Saturday, January 19, 2019

73. Asbabun Nuzul Surah 21 Al-Anbiyaa’

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Al-Anbiyaa’

22JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
6. “Tidak ada (penduduk) suatu negeripun yang beriman yang kami Telah membinasakannya sebeIum mereka; Maka apakah mereka akan beriman?”
(al-Anbiyaa’: 6)
*Maksudnya: umat-umat yang dahulu Telah meminta kepada rasul-rasulnya mukjizat dan Tuhan Telah mendatangkan mukjizat itu, tetapi mereka juga tidak beriman, lalu Tuhan menghancurkan mereka. orang musyrikin itupun kalau diberi mukjizat yang mereka minta itu, mereka juga tidak akan beriman, Karena mereka lebih keras kepala lagi dari umat-umat yang dahulu itu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah bahwa penduduk Mekah berkata kepada Nabi saw.: “Sekiranya apa yang enkau katakan itu benar dan engkau menghendaki agar kami beriman kepadamu, coba jadikan gunung Shafa ini emas.” Datanglah Jibril dan berkata: “Sekiranya engkau mau, pastilah aya yang dikehendaki oleh kaummu itu terwujud. Namun sekiranya mereka tidak beriman setelah dikabulkan permintaannya, mereka dengan serta merta akan disiksa tanpa diberi tempo lagi. Atau engkau sendiri menangguhkan dalam mengabulkan permintaan mereka dengan harapan agar mereka beriman.” Ayat ini (al-Anbiyaa’: 6) turun sebagai peringatan kepada Nabi saw. bahwa kaum-kaum sebelum mereka pernah meminta mukjizat, akan tetapi setelah dikabulkan, mereka tetap kufur.
34.“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?”
(al-Anbiyaa’: 34)
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ketika Nabi saw. diberitahu hari wafatnya, beliau bersabda: “Ya Rabbi. Siapa yang akan membela umatku ini?” Turunlah ayat ini (al-Anbiyaa’: 34) yang menegaskan bahwa setiap makhluk tidak ada yang dapat hidup kekal di dunia.
36. “Dan apahila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka Hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (mereka mengatakan): “Apakah Ini orang yang mencela tuhan-tuhan-mu?”, padahal mereka adaIah orang-orang yang ingkar mengingat Allah yang Maha Pemurah.”
(al-Anbiyaa’: 36)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi bahwa Nabi saw. lewat di depan Abu Jahl dan Abu Sufyan yang sedang bercakap-cakap. Ketika Abu Jahl melihat Nabi saw.,ia tertawa dan berkata kepada Abu Sufyan: “Inilah Nabi Bani ‘Abdi Manaf.” Marahlah Abu Sufyan dan berkata: “Apakah engkau akan memungkiri jika dari Bani ‘Abdi Manaf seorang Nabi?” Percakapan itu terdengar oleh Nabi saw.. Beliau berbalik kepada Abu Jahl dengan pandangan yang tajam sambil memberikan peringatan: “Aku tidak melihat engkau berhenti mengganggu, sehingga engkau mendapat siksa sebelum waktu seharusnya.” Ayat ini (al-Anbiyaa’: 36) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
98. “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.”
(al-Anbiyaa’: 98)
101. “Bahwasanya orang-orang yang Telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari kami, mereka itu dijauhkan dari neraka,”
(al-Anbiyaa’: 101)
Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ketika turun ayat, innakum wa maa ta’buduuna ming duunillaahi hashabu jahannama antum lahaa waariduun (sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya) (al-Anbiyaa’: 98), bertanya Ibnuz Zuba’ra: “Apakah penyembah matahari, bulan, malaikat, dan penyembah ‘Uzair seluruhnya di dalam neraka beserta tuhan-tuhan kami?” Maka turunlah ayat, innal ladziina sabaqat lahum minnal husnaa…(bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari kami..) (al-Anbiyaa’: 101), sebagai penegasan bahwa orang-orang yang menepati ketetapan-ketetapan Allah akan dijauhkan dari api neraka. Dan turun pula ayat, wa lammaa dluribabnu maryama matsalaa.. (dan tatkala putra Maryam [‘Isa] dijadikan perumamaan…) (az-Zukhruf: 57-58).

x


Surah al Anbiyaa'

