Sunday, January 20, 2019

96. Asbabun Nuzul Surah 13 Ar-Ra’d

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Ar-Ra’d

25JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
8. “Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang Sempurna dan yang bertambah. dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.”
(ar-Ra’d: 8)
9. “Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; yang Maha besar lagi Maha Tinggi.”
(ar-Ra’d: 9)
10. “Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan Ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.”
(ar-Ra’d: 10)
11. “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah*. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan** yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
(ar-Ra’d: 11)
*bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
**Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
12. “Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan dia mengadakan awan mendung.”
(ar-Ra’d: 12)
13. “Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat Karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang Maha keras siksa-Nya.”
(ar-Ra’d: 13)
Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dan lain-lain, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa Arbad bin Qa’is dan ‘Amir bin ath-Thufail menghadap Rasulullah saw. di Madinah. ‘Amir berkata: “Hai Muhammad. Jabatan apa yang akan engkau berikan kepadaku apabila aku masuk Islam?” Rasulullah menjawab: “Hakmu sama dengan hak kaum Muslimin, dan kewajibanmu serupa dengan kewajiban mereka.” Ia berkata lagi: “Apakah engkau akan menjadikanku pimpinan setelahmu?” Nabi menjawab: “Itu bukan urusanmu dan juga bukan urusan kaummu.”
Kemudian mereka berdua keluar. Berkatalah ‘Amir kepada Arbad: “Aku akan mengajak bicara Muhammad sehingga ia tidak memperhatikan kamu, dan saat itulah kamu penggal lehernya.” Kemudian mereka kembali lagi kepada Rasulullah.” ‘Amir berkata: “Hai Muhammad, mari kita bicarakan sesuatu.” Maka berdirilah Rasulullah saw. bersamanya dan bercakap-cakap dengannya. Pada waktu itu Arbad sudah bersiap-siap memegang hulu pedang untuk mencabutnya, akan tetapi tangannya tidak berdaya. Rasulullah berpaling dan melihat perbuatannya. Kemudian Rasulullah meninggalkan kedua orang itu, dan mereka pun pulang. Ketika sampai di kampung ar-Raqm, Allah mengirimkan petir untuk menyambar Arbad sampai mati. Allah menurunkan ayat ini (ar-Ra’d: 8-13) sebagai penegasan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk yang masih di dalam kandungan, dan Maha Kuasa mengatur hidup dan mati makhluk-Nya.
Diriwayatkan oleh an-Nasa-i dan al-Bazzar, yang bersumber dari Anas bahwa Rasulullah mengutus seorang shahabatnya kepada seorang pembesar jahilian untuk mengajaknya kepada agama Allah. Berkatalah pembesar itu: “Apakah Rabb-mu, yang engkau ajak supaya aku menyembah-Nya itu, dibuat dari besi, tembaga, perak, atau emas?” Utusan itu kembali dan melaporkan kejadian itu kepada Rasulullah saw.. Kemudian ia disuruh kembali mengajak pembesar jahiliah itu sampai tiga kali. Maka Allah mengirimkan petir untuk menyambarnya sampai terbakar. Turunnya ayat ini (ar-Ra’d: 13) berkenaan dengan peristiwa tersebut.
31. “Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran Itulah dia)*. Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka Tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.”
(ar-Ra’d: 31)
*dapat juga ayat Ini diartikan: Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab suci) yang dengan membacanya gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat bicara (namun mereka tidak juga akan beriman).
Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dan lain-lain, yang bersumber dai Ibnu ‘Abbas bahwa kaum jahiliyah berkata kepada Nabi saw.: “Jika benar sebagaimana engkau katakan, perlihatkanlah kepada kami nenek moyang kami yang telah mati terdahulu, agar kami dapat bercakap-cakap dengannya, dan singkirkanlah gunung-gunung kota Mekah yang menyempitkan kami.” Maka turunlah ayat ini (ar-Ra’d: 31) yang menegaskan bahwa kaum jahiliyah akan tetap kufur walaupun dipenuhi permintaannya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Marduwaih, yang bersumber dari ‘Athiyyah al-‘Aufi bahwa kaum jahiliyah menjawab ajakan Nabi saw. dengan mengemukakan berbagai syarat, yaitu: agar Nabi dapat menyingkirkan gunung-gunung sehingga Mekah menjadi luas dan dapat ditanami, atau mempersingkat jarak di bumi ini sebagaimana Nabi Sulaiman mendekatkan jarak di bumi untuk kaumnya dengan mempergunakan angin, atau menghidupkan orang mati sebagaimana ‘Isa menghidupkan orang mati untuk kaumnya. Maka turunlah ayat ini (ar-Ra’d: 31) yang menegaskan bahwa mereka akan tetap kufur walaupun segala kehendaknya dikabulkan.
38. “Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu)*”
(ar-Ra’d: 38)
39. “Allah menghapuskan apa yang dia kehendaki dan menetapkan (apa yang dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).”
*tujuan ayat Ini ialah pertama-tama untuk membantah ejekan-ejekan terhadap nabi Muhammad s.a.w. dari pihak musuh-musuh beliau, Karena hal itu merendahkan martabat kenabian. keduanya untuk membantah pendapat mereka bahwa seorang Rasul itu dapat melakukan mukjizat yang diberikan Allah kepada rasul-Nya bilamana diperlukan, bukan untuk dijadikan permainan. bagi tiap-tiap Rasul itu ada kitabnya yang sesuai dengan keadaan masanya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Mujahid bahwa ketika turun ayat ini (ar-Ra’du: 38), orang-orang Quraisy berkata: “Kami berpendapat, kalau demikian engkau ini (Muhammad) tidak memiliki apapun dan segalanya telah selesai.” Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (ar-Ra’d: 39) yang menegaskan bahwa Allah-lah yang menghapuskan dan menetapkan segala sesuatunya, dan al-Qur’an itu sebagai mukjizat Muhammad.

