Saturday, January 19, 2019

57. Asbabun Nuzul Surah 31 Luqman

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Luqman

20JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
6. “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.”
(Luqman: 6)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-‘Aufi yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ayat ini (Luqman: 6) turun berkenaan dengan seorang Quraisy yang membeli seorang biduanita (yang dijadikan untuk menyesatkan manusia). Ayat ini mengancam orang-orang yang berusaha menyesatkan manusia.
Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ayat ini (Luqman: 6) turun berkenaan dengan an-Nadlr bin al-Harits yang membeli seorang biduanita. Apabila ia mendengar seseorang akan masuk Islam, ia mengajak orang tersebut datang kepada biduanita tersebut. kemudian ia menyuruh biduanita itu menyediakan makanan dan minuman serta merayu orang tersebut dengan alunan suaranya. An-Nadlr berkata kepada orang yang dibujuknya itu: “Ini lebih baik daripada ajakan Muhammad yang hanya menyuruh shalat, shaum, dan berperang untuk kemenangannya.” Ayat ini (Luqman: 6) menerangkan bahwa orang-orang yang berbuat seperti itu akan mendapat siksa yang sangat berat dari Allah swt.
27. “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah*. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(Luqman: 27)
*yang dimaksud dengan Kalimat Allah ialah: ilmu-Nya dan Hikmat-Nya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa ahli kitab bertanya kepada Rasulullah saw. tentang ruh. Pertanyaan ini dijawab oleh Nabi Muhamad saw. dengan firman Allah, surat al-Israa ayat 85 yang menegaskan bahwa ruh adalah urusan Allah, dan manusia hanya diberi ilmu yang sangat sedikit. Ahli kitab berkata: “Engkau menganggap bahwa kami tidak diberi ilmu kecuali hanya sedikit, padahal kami telah diberi Taurat. Taurat adalah hikmah. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sesungguhnya ia telah diberi kebaikan yang banyak.” Maka turunlah ayat ini (Luqman: 27) sebagai penjelasan bahwa ilmu yang diberikan kepada manusia hanyalah sedikit, sedangkan ilmu Allah tidak mungkin dapat dicatat karena sangat banyak.
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq yang bersumber dari ‘Atha’ bin Yasar. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau ‘Ikrimah yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ketika Rasulullah saw. berada di Mekah, turunlah ayat…. Wa maa uutiitum minal ‘ilmi illaa qaliilaa…( … dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit) (al-Israa: 85). Setelah beliau hijrah ke Madinah, datanglah kepada beliau pendeta-pendeta Yahudi seraya berkata: “Apakah benar apa yang telah sampai kepada kami ini, bahwa engkau berkata: ‘hanya sedikit ilmu yang diberikan oleh Allah’. Apakah perkataan itu ditujukan kepada kami atau kepada kaummu?” Bersabdalah Rasulullah saw.: “Kami tujukan kepada dua-duanya.” Mereka berkata: “Bukankah engkau telah membaca (dalam al-Qur’an) bahwa kami telah diberi Taurat yang di dalamnya terdapat keterangan untuk segala perkara.” Bersabdalah Rasulullah saw: “Semua itu dibanding dengan ilmu Allah sangatlah sedikit.” Ayat ini (Luqman: 27) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa di muka bumi ini tidak akan ada alat yang mencukupi untuk melukiskan ilmu Allah.
Diriwayatkan oleh Abusy Syaikh di dalam kitab al-‘Azhamah, dan Ibnu Jarir, yang bersumber dari Qatadah bahwa kaum musyrikin berkata: “Hampir habis apa yang dikatakan oleh Muhammad.” Ayat tersebut (Luqman: 27) turun berkenaan dengan ucapan mereka, yang menegaskan bahwa ilmu Allah itu tidak akan ada habis-habisnya.
34. “Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok*. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(Lukman: 34)
*Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim, yang bersumber dari Mujahid bahwa seorang Badui datang menghadap Rasulullah dan berkata: “Istriku sedang hamil, cobalah terangkan jenis kelamin apa yang akan ia lahirkan (apakah pria atau wanita); negeriku kekeringan, kapan akan turun hujan; dan aku tahu kapan aku dilahirkan, tetapi terangkan kepadaku kapan aku mati?” Maka turunlah ayat ini (Lukman: 34) yang menegaskan bahwa hanya Allah yang mengetahui segala sesuatu.

x


Surah Luqman

"Dan ada di antara manusia: orang yang memilih serta membelanjakan hartanya kepada cerita-cerita dan perkara-perkara hiburan yang melalaikan; yang berakibat menyesatkan (dirinya dan orang ramai) dari ugama Allah dengan tidak berdasarkan sebarang pengetahuan; dan ada pula orang yang menjadikan ugama Allah itu sebagai ejek-ejekan; merekalah orang-orang yang akan beroleh azab yang menghinakan," (Surah Luqman:31:6) 