"Tidak ada penduduk sesebuah negeri pun yang Kami binasakan sebelum mereka, yang telah beriman kepada mukjizat yang diberi kepadanya; maka benarkah mereka yang meminta mukjizat itu mahu beriman?" (Surah al Anbiyaa': 21: 6)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa penduduk Mekah berkata kepada Nabi: "Sekiranya apa yang engkau katakan itu adalah benar dan engkau menghendaki supaya kami beriman kepadamu, jadikan gunung Safa ini sebagai emas." Datanglah Jibril dan berkata: "Sekiranya engkau hendak menunaikan apa yang dikehendaki oleh kaummu pastinya engkau dapat, tetapi sekiranya mereka tidak beriman setelah dikabulkan permintaannya, sesungguhnya mereka akan diseksa dengan serta merta tanpa diberi tempoh lagi, atau engkau sendiri akan menangguhkan di dalam mengabulkan permintaan mereka dengan harapan agar mereka beriman."

Maka penurunan ayat ini (Surah al Anbiyaa': 21:6) adalah sebagai peringatan kepada Nabi bahawa kaum-kaum terdahulu pernah meminta mukjizat, akan tetapi setelah dikabulkan mereka tetap kufur. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Qatadah)

dan Kami tidak menjadikan seseorang manusia sebelummu dapat hidup kekal (di dunia ini). maka kalau Engkau meninggal dunia (Wahai Muhammad), Adakah mereka akan hidup selama-lamanya? (SurahalAnbiyaa':21:34)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Nabi s.a.w. telah diberitahu akan wafatnya. Lalu baginda bersabda: "Ya Tuhanku! Siapakah yang akan membela umatku ini?" Maka turunlah ayat ini (Surah al Anbiyaa': 21: 34) yang menjelaskan bahawa tidak ada makhluk yang hidup kekal di dunia ini. (Diriwayatkan oleh Ibnu Munzirdari Ibnu Juraij)

"Dan apabila orang-orang kafir itu melihatmu, mereka hanyalah menjadikan perkara yang engkau sampaikan itu sebagai ejek-ejekan sahaja, sambil berkata sesama sendiri: "Inikah dia orangnya yang mencaci tuhan-tuhan kamu?" (Mereka berkata demikian) sedang mereka sendiri kufur ingkar kepada al Quran yang mengandungi peringatan Allah yang melimpah-limpah rahmatNya. " (Surah al Anbiyaa': 21 : 36)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Nabi s.a.w. lalu di hadapan Abu Jahal dan Abu Sufyan yang sedang bercakap-cakap. Ketika Abu Jahal melihat Nabi, dia tertawa dan berkata kepada Abu Sufyan: "Inilah Nabi Banu Abdi Manaf." Marahlah Abu Sufyan dan berkata: "Apakah kamu akan memungkirinya jika dari Bani Abdi Manaf ada seorang Nabi?" Percakapan ini didengari oleh Nabi dan baginda kembali kepada Abu Jahal dengan pandangan yang tajam sambil memberi peringatan: "Aku tidak melihat engkau berhenti mengganggu sehingga engkau mendapat seksaan sebelum tiba waktu yang seharusnya." Maka penurunan ayat ini (Surah al Anbiyaa': 21: 36) adalah berhubung dengan peristiwa di atas. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari as Suddi)

"Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah, yang lain dari Allah, menjadi bahan-bahan bakaran yang dilemparkan ke dalam neraka Jahannam; kamu (sudah tetap) akan memasukinya." (Surah al Anbiyaa': 21: 98)

"Sesungguhnya orang-orang yang telah tetap dari dahulu lagi memperoleh kebaikan dari Kami, mereka dijauhkan dari neraka itu." (Surah al Anbiyaa': 21: 101)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika turun kedua ayat ini (Surah al Anbiyaa': 21: 98) dan (Surah az Zukhruf: 43:57-58) Ibnu Zubari bertanya: Apakah penyembah matahari, bulan, malaikat dan penyembah Uzair kesemuanya di dalam neraka bersama-sama tuhan kami?" 

Maka turunlah ayat ini (Surah al Anbiyaa': 21: 101) sebagai penjelasan bahawa hanya orang-orang yang menepati ketetapan Allah sahaja dikecualikan dari api neraka. (Diriwayatkan oleh al Hakim dari Ibnu Abbas)

No comments:

Post a Comment

 
back to top