x


Surah ar Ra'd

Surah al Ra’d:8. Allah mengetahui akan apa Yang dikandung oleh tiap-tiap ibu, dan mengetahui apa Yang kurang dari Yang dikandung Dalam rahim itu atau Yang lebih. dan tiap-tiap sesuatu adalah ditetapkan di sisiNya Dengan kadar Yang tertentu.

Surah al Ra’d:9. Dia lah Yang mengetahui perkara-perkara Yang ghaib dan Yang nyata; Dia lah jua Yang Maha besar, lagi Maha tinggi (yang mengatasi segala-galanya).

Surah al Ra’d:10. sama sahaja kepadanya: sesiapa di antara kamu Yang merahsiakan kata-katanya Dalam hati dan Yang menyatakannya; juga Yang bersembunyi pada waktu malam dan Yang keluar berjalan pada waktu siang.

Surah al Ra’d:11. bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, Yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) Dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa Yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa Yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun Yang dapat menolak atau menahan apa Yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun Yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadanya.

Surah al Ra’d:12. Dia lah Yang memperlihatkan Kilat kepada kamu, untuk menakutkan (dari panahan petir), dan memberi harapan (dengan turunnya hujan); dan ia Yang menjadikan awan tebal Yang berat (dengan air).

Surah al Ra’d:13. dan Dia lah juga Yang guruh dan malaikat bertasbih memujiNya, kerana takut kepadaNya. dan Dia lah juga Yang menghantarkan petir, lalu ia mengenakan Dengan panahannya kepada sesiapa Yang dikehendakiNya dan mereka Yang ingkar itu membantah (serta mendustakan Rasul) mengenai perkara Yang berhubung Dengan Allah (dan kuat kuasaNya) padahal ia amat keras azab seksaNya.

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Arbad bin Qais dan Amir bin at Thufail datang mengadap Nabi di Madinah. Amir berkata: "Hai Muhammad! Apakah jawatan yang akan kau berikan kepadaku apabila aku masuk Islam?" Rasul menjawab: "Hakmu sama dengan hak kaum Muslimin dan kewajipanmu serupa dengan kewajipan mereka." Dia berkata lagi: "Apakah aku akan dijadikan pemimpin selepasmu?" Nabi menjawab: "Itu bukan urusanmu dan juga bukan urusan kaummu."

Kemudian mereka berdua keluar dan berkatalah Amir kepada Arbad: "Aku akan mengajak Nabi Muhammad berbicara sehingga dia tidak memerhatikan kamu dan di saat itulah kamu penggal lehernya." Kemudian mereka kembali lagi kepada Rasulullah dan Amir berkata: "Hai Muhammad! Mari kita bicarakan sesuatu." Maka berdirilah Rasulullah bersamanya dan bercakap-cakap dengannya. Pada ketika itu Arbad telah bersiap sedia memegang hulu pedang untuk mencabutnya, akan tetapi tangannya tidak berdaya. Rasulullah berpaling dan melihat perbuatannya itu. Kemudian Rasulullah meninggalkan kedua orang itu dan akhirnya mereka pulang. Ketika mereka sampai ke kampung Raqm Allah mengirimkan petir untuk menyambar Arbad hingga mati.