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah Luqman: 31: 6) turun berkenaan dengan seorang Quraisy yang membeli seorang biduanita untuk dijadikan sebagai alat menyesatkan manusia. Ayat ini turun sebagai ancaman kepada orang-orang yang berusaha untuk menyesatkan manusia. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdari al Ufi dari Ibnu Abbas) 

Dalam riwayat lain pula ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah Luqman: 31:6) turun berkenaan dengan an Nadhr bin al Harts yang membeli seorang biduanita. Apabila dia mendengar berita seseorang akan masuk Islam, lalu dia akan mengajak orang tersebut datang kepada biduanita itu dan menyuruh biduanita itu menyediakan makanan dan minuman serta merayunya dengan alunan suaranya. Kemudian an Nadhr berkata kepada orang yang dipujuk itu: "Ini adalah lebih baik daripada ajakan Muhammad yang hanya menyuruh sembahyang, puasa dan berperang untuk kemenangan dirinya." Maka ayat ini menerangkan bahawa orang-orang yang berbuat seperti itu akan mendapat seksaan yang sangat beratdari Allah. (Diriwayatkan oleh Juwaibirdari Ibnu Abbas) 

"Dan sekiranya segala pohon yang ada di bumi menjadi pena, dan segala lautan (menjadi tinta), dengan dibantu kepadanya tujuh lautan lagi sesudah itu, nescaya tidak akan habis Kalimah-kalimah Allah itu ditulis. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. " (Surah Luqman: 31:27) 

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ahli kitab bertanya kepada Rasulullah tentang roh. Pertanyaan itu dijawab oleh Nabi Muhammad berpandukan kepada firman Allah dalam surah al Israa': 17: 85 yang menjelaskan bahawa roh itu adalah urusan Allah dan manusia hanya diberi ilmu yang sedikit sahaja.

Kemudian ahli kitab berkata: "Engkau menganggap bahawa kami tidak diberi ilmu kecuali sedikit, padahal kami telah diberi Taurat dan Taurat itu adalah hikmah dan barangsiapa yang diberi hikmah sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. "

Maka turunlah ayat ini (Surah Luqman: 31: 27) sebagai penjelasan bahawa ilmu yang diberikan kepada manusia hanyalah sedikit dan ilmu Allah tidak mungkin dapat dicatat kerana terlalu banyak. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdari Ikrimah) 

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ayat "wa ma utitum minalilmiilia qalila"(Surab al Israa': 17:85) turun ketika Nabi berada di Mekah. Setelah baginda berhijrah ke Madinah, datanglah pendeta-pendeta Yahudi dan berkata: "Apakah benar apa yang telah sampai kepada kami bahawa engkau berkata: "Hanya sedikit ilmu yang telah diberikan oleh Allah. Apakah diberikan kepada kami atau kaummu?" Kemudian Nabi bersabda: "Kami maksudkan kedua-duanya." Mereka berkata lagi: "Bukankah engkau telah baca di dalam al Quran, sesungguhnya kami telah diberi Taurat yang di dalamnya terdapat keterangan untuk segala perkara." Bersabdalah Rasulullah: "Kesemuanya itu jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah sangat sedikit."

Maka ayat ini (Surah Luqman: 31: 27) turun berkenaan dengan peristiwa di atas yang menjelaskan bahawa tidak akan ada alat yang mencukupi untuk menulis ilmu Allah di atas muka bumi ini. (Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Atha Ibnu Yasar) (Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas) 

Dalam riwayat lain pula ada dikemukakan bahawa kaum musyrikin berkata: "Hampir habis apa yang dapat dikatakan oleh Muhammad." Maka ayat ini (Surah Luqman: 31: 27) turun berkenaan dengan ucapan mereka. Ayat ini menjelaskan bahawa ilmu Allah tidak akan habis. (Diriwayatkan oleh Abu Syaikh di dalam kitab Idhamahdan Ibnu Jarirdari Qatadah) 

"Sesungguhnya di sisi Allah pengetahuan yang tepat tentang hari kiamat. Dan Dia lah jua yang menurunkan hujan, dan yang mengetahui dengan sebenar-benarnya tentang apa yang ada dalam rahim (ibu yang mengandung). Dan tiada seseorang pun yang betul mengetahui apa yang akan diusahakannya esok (sama ada baik atau jahat); dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi negeri manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Amat Meliputi pengetahuanNya." (Surah Luqman: 31: 34)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa seorang Badwi datang mengadap kepada Rasulullah dan berkata: "Isteriku sedang mengandung, terangkan kepadaku akan jantina anak ini apakah dia lelaki atau perempuan dan negeriku kekeringan, bilakah hujan akan turun serta aku tahu bila aku dilahirkan akan tetapi terangkan kepadaku bilakah aku mati?" Maka turunlah ayat ini (Surah Luqman: 31: 34) sebagai penjelasan bahawa hanya Allah yang maha mengetahui akan segala sesuatu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdan Ibnu Abi Hatim dari Mujahid 

No comments:

Post a Comment

 
back to top