Sunday, January 20, 2019

95. Asbabun Nuzul Surah 47 Muhammad

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Muhammad

15JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
1. Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka*.
2. Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan Itulah yang Haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.
(Muhammad: 1-2)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa yang dimaksud dengan al-ladziina kafaruu wa shadduu ang sabiilillaahi adlalla a’maalahum (orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi [manusia] dari jalan Allah, Allah menghapus amalan-amalan mereka. (Muhammad: 1) adalah orang-orang Mekah. Sementara ayat-ayat selanjutnya, wal-ladziina aamanuu wa ‘amilush shaalihaat… (dan orang-orang yang beriman [kepada Allah] dan mengerjakan amal-amal yang shaleh …) (Muhammad: 2) adalah kaum Anshar di Madinah.
4. Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) Maka pancunglah batang leher mereka. sehingga apabila kamu Telah mengalahkan mereka Maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.
(Muhammad: 4)
* Maksudnya: semua amal perbuatan mereka tidak mendapat bimbingan dari Allah, tidak dihargai dan tidak mendapat pahala.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah bahwa akhir ayat ini (Muhammad: 4) turun pada waktu Perang Uhud, saat Rasulullah berada di markas. Pada waktu itu perang sedang berkecamuk dan banyak yang luka-luka serta gugur. Kaum musyrikin berteriak: “A’laa hubal (keagungan bagi tuhan Hubal).” Kaum Muslimin berseru: “Allaahu a’laa wa ajal (Alah lebih Luhur dan Mulia).” Kaum musyrikin berkata: “Kami mempunyai al-‘Uzza, sedang kalian tidak mempunyai al-‘Uzza.” Rasulullah saw memerintahkan pasukannya untuk menyahut: Allaahu maulaanaa wa laa maulaakum (Allah pelindung kami , dan kamu tidak mempunyai pelindung). Ayat ini (Muhammad: 4) mengemukakan jaminan pahala kepada orang yang berperang fisabilillah.
13. Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih Kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang Telah mengusirmu itu. kami Telah membinasakan mereka, Maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka.
(Muhammad: 13)
Diriwayatkan oleh Abu Ya’la yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ketika Rasulullah saw. keluar dari gua, beliau menoleh ke arah Mekah sambil berkata: “Engkau bumi Allah yang paling aku cintai. Sekiranya penduduknya tidak mengusirku, tentu aku tidak akan keluar.” Maka turunlah ayat ini (Muhammad: 13) yang menegaskan bahwa ada negeri lain yang lebih kuat daripada itu (Mekah) yang telah dihancurkan, dan tidak ada yang dapat menolongnya.
16. Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang Berkata kepada orang yang Telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): “Apakah yang dikatakannya tadi?” mereka Itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.
(Muhammad: 16)
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa kaum Mukminin dan kaum munafikun berkumpul mengelilingi Nabi saw. Kaum Mukminin mendengarkan dan memperhatikan ucapan Rasulullah saw, sedang kaum munafikun hanya mendengarkan tapi tidak memperhatikan. Ketika mereka keluar, bertanyalah kaum munafikun: “Apa yang dikatakannya tadi?” Ayat ini (Muhammad: 16) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan perbedaan antara Mukminin dan munafik.
33. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.
(Muhammad: 33)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Muhammad bin Nashr al-Marwazi di dalam Kitabush salaah, yang bersumber dari Abul ‘Aliyah bahwa ada shahabat-shahabat Rasulullah saw. yang menganggap tidak menjadi dosa berbuat maksiat setelah mengucapkan laa ilaaha illallaah (tidak ada tuhan selain Allah). Hal ini didasarkan pada suatu ketetapan bahwa amal seseorang tidak akan diterima kalau diikuti dengan syirik. Ayat ini (Muhammad: 33) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang memberikan petunjuk bagaimana cara taat kepada Allah. Setelah turun ayat tersebut, para shahabat berhati-hati dalam melaksanakan amalannya.

x


Surah Muhammad

"Orang-orang yang kafir serta menghalangi (dirinya dan orang lain) dari jalan Allah, Allah sia-siakan segala amal mereka. " (Surah Muhammad: 47: 1)

"Dan (sebaliknya) orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang soleh serta beriman kepada al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (s.a.w) -yang ialah kebenaran dari Tuhan mereka, Allah mengampunkan dosa-dosa mereka, dan menjayakan keadaan mereka (di dunia dan di akhirat). " (Surah Muhammad: 47: 2)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa orang-orang yang dimaksudkan di dalam ayat ini (Surah Muhammad: 47: 1) ialah orang-orang Mekah dan orang-orang yang dimaksudkan di dalam ayat yang seterusnya (Surah Muhammad: 47: 2) adalah kaum Ansar di Madinah. (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas)

