Sunday, January 20, 2019

99. Asbabun Nuzul Surah At-Talaaq - سورة الطلاق QS65:1-4

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Ath-Thalaaq

15JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
1. Hai nabi, apabila kamu menceraikan Isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar)* dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang**. Itulah hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya dia Telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru***.(ath-Thalaaq: 1)
* Maksudnya: isteri-isteri itu hendaklah ditalak diwaktu Suci sebelum dicampuri. tentang masa iddah lihat surat Al Baqarah ayat 228, 234 dan surat Ath Thalaaq ayat 4.
** yang dimaksud dengan perbuatan keji di sini ialah mengerjakan perbuatan-perbuatan pidana, berkelakuan tidak sopan terhadap mertua, ipar, besan dan sebagainya.
*** Suatu hal yang baru maksudnya ialah keinginan dari suami untuk rujuk kembali apabila talaqnya baru dijatuhkan sekali atau dua kali.
Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ‘Abdul Yazid (Abu Rukanah) menalak istrinya (ummu Rukanah), kemudian ia menikah lagi dengan seorang wanita Madinah. Istrinya mengadu kepad Rasulullah saw. dengan berkata: “Ya Rasulullah, tidak akan terjadi hal seperti ini kecuali karena si rambut pirang.” Ayat ini (ath-Thalaaq: 1) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa kewajiban seorang suami terhadap istrinya yang ditalak tetap harus ditunaikan sampai habis masa idah, tapi dilarang tidur bersama.
Menurut adz-Dzahabi, isnaad hadits ini lemah dan isi beritanya salah, karena peristiwa ‘Abdu Yazid terjadi sebelum Islam sampai kepadanya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Qatadah yang bersumber dari Anas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah; dan diriwayatkan pula oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Ibnu Sirin, tetapi keduanya mursal, bahwa Rasulullah saw. menalak istrinya yang bernama Hafshah. Ia pun pulang kepada keluarganya. Ayat ini (ath-Thalaq: 1) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang memerintahkan kepada Rasulullah saw. agar memberi nafkah kepada Hafshah sampai habis masa idah. Dan dikatakan (oleh Jibril) agar Rasulullah rujuk kembali, karena Hafshah termasuk wanita ahli shaum dan bangun malam (Shalat)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muqatil bahwa ayat ini (ath-Thalaq: 1) turun berkenaan dengan ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, Thufail bin al-Harits, dan ‘Amr bin Sa’id al-‘Ash yang menalak istri mereka yang sedang haid. Ayat ini (ath-Thalaq: 1) melarang perbuatan seperti itu.
2. Apabila mereka Telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu Karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (ath-Thalaaq: 2-3)
Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari Jabir. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Salim bin Abil ja’d bahwa ayat ini (ath-Thalaq: 3) turun berkenaan dengan seorang suku Asyja’ yang fakir, cekatan dan banyak anak. Ia menghadap Rasulullah saw. meminta bantuan beliau (tentang anaknya yang ditawan musuh dan tentang penderitaan hidupnya). Rasulullah saw. bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah.” Tiada lama kemudian datanglah anaknya (yang ditawan itu) membawa seekor kambing (hasil rampasan dari musuh sewaktu ia melarikan diri). Hal ini segera dilaporkannya kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda: “Makanlah (kambing itu).” Ayat ini (Ath-Thalaq: 2-3) menerangkan bahwa Allah memberi rizky kepada umatnya tanpa disangka-sangka dan akan memberi jalan keluar bagi orang yang bertakwa.
Adz-Dzahabi berkata: “Riwayat ini munkar, tapi mempunyai beberapa syahid (penguat).” Menurut al-Hakim, yang bersumber dari Ibnu Mas’ud dan as-Suddi, nama orang tersebut ialah ‘Auf al-Asja’i.
Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih dari al-Kalbi, dari Abu Shalih yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Diriwayatkan pula oleh al-Khatib di dalam Tarikh-nya, dari Juwaibir, dari adl-Dlahhak, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Diriwayatkan pulan oleh ats-Tsa’labi dari sumber lain, tetapi daif. Dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari sumber lain tapi mursal, bahwa ‘Auf bin Malik al-Asyja’i menghadap Rasulullah dan berkata : “Anakku ditawan musuh, dan ibunya sangat gelisah. Apa yang tuan perintahkan kepadaku ?” Rasulullah saw. bersabda: “Aku perintahkan agar engkau dan istrimu memperbanyak ucapan laa haulaa walaa quwwata illaa billaah (tak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah semata).” Istrinya berkata; “Alangkah baiknya apa yang diperintahkan oleh Rasul kepadamu.” Kedua suami istri itu pun membanyakkan bacaan tersebut. Alhasil, pada waktu musuh sedang lalai, anaknya yang ditawan itu membawa pulang kambing musuhnya ke rumah bapaknya. Ayat ini (ath-Thalaq: 3) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menjanjikan jalan keluar bagi orang yang bertakwa.
4. Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (ath-Thalaaq: 4)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ishaq bin Rahawaih, al-Hakim, dll, yang bersumber dari Ubay bin Ka’ab. Isnad hadits ini shahih, bahwa ketika turun ayat tentang idah wanita di dalam surat al-Baqoroh ayat 226-237, para shahabat berkata: “Masih ada masalah idah wanita yang belum disebut (di dalam al-Qur’an), yaitu idah wanita muda (yang belum haid), yang sudah tua (tidak haid lagi), dan yang hamil. Maka turunlah ayat ini (ath-Thalaq: 4) yang menegaskan bahwa masa idah bagi wanita muda yang belum haid dan wanita yang sudah berhenti haid ialah tiga bulan, sedang idah bagi wanita hamil ialah hingga melahirkan.
Diriwayatkan oleh Muqatil dalam Tafsir-nya bahwa Khallad bin ‘Amr bin al-Jamuh bertanya kepada Nabi saw. tentang idah wanita yang sudah tidak haid lagi. Maka turunlah ayat ini (ath-Thalaq: 4) sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut.