Allah menurunkan ayat ini (Surah ar Ra'd: 13: 8-13) sebagai penjelasan bahawa Allah Maha Mengetahui akan segala sesuatu termasuk yang masih dalam kandungan dan Allah Maha Kuasa mengatur hidup dan mati makhluknya. (Diriwayatkan oleh at Thabarani dan perawi lainnya dari Ibnu Abbas) 

Dalam riwayat lain pula ada dikemukakan bahawa Rasulullah mengutus seorang sahabatnya kepada pembesar jahiliyah untuk mengajaknya beriman kepada Agama Allah. Berkatalah pembesar itu: "Apakah Tuhan yang engkau ajak supaya aku menyembahNya itu dibuat daripada besi, tembaga, perak atau dari emas." Kemudian utusan itu kembali melaporkan kejadian tersebut kepada Rasulullah. Kemudian Nabi menyuruhnya kembali kepada pembesar tersebut sebanyak tiga kali dan Allah mengirimkan petir untuk menyambarnya sehingga terbakar. Maka turunlah ayat ini (Surah ar Ra'd: 13: 13) berkenaan dengan peristiwa tersebut. (Diriwayatkan oleh an Nasa'i dan al Bazzardari Anas) 

dan kalaulah ada mana-mana Kitab suci Yang Dengan sebabnya gunung-ganang terbongkar bergerak dari tempatnya, atau Dengan sebabnya bumi dipecah-belah mengeluarkan isi kandungannya, atau Dengan sebabnya orang-orang Yang telah mati dapat menjawab kata-kata Yang dihadapkan kepadaNya, maka Al-Quran ialah Kitab suci Yang mengandungi mukjizat. (tetapi lahirnya sesuatu mukjizat itu adalah menurut kehendak Allah), bahkan Segala urusan tertentu bagi Allah. maka tidakkah orang-orang Yang beriman mengetahui Bahawa kalaulah Allah menghendaki tentulah ia memberi petunjuk kepada umat manusia seluruhnya, (lalu menjadikan mereka semuanya beriman). dan orang-orang Yang kafir itu (dengan sebab kekufuran mereka) sentiasa ditimpa bala bencana (ke atas diri atau harta benda mereka); atau pun bala bencana itu turun menimpa tempat-tempat Yang berhampiran Dengan tempat tinggal mereka (lalu menjadikan mereka gempar kecemasan), sehinggalah datang janji Allah (hari kiamat dan azabnya); Sesungguhnya Allah tidak memungkiri janjiNya. (Surah ar Ra'd: 13: 31)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa kaum Jahiliyah berkata kepada Nabi: "Jika benar sebagaimana yang engkau katakan, tunjukkanlah kepada kami nenek moyang kami yang telah mati terdahulu, agar kami dapat bercakap-cakap dengannya dan singkirkanlah gunung-gunung di kota Mekah yang menyempitkan kami." Maka turunlah ayat ini (Surah ar Ra'd: 13: 31) sebagai penjelasan bahawa kaum Jahiliyah akan tetap berada dalam kekufuran walaupun ditunaikan permintaannya. [Lihat (Surah al An'aam: 6:11 Katakanlah (Wahai Muhammad): "Mengembaralah kamu di muka bumi, kemudian perhatikanlah Bagaimana akibat buruk (yang menimpa) orang-orang Yang mendustakan (Rasul-rasul) itu."] (Diriwayatkan oleh at Thabarani dan perawi lainnya dari Ibnu Abbas)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa kaum Jahiliyah menjawab ajakan Nabi dengan mengemukakan beberapa syarat iaitu agar Nabi dapat menyingkirkan gunung-gunung sehingga Mekah menjadi luas dan dapat bercucuk tanam atau mengurangkan jarak di bumi ini sebagaimana Nabi Sulaiman mendekatkan jarak untuk kaumnya di bumi dengan menggunakan angin, ataupun menghidupkan orang mati sebagaimana Nabi Isa menghidupkan orang mati untuk kaumnya.

Maka turunlah ayat ini (Surah ar Ra'd: 13: 31) sebagai penjelasan bahawa mereka tetap akan kufur walaupun segala kehendak ditunaikan. (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Marduwaih dari Athiyah al Ufi) 

dan Demi sesungguhnya! Kami telah mengutus Rasul-rasul sebelummu, dan Kami jadikan untuk mereka isteri-isteri dan zuriat keturunan. dan tiadalah sebarang Kuasa bagi seseorang Rasul untuk mendatangkan sesuatu mukjizat melainkan Dengan izin Allah. tiap-tiap satu tempoh dan waktu ada baginya perkara dan hukum Yang telah ditentukan oleh "Suratan Azali". (Surah ar Ra'd: 13: 38)

Allah menghapuskan apa jua Yang dikehendakiNya dan ia juga menetapkan apa jua Yang dikehendakiNya. dan (ingatlah) pada sisiNya ada "Ibu Segala suratan". (Surah ar Ra'd: 13:39)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika turun ayat ini (Surah ar Ra'd: 13: 38) orang-orang Quraisy berkata: "Kami berpendapat kalau demikian engkau ini Muhammad tidak memiliki apapun dan segalanya telah selesai."

Maka Allah menurunkan ayat yang berikutnya (Surah ar Ra'd: 13:39) sebagai penjelasan bahawa memang Allah yang menghapuskan dan menetapkan segala sesuatu dan al Quran sebagai mukjizat Nabi Muhammad. (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Mujahid)

No comments:

Post a Comment

 
back to top