Dengan Yang demikian, apabila kamu berjuang menentang orang-orang kafir (dalam peperangan jihad) maka pancunglah lehernya, sehingga apabila kamu dapat membunuh mereka Dengan banyaknya (serta mengalahkannya) maka tawanlah (mana-mana Yang hidup) dan ikatlah mereka Dengan kukuhnya. setelah selesai pertempuran itu maka (terserahlah kepada kamu) sama ada hendak memberi kebebasan (kepada orang-orang tawanan itu Dengan tiada sebarang penebusnya) atau membebaskan mereka Dengan mengambil penebusnya. (Bertindaklah demikian terhadap golongan kafir Yang menceroboh) sehinggalah berakhir peperangan jihad itu (dan lenyaplah sebab-sebab Yang memimbulkannya). Demikianlah (diperintahkan kamu melakukannya). dan sekiranya Allah menghendaki, tentulah ia membinasakan mereka (dengan tidak payah kamu memeranginya); tetapi ia (perintahkan kamu berbuat demikian) kerana hendak menguji kesabaran kamu menentang golongan Yang kufur ingkar (yang mencerobohi kamu). dan orang-orang Yang telah berjuang serta gugur Syahid pada jalan Allah (mempertahankan ugamanya), maka Allah tidak sekali kali akan mensia-siakan amal-amal mereka. (Surah Muhammad: 47:4)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa pengakhiran ayat di atas turun ketika Rasulullah berada di markas pada waktu berlakunya perang Uhud. Pada ketika itu peperangan sedang berlangsung dan ramai yang terluka serta gugur. Kaum musyrikin berteriak: "A'alla Hubal" yang bermaksud keagungan bagi Tuhan Hubal. Sementara itu kaum Muslimin menyeru: "Allahu a'la wa ajal" yang bermaksud Allah Lebih Luhur dan Lebih Mulia. Kaum Musyrikin berkata lagi: "Kami mempunyai Uzza dan kalian semua tidak mempunyai Uzza." Rasulullah memerintahkan pasukannya menyahut: Allahu maulana wala maula lakum" yang bermaksud Allah pelindung kami, dan kamu tidak mempunyai pelindung.

Maka ayat ini (Surah Muhammad: 47: 4) turun sebagai memberi jaminan pahala kepada orang yang berperang fi sabilillah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Qatadah)

"Dan bukan sedikit (penduduk) negeri-negeri yang lebih kuat dari (penduduk) negerimu (wahai Muhammad) yang telah memaksamu keluar (berhijrah). Kami binasakan mereka, maka tiadalah sesiapa pun yang dapat membela mereka. " (Surah Muhammad: 47: 13)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika Nabi keluar dari sebuah gua lalu baginda menoleh ke Mekah dan berkata: "Engkau bumi Allah yang paling aku cintai. Sekiranya penduduknya tidak mengusirku, tentu aku tidak akan keluar." Maka turunlah ayat ini (Surah Muhammad: 47: 13) sebagai penjelasan bahawa terdapat negeri lain yang lebih kuat daripada itu (Mekah) yang telah dihancurkan dan tidak ada yang dapat menolongnya. (Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dari Ibnu Abbas)

dan di antara mereka (yang hadir di majlismu Wahai Muhammad, ialah orang-orang munafik) Yang mendengar ajaranmu (dengan sambil lewa), sehingga apabila mereka keluar dari sisiMu berkatalah mereka (secara mengejek-ejek) kepada orang-orang Yang diberi ilmu (dari kalangan sahabat-sahabatmu Yang setia): "Apa Yang dikatakan oleh Muhammad tadi?" mereka (yang munafik) itu ialah orang-orang Yang telah dimeteraikan Allah atas hati mereka, dan ialah orang-orang Yang menurut hawa nafsunya. (Surah Muhammad: 47:16)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Kaum Mukminin dan kaum munafik berkumpul mengelilingi Nabi. Adapun kaum mukminin mendengar dan memperhatikan ucapan Rasulullah sedangkan kaum munafik hanya mendengar tetapi tidak memperhatikan. Ketika bersurai, kaum munafik bertanya:'' Apa yang dikatakan olehnya tadi?"

Maka penurunan ayat ini (Surah Muhammad: 47: 16) adalah berhubung dengan peristiwa di atas. Ayat ini menceritakan perbezaan di antara kaum mukminin dengan kaum munafik. (Diriwayatkan oleh Ibnu Munzirdari Ibnu Juraij)

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada Rasul Allah, dan janganlah kamu batalkan amal-amal kamu!" (Surah Muhammad: 47: 33)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa terdapat di kalangan para sahabat yang menganggap bahawa melakukan maksiat setelah mengucap "la ilaha illah" adalah tidak berdosa. Perkara ini berdasarkan kepada suatu ketetapan bahawa amal seseorang tidak akan diterima kalau disertai dengan syirik.

Ayat ini (Surah Muhammad: 47: 33) turun berkenaan dengan peristiwa di atas yang memberi petunjuk mengenai cara-cara mentaati Allah. Setelah turun ayat ini (Surah Muhammad: 47: 33) para sahabat menjadi lebih berhati-hati dalam melaksanakan amalan mereka. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Muhammad bin Nashar di dalam Kitabus Solah dari Abi Aliyah) 

No comments:

Post a Comment

 
back to top