x


Surah al Talaaq

Wahai Nabi! apabila kamu - (engkau dan umatmu) - hendak menceraikan isteri-isteri (kamu), maka ceraikanlah mereka pada masa mereka dapat memulakan idahnya, dan hitunglah masa idah itu (dengan betul), serta bertaqwalah kepada Allah, Tuhan kamu. janganlah kamu mengeluarkan mereka dari rumah-rumah kediamannya (sehingga selesai idahnya), dan janganlah pula (dibenarkan) mereka keluar (dari situ), kecuali (jika) mereka melakukan perbuatan keji Yang nyata. dan itulah aturan-aturan hukum Allah (maka janganlah kamu melanggarnya); dan sesiapa Yang melanggar aturan-aturan hukum Allah maka Sesungguhnya ia telah berlaku zalim kepada dirinya. (Patuhilah hukum-hukum itu, kerana) Engkau tidak mengetahui boleh jadi Allah akan mengadakan, sesudah itu, sesuatu perkara (yang lain). (Surah al Talaaq:1)
x

Surah At-Talaaq - سورة الطلاق

[65:1] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


Bismillah
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.'

65_1
Wahai Nabi! Apabila kamu - (engkau dan umatmu) - hendak menceraikan isteri-isteri (kamu), maka ceraikanlah mereka pada masa mereka dapat memulakan idahnya, dan hitunglah masa idah itu (dengan betul), serta bertaqwalah kepada Allah, Tuhan kamu. Janganlah kamu mengeluarkan mereka dari rumah-rumah kediamannya (sehingga selesai idahnya), dan janganlah pula (dibenarkan) mereka keluar (dari situ), kecuali (jika) mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan itulah aturan-aturan hukum Allah (maka janganlah kamu melanggarnya); dan sesiapa yang melanggar aturan-aturan hukum Allah maka sesungguhnya ia telah berlaku zalim kepada dirinya. (Patuhilah hukum-hukum itu, kerana) engkau tidak mengetahui boleh jadi Allah akan mengadakan, sesudah itu, sesuatu perkara (yang lain).
(At-Talaaq 65:1) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 558 - ٥٥٨
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Abdu Yazid (Abu Rukanah) telah menceraikan isterinya (Ummu Rukanah), kemudian dia telah menikah lagi dengan seorang wanita dari Madinah. Isterinya mengadu kepada Rasulullah s.a.w. dengan berkata: "Ya Rasulullah, tidak akan terjadi perkara seperti ini jika tidak kerana si rambut perang."

Ayat ini (Surah at Thalaaq: 65:1) turun berkenaan dengan peristiwa itu yang menjelaskan tentang kewajipan seorang suami terhadap isteri yang telah diceraikan. Kewajipan ini perlu ditunaikan sehingga habis waktu iddah, tetapi dilarang tidur bersama. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Saad bin Jubair)

KETERANGAN
Menurut az Zahabi isnad hadis ini lemah dan khabarnya salah kerana peristiwa Abdu Yazid terjadi sebelum dia memeluk Islam.

