Saturday, January 19, 2019

47. Asbabun Nuzul Surah 26 Asy-Syu’araa

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Asy-Syu’araa

20JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
205. “Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun,
206. Kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka,
207. Niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya.”
(Asy-Syu’araa: 205-207)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang besumber dari Abu Jahdlam bahwa pada suatu hari Nabi saw. tampak gelisah. Para sahabat menanyakan kepada beliau perihal kegelisahan itu. Beliau menjawab: “Mengapa tidak? Sementara aku mengetahui bahwa musuhku sesudah aku mati adalah umatku sendiri.” Berkenaan dengan peristiwa tersebut maka turunlah ayat ini (Asy-Syu’araa: 205-207) yang menegaskan bahwa walaupun mereka itu (musuh-musuh Islam) diberikan kenikmatan hidup bertahun-tahun, kenikmatan itu tidak berguna bagi mereka. Dengan turunnya ayat tersebut, terobatilah hati beliau.
214.”Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman.”
(Asy-Syu’araa: 214-215)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ketika turun ayat, wa andzir ‘asyiiratakal aqrabiin (dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat) (Asy-Syu’araa: 214), Rasulullah saw. memulai dakwahnya kepada keluarga serumahnya, kemudian kepada keluarga terdekat. Hal ini menyinggung perasaan kaum Muslimin (merasa terabaikan), sehingga Allah menurunkan ayat selanjutnya (Asy-Syu’araa:215) sebagai perintah agar kaum Mukminin lainnya diperhatikan juga.
224.”Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
225. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah*,
226. Dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)?
227. Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.”
(Asy-Syu’araa: 224-227)
*Yang dimaksud dengan ayat ini ialah bahwa sebagian penyair-penyair itu suka mempermainkan kata-kata dan tidak mempunyai tujuan yang baik yang tertentu dan tidak punya pendirian.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim, dari al-‘Aufi, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah, bahwa pada zaman Rasulullah saw. pernah ada dua orang laki-laki (ahli syair) dari gololngan Anshar dan golongan lainnya yang saling mengejek dengan syair. Masing-masing mempunyai pengikut orang-orang sesat dan bodoh. Ayat ini (Asy-Syu’araa: 224-226) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Urwah. Bahwa ketika turun ayat wasy syu’araa-u yattabi’uhul ghaawuun (dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat) sampai maa laa yaf’aluun.. (…apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan [nya]) (Asy-Syu’araa: 224-226), ‘Abdullah bin Rawahah berkata: “Allah benar-benar mengetahui bahwa salah seorang dari mereka itu adalah aku.” Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (Asy-Syu’araa: 227) yang mengecualikan ahli syair yang beriman kepada Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan al-Hakim yang bersumber dari Abu Hasan al-Barrad bahwa ketika turun ayat, wasy syu’araa-u.. (dan penyair-penyair itu…) sampai akhir ayat (Asy-Syu’araa: 224-226), ‘Abdullah bin Rawahah, Ka’b bin Malik dan Hasan bin Tsabit menghadap Rasulullah saw. dan berkata: “Wahai Rasulullah. Demi Allah, Allah telah menurunkan ayat ini, dan mengetahui bahwa kami ini para penyair, karena itu pastilah kami celaka.” Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (Asy-Syu’araa: 227) sehingga Rasulullah memanggil mereka kembali dan membacakan ayat tersebut, yang mengecualikan mereka dari orang-orang yang celaka.

x


Surah asy Syu'araa'

"Bagaimana fikiranmu (wahai Muhammad)? Jika Kami berikan mereka menikmati kesenangan bertahun-tahun. " (Surah asy Syu'araa': 26: 205)

"Kemudian mereka didatangi azab seksa yang dijanjikan kepada mereka. " (Surah asy Syu'araa': 26: 206)

"(Tentulah) kesenangan yang mereka nikmati bertahun-tahun itu tidak dapat memberikan mereka sebarang pertolongan. " (Surah asy Syu'araa': 26: 207)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa pada suatu hari Nabi tampak gelisah sehingga para sahabat bertanya kepadanya. Baginda menjawab: "Mengapa tidak! Aku nampak bahawa musuhku adalah terdiri dari umatku sendiri sesudah aku wafat."

