasulNya dalam perkara mimpi itu dengan kenyataan yang sebenar; iaitu sesungguhnya kamu tetap akan memasuki Masjid al-Haraam, Insya-Allah (pada masa yang ditentukanNya) dalam keadaan aman (menyempurnakan ibadat umrah kamu) dengan mencukur kepala kamu, dan kalau (tidak pun) menggunting sedikit rambutnya, serta kamu tidak merasa takut (akan pengkhianatan musuh sehingga kamu keluar balik dari situ). (Allah menangguhkan berlakunya kenyataan itu) kerana la mengetahui (adanya faedah dalam penangguhan itu) yang kamu tidak mengetahuinya; maka la menyediakan sebelum (terlaksananya mimpi) itu, satu kemenangan yang dekat (masa berlakunya)." (Surah al Fath: 48: 27)
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika Rasulullah berada di Hudaibiyah, baginda bermimpi masuk ke Mekah bersama sahabatnya dengan aman dan tenteram.
Dalam mimpi itu baginda melihat sebahagian dari sahabatnya bercukur bersih dan sebahagian lagi rambutnya digunting pendek sebagai tanda telah selesai melakukan ihram. Akan tetapi dengan adanya perjanjian Hudaibiyah mereka tidak dapat melaksanakan ihram sehingga akhirnya Rasulullah memberikan perintah kepada mereka untuk menyembelih korban sebagai tanda tahalul. Para pengikut Nabi yang munafik itu meminta bukti akan mimpi Rasulullah itu dengan berkata: "Mana ya Rasulullah, bukti mimpimu itu?"

Maka turunlah ayat ini (Surah al Fath: 48: 27) sebagai janji akan kebenaran mimpi Rasulullah itu dan ia akan dapat dilaksanakan. (Diriwayatkan oleh al Faryabi, Abd bin Hamid dan al Baihaqi di dalam kitab ad Dalail dari Mujahid)

No comments:

Post a Comment

 
back to top