Dalam riwayat lain pula dikemukakan bahawa Rasulullah s.a.w. menceraikan isterinya yang bernama Hafsah. Maka, dia pun kembali kepada keluarganya.

Ayat ini (Surah at Thalaaq: 65:1) turun berkenaan dengan peristiwa itu yang memerintahkan kepada Rasulullah s.a.w. agar memberi nafkah kepada bekas isterinya sehingga habis iddahnya. Kemudian, Jibril menyampaikan perintah agar Rasulullah s.a.w. merujuk kembali dengan Siti Hafsah kerana beliau termasuk dalam golongan wanita yang rajin puasa dan bangun malam (sembahyang tahajjud). (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Qatadah dari Anas) (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdari Qatadah dan Ibnu Munzirdari Ibnu Sirin tetapi merupakan Hadis Mursaf)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa ayat ini (Surah at Jhalaaq: 65: 1) diturunkan tentang Abdullah bin Amr bin Ash, Thufail bin al Harts dan Amr bin Said bin Ash yang menceraikan isteri masing-masing yang sedang haid. Dengan demikian, ayat ini merupakan suatu amaran yang melarang perbuatan ini. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil)

"Kemudian, apabila mereka (hampir) habis tempoh iddahnya, maka bolehlah kamu pegang mereka (rujuk) dengan cara yang baik, atau lepaskan mereka dengan cara yang baik; dan adakanlah dua orang saksi yang adil di antara kamu (semasa kamu merujukkan atau melepaskannya); dan hendaklah kamu (yang menjadi saksi) menyempurnakan persaksian itu kerana Allah semata-mata. Dengan hukum-hukum yang tersebut diberi pengingatan dan pengajaran kepada sesiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat; dan sesiapa yang bertakwa kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya), nescaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkannya)." (SurahatThalaaq:65:2)

"Serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya. Dan (Ingatlah), sesiapa berserah diri bulat-bulat kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya (untuk menolong dan menyelamatkannya). Sesungguhnya Allah tetap melakukan segala perkara yang dikehendakiNya. Allah telah pun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-tiap sesuatu." (Surah at Thalaaq: 65: 3)
x

Surah At-Talaaq - سورة الطلاق

[65:2 - 65:3] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


65_2
Kemudian, apabila mereka (hampir) habis tempoh idahnya, maka bolehlah kamu pegang mereka (rujuk) dengan cara yang baik, atau lepaskan mereka dengan cara yang baik; dan adakanlah dua orang saksi yang adil di antara kamu (semasa kamu merujukkan atau melepaskannya); dan hendaklah kamu (yang menjadi saksi) menyempurnakan persaksian itu kerana Allah semata-mata. Dengan hukum-hukum yang tersebut diberi peringatan dan pengajaran kepada sesiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat; dan sesiapa yang bertaqwa kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya), nescaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkannya),
(At-Talaaq 65:2) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 558 - ٥٥٨

65_3
Serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya. Dan (Ingatlah), sesiapa berserah diri bulat-bulat kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya (untuk menolong dan menyelamatkannya). Sesungguhnya Allah tetap melakukan segala perkara yang dikehendakiNya. Allah telahpun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-tiap sesuatu.
(At-Talaaq 65:3) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 558 - ٥٥٨
x
Terdapat suatu riwayat yang mengemukakan bahawa ayat ini (Surah ath Thalaaq: 65:3) diturunkan berkenaan dengan seseorang dari suku Asyja' yang fakir dan ramai anak. Dia menghadap Rasulullah s.a.w. dan meminta bantuan dari baginda s.a.w. (tentang anak yang ditawan musuh dan tentang penderitaan hidupnya). Maka, Rasulullah s.a.w. bersabda: Bertakwalah kepada Allah dan perbanyakkan sabar." Tidak lama kemudian, datanglah anaknya yang ditawan itu membawa seekor kambing (hasil rampasan dari musuh sewaktu melarikan diri). Perkara ini segera dilaporkan kepada Rasulullah lalu baginda bersabda: "Makanlah (kambing itu)."