Oleh itu, berhubung dengan peristiwa tersebut turunlah ayat ini (Surah asy Syu'araa': 26: 205-207) sebagai penjelasan bahawa mereka itu (musuh-musuh Islam) walaupun diberi kenikmatan hidup selama bertahun-tahun, tetapi kenikmatan itu tidak akan berguna bagi mereka.

Maka dengan penurunan ayat ini terubatlah hati baginda. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Jahdham)

"Dan berilah peringatan serta amaran kepada kaum kerabatmu yang dekat. " (Surah asy Syu'araa1: 26: 214) 

"Dan hendaklah engkau merendah diri kepada pengikut-pengikutmu dari orang-orang yang beriman. " (Surah asy Syu'araa': 26: 215) 

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika turun ayat ini (Surah asy Syu'araa': 26: 214) Rasulullah mulai berdakwah kepada keluarga satu rumahnya, kemudian kepada keluarga yang terdekat. Perkara ini menyinggung perasaan kaum Muslimin yang lain kerana merasa diri mereka diabaikan. Kemudian Allah menurunkan ayat yang berikutnya (Surah asy Syu'araa': 26: 215) sebagai perintah kepada baginda untuk memperhatikan kaum Mukminin yang lainnya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdari Ibnu Juraij) 

"Dan Ahli-ahli syair itu, diturut oleh golongan yang sesat tidak berketentuan hala." (Surah asy Syu'araa': 26: 224) 

"Tidakkah engkau melihat bahawa mereka merayau-rayau dengan tidak berketentuan hala dalam tiap-tiap lembah (khayal dan angan-angan kosong)?" (Surah asy Syu'araa': 26: 225) 

"Dan bahawa mereka memperkatakan apa yang mereka tidak melakukannya?" (Surah asy Syu'araa': 26: 226) 

"Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh (dari kalangan penyair-penyair itu), dan mereka pula mengingati Allah banyak-banyak, serta mereka membela diri sesudah mereka dianiaya. Dan (ingatlah), orang-orang yang melakukan sebarang kezaliman, akan mengetahui kelak, ke tempatmana, mereka akan kembali." (Surah asy Syu'araa': 26: 227)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa pada zaman Rasulullah terdapat dua orang ahli syair lelaki terdiri dari golongan Ansar dan golongan lain. Mereka saling mengejek di antara satu sama lain dengan syair masing-masing dan mereka juga mempunyai pengikut yang terdiri dari orang-orang sesat dan bodoh. Maka penurunan ayat-ayat ini (Surah asy Syu'araa': 26:224-226) adalah berhubung dengan peristiwa di atas. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari al Ufi dari Ibnu Abbas) (Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari Ikrimah) 

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ketika turun ayat ini (Surah asy Syu'araa': 26:224-226) Abdullah bin Rawahah berkata: "Allah telah mengetahui bahawa salah seorang dari mereka itu adalah aku. "Maka Allah menurunkan ayat yang berikutnya (Surah asy Syu'araa': 26:227) sebagai pengecualian kepada ahli syair yang beriman kepadaNya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Urwah) 

Dalam riwayat lain pula ada dikemukakan bahawa ketika turun ayat ini (Surah asy Syu'araa': 26:224-226) Abdullah bin Rawahah, Kaab bin Malik dan Hassan bin Thabit datang mengadap Rasulullah dan berkata: "Wahai Rasulullah! Demi Allah, Allah telah menurunkan ayat ini, dan Allah mengetahui bahawa kamilah ahli syair dan pasti kami celaka." Maka turunlah ayat yang seterusnya (Surah asy Syu'araa': 26: 227) sehingga Rasulullah memanggil mereka kembali dan membacakan ayat tersebut yang mengecualikan mereka dari orang-orang yang celaka. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan al Hakim dari Hasan al Barrad)

No comments:

Post a Comment

 
back to top