Sunday, January 20, 2019

105. Asbabun Nuzul Surah Al-Mujaadalah - سورة المجادلة QS58:1-6,8,10,11,12-13,14,18,22

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Al-Mujadalah

15JAN
asbabun nuzul surah alqur’an
1. Sesungguhnya Allah Telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat*.
2. Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. dan Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
3. Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, Kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
4. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.
5. Sesungguhnya orang-orang yang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka Telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya kami Telah menurunkan bukti-bukti nyata. dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan.
6. Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang Telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka Telah melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.
(al-Mujadalah: 1-6)
* sebab Turunnya ayat Ini ialah berhubungan dengan persoalan seorang wanita bernama Khaulah binti Tsa´labah yang Telah dizhihar oleh suaminya Aus ibn Shamit, yaitu dengan mengatakan kepada isterinya: Kamu bagiku seperti punggung ibuku dengan maksud dia tidak boleh lagi menggauli isterinya, sebagaimana ia tidak boleh menggauli ibunya. menurut adat Jahiliyah kalimat zhihar seperti itu sudah sama dengan menthalak isteri. Maka Khaulah mengadukan hal itu kepada Rasulullah s.a.w. Rasulullah menjawab, bahwa dalam hal Ini belum ada Keputusan dari Allah. dan pada riwayat yang lain Rasulullah mengatakan: Engkau Telah diharamkan bersetubuh dengan dia. lalu Khaulah berkata: Suamiku belum menyebutkan kata-kata thalak Kemudian Khaulah berulang kali mendesak Rasulullah supaya menetapkan suatu Keputusan dalam hal ini, sehingga Kemudian turunlah ayat Ini dan ayat-ayat berikutnya.
Diriwayatkan oleh al-Hakim yang menyahihkannya, yang bersumber dari ‘Aisyah bahwa Siti ‘Aisyah berkata: “Maha suci Allah yang pendengaran-Nya meliputi segala sesuatu. Aku mendengar Khaulah binti Tsa’labah mengadu tentang suaminya (Aus bin Ash-Shamit) kepada Rasulullah saw. Akan tetapi aku tidak mendengar seluruh pengaduannya. Ia (Khaulah) berkata: “Masa mudaku telah berlalu. Perutku telah keriput. Aku telah tua bangka dan tidak akan melahirkan anak lagi, sedang suamiku men-zihar-ku. Allahumma (ya Allah), aku mengadu kepada-Mu.’ Tiada henti-hentinya ia mengadu sehingga turunlah Jibril membawa ayat ini (al-Mujadalah: 1-6) yang melukiskan bahwa Allah Mendengar pengaduannya, Menetapkan hukum zihar, serta melarang berbuat zihar.
8. Apakah tidak kamu perhatikan orang-orang yang Telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, Kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada rasul. dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” cukuplah bagi mereka Jahannam yang akan mereka masuki. dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.
(al-Mujadalah: 8)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muqatil bin Hayyan bahwa antara