Ayat ini (Surah at Thalaaq: 65: 2-3) menerangkan bahawa Allah memberi rezeki kepada umatnya tanpa disangka-sangka dan memberi jalan keluar kepada orang yang bertakwa. (Diriwayatkan oleh al Hakim dari Jabir) (Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarirdari Salim bin Abi Ja'd)

KETERANGAN
Sesungguhnya az Zahabi berkata: "Riwayat ini mungkar tetapi mempunyai beberapa syahid (saksi). Menurut al Hakim pula dari Ibnu Mas'ud dan as Suddi nama orang yang disebutkan itu ialah Auf al Asyja'i."

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa Auf bin Malik al Asyja'i berjumpa Rasulullah s.a.w. dan berkata: "Anakku ditawan musuh, dan ibunya sangat gelisah. Apakah perintah tuan ke atasku?" Rasulullah s.a.w. bersabda: "Aku perintahkan agar engkau dan isterimu memperbanyakkan mengucap: "La haula wala quwwata ilia billah." Lalu isterinya berkata: "Alangkah eloknya apa yang diperintahkan oleh Rasulullah kepadamu” Maka, kedua pasangan suami isteri itu pun memperbanyakkan bacaan tersebut.

Adapun, ketika musuh sedang lalai, anaknya yang ditawan itu membawa pulang kambing dari pihak musuh ke rumah bapanya.

Oleh yang demikian, jelaslah bahawa ayat ini (Surah ath Thalaaq: 65:3) diturunkan adalah berkenaan dengan peristiwa tersebut yang menerangkan tentang jalan keluar bagi orang yang bertakwa. (Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih dari al Kalbi dari Abi Salleh dari Ibnu Abbas) (Diriwayatkan pula oleh al Khatib dari Juwaibir dari ad Dlahhak dari Ibnu Abbas) (Diriwayatkan pula oleh ath Tha'labi dari sumber lain tetapi daif) (K. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari sumber lain tetapi mursal)

"Dan perempuan-perempuan dari kalangan kamu yang putus asa dari kedatangan haid, jika kamu menaruh syak (terhadap tempoh iddah mereka) maka iddahnya ialah tiga bulan; dan (demikian juga iddah perempuan-perempuan yang tidak berhaid. Dan perempuan-perempuan mengandung, tempoh iddahnya ialah hingga mereka melahirkan anak yang dikandungnya. Dan (ingatlah), sesiapa yang bertakwa kepada Allah, nescaya Allah memudahkan baginya segala urusannya. " (Surah at Thalaaq: 65: 4)
x

Surah At-Talaaq - سورة الطلاق

[65:4] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


65_4
Dan perempuan-perempuan dari kalangan kamu yang putus asa dari kedatangan haid, jika kamu menaruh syak (terhadap tempoh idah mereka) maka idahnya ialah tiga bulan; dan (demikian) juga idah perempuan-perempuan yang tidak berhaid. Dan perempuan-perempuan mengandung, tempoh idahnya ialah hingga mereka melahirkan anak yang dikandungnya. Dan (ingatlah), sesiapa yang bertaqwa kepada Allah, nescaya Allah memudahkan baginya segala urusannya.
(At-Talaaq 65:4) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 558 - ٥٥٨
x
Terdapat riwayat lain yang mengemukakan bahawa ketika ayat tentang iddah wanita diturunkan dalam surah al Baqarah (Surah al Baqarah: 2: 226-237), 
x

Surah Al-Baqarah - سورة البقرة

[2:226 - 2:237] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


2_226
Kepada orang-orang yang bersumpah tidak akan mencampuri isteri-isteri mereka, diberikan tempoh empat bulan. Setelah itu jika mereka kembali (mencampurinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
(Al-Baqarah 2:226) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 36 - ٣٦

2_227
Dan jika mereka berazam hendak menjatuhkan talak (menceraikan isteri), maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui.
(Al-Baqarah 2:227) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 36 - ٣٦

2_228
Dan isteri-isteri yang diceraikan itu hendaklah menunggu dengan menahan diri mereka (dari berkahwin) selama tiga kali suci (dari haid). Dan tidaklah halal bagi mereka menyembunyikan (tidak memberitahu tentang) anak yang dijadikan oleh Allah dalam kandungan rahim mereka, jika betul mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suami mereka berhak mengambil kembali (rujuk akan) isteri-isteri itu dalam masa idah mereka jika suami-suami bertujuan hendak berdamai. Dan isteri-isteri itu mempunyai hak yang sama seperti kewajipan yang ditanggung oleh mereka (terhadap suami) dengan cara yang sepatutnya (dan tidak dilarang oleh syarak); dalam pada itu orang-orang lelaki (suami-suami itu) mempunyai satu darjat kelebihan atas orang-orang perempuan (isterinya). Dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
(Al-Baqarah 2:228) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 36 - ٣٦

2_229
Talak (yang boleh dirujuk kembali itu hanya) dua kali. Sesudah itu bolehlah ia (rujuk dan) memegang terus (isterinya itu) dengan cara yang sepatutnya atau melepaskan (menceraikannya) dengan cara yang baik dan tidaklah halal bagi kamu mengambil balik sesuatu dari apa yang telah kamu berikan kepada mereka (isteri-isteri yang diceraikan itu) kecuali jika keduanya (suami isteri takut tidak dapat menegakkan aturan-aturan hukum Allah. Oleh itu kalau kamu khuatir bahawa kedua-duanya tidak dapat menegakkan aturan-aturan hukum Allah, maka tidaklah mereka berdosa - mengenai bayaran (tebus talak) yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya (dan mengenai pengambilan suami akan bayaran itu). Itulah aturan-aturan hukum Allah maka janganlah kamu melanggarnya; dan sesiapa yang melanggar aturan-aturan hukum Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
(Al-Baqarah 2:229) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 36 - ٣٦

2_230
Sesudah (diceraikan dua kali), itu jika diceraikan pula (bagi kali yang ketiga) maka perempuan itu tidak halal lagi baginya sesudah itu, sehingga ia berkahwin dengan suami yang lain. Setelah itu kalau ia diceraikan (oleh suami baharu itu dan habis idahnya), maka mereka berdua (suami lama dan bekas isterinya) tidaklah berdosa untuk kembali (maskahwin semula), jika mereka kuat menyangka akan dapat menegakkan aturan-aturan hukum Allah dan itulah aturan-aturan hukum Allah, diterangkannya kepada kaum yang (mahu) mengetahui dan memahaminya.
(Al-Baqarah 2:230) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 36 - ٣٦

2_231
Dan apabila kamu menceraikan isteri-isteri (kamu) kemudian mereka (hampir) habis tempoh idahnya maka bolehlah kamu pegang mereka (rujuk) dengan cara yang baik atau lepaskan mereka dengan cara yang baik. Dan janganlah kamu pegang mereka (rujuk semula dengan maksud memberi mudarat, kerana kamu hendak melakukan kezaliman (terhadap mereka); dan sesiapa yang melakukan demikian maka sesungguhnya dia menganiaya dirinya sendiri. dan janganlah kamu menjadikan ayat-ayat hukum Allah itu sebagai ejek-ejekan (dan permainan). Dan kenanglah nikmat Allah yang diberikan kepada kamu, (dan kenanglah) apa yang diturunkan kepada kamu iaitu Kitab (Al-Quran) dan ilmu hikmat, untuk memberi pengajaran kepada kamu dengannya. Dan bertaqwalah kepada Allah serta ketahuilah: sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.
(Al-Baqarah 2:231) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 37 - ٣٧

2_232
Dan apabila kamu menceraikan isteri-isteri (kamu), lalu habis masa idah mereka ' maka janganlah kamu (wahai wali-wali nikah) menahan mereka daripada berkahwin semula dengan (bekas) suami mereka, apabila mereka (lelaki dan perempuan itu) bersetuju sesama sendiri dengan cara yang baik (yang dibenarkan oleh Syarak). Demikianlah diberi ingatan dan pengajaran dengan itu kepada sesiapa di antara kamu yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik bagi kamu dan lebih suci. Dan (ingatlah), Allah mengetahui (akan apa jua yang baik untuk kamu) sedang kamu tidak mengetahuinya.
(Al-Baqarah 2:232) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 37 - ٣٧

2_233
Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anak-anak mereka selama dua tahun genap iaitu bagi orang yang hendak menyempurnakan penyusuan itu; dan kewajipan bapa pula ialah memberi makan dan pakaian kepada ibu itu menurut cara yang sepatutnya. Tidaklah diberatkan seseorang melainkan menurut kemampuannya. Janganlah menjadikan seseorang ibu itu menderita kerana anaknya, dan (jangan juga menjadikan) seseorang bapa itu menderita kerana anaknya; dan waris juga menanggung kewajipan yang tersebut (jika si bapa tiada). kemudian jika keduanya (suami isteri mahu menghentikan penyusuan itu dengan persetujuan (yang telah dicapai oleh) mereka sesudah berunding, maka mereka berdua tidaklah salah (melakukannya). Dan jika kamu hendak beri anak-anak kamu menyusu kepada orang lain, maka tidak ada salahnya bagi kamu apabila kamu serahkan (upah) yang kamu mahu beri itu dengan cara yang patut. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, serta ketahuilah, sesungguhnya Allah sentiasa melihat akan apa jua yang kamu lakukan.
(Al-Baqarah 2:233) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 37 - ٣٧

2_234
Dan orang-orang yang meninggal dunia di antara kamu, sedang mereka meninggalkan isteri-isteri hendaklah isteri-isteri itu menahan diri mereka (beridah) selama empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis masa idahnya itu maka tidak ada salahnya bagi kamu mengenai apa yang dilakukan mereka pada dirinya menurut cara yang baik (yang diluluskan oleh Syarak). Dan (ingatlah), Allah sentiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan.
(Al-Baqarah 2:234) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 38 - ٣٨

2_235
Dan tidak ada salahnya bagi kamu tentang apa yang kamu bayangkan (secara sindiran), untuk meminang perempuan (yang kematian suami dan masih dalam idah), atau tentang kamu menyimpan dalam hati (keinginan berkahwin dengan mereka). Allah mengetahui bahawa kamu akan menyebut-nyebut atau mengingati) mereka, (yang demikian itu tidaklah salah), akan tetapi janganlah kamu membuat janji dengan mereka di dalam sulit, selain dari menyebutkan kata-kata (secara sindiran) yang sopan. Dan janganlah kamu menetapkan dengan bersungguh-sungguh (hendak melakukan) akad nikah sebelum habis idah yang ditetapkan itu. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kamu, maka beringat-ingatlah kamu akan kemurkaanNya, dan ketahuilah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyabar.
(Al-Baqarah 2:235) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 38 - ٣٨

2_236
Tidaklah kamu bersalah dan tidaklah kamu menanggung bayaran maskahwin) jika kamu menceraikan isteri-isteri kamu sebelum kamu sentuh (bercampur) dengan mereka atau (sebelum) kamu menetapkan maskahwin untuk mereka. Walaupun demikian, hendaklah kamu memberi "Mut'ah" (pemberian saguhati) kepada mereka (yang diceraikan itu). Iaitu: suami yang senang (hendaklah memberi saguhati itu) menurut ukuran kemampuannya; dan suami yang susah pula menurut ukuran kemampuannya, sebagai pemberian saguhati menurut yang patut, lagi menjadi satu kewajipan atas orang-orang (yang mahu) berbuat kebaikan.
(Al-Baqarah 2:236) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 38 - ٣٨

2_237
Dan jika kamu ceraikan mereka sebelum kamu sentuh (bercampur) dengan mereka, padahal kamu sudah menetapkan kadar maskahwin untuk mereka, maka mereka berhak mendapat separuh dari maskahwin yang telah kamu tetapkan itu, kecuali jika mereka memaafkannya tidak menuntutnya); atau (pihak) yang memegang ikatan nikah itu memaafkannya (memberikan maskahwin itu dengan sepenuhnya). Dan perbuatan kamu bermaaf-maafan (halal menghalalkan) itu lebih hampir kepada taqwa. Dan janganlah pula kamu lupa berbuat baik dan berbudi sesama sendiri. Sesungguhnya Allah sentiasa melihat akan apa jua yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah 2:237) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 38 - ٣٨
x
para sahabat berkata: "Masih ada masalah iddah wanita yang belum disebutkan di dalam al Quran iaitu iddah wanita muda (yang belum haid), yang sudah tua (tiada haid lagi) dan yang hamil. "

Maka, turunlah ayat ini (Surah ath Thalaaq: 65: 4) yang menjelaskan bahawa waktu iddah bagi mereka ialah tiga bulan dan bagi yang hamil sehingga telah melahirkan anak. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ishaq bin Rahawaih dan al Hakim dan yang lainnya dari Ubay bin Kaab. Isnadnya sahih)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa Khallad bin Amr bin al Jamuh bertanya kepada Nabi s.a.w. tentang iddah wanita yang sudah tiada haid lagi. Maka, turunlah ayat ini (Surah ath Thalaaq: 65:4) sebagai jawapan kepada pertanyaan itu. (Diriwayatkan oleh Muqatil di dalam tafsirnya)

No comments:

Post a Comment

 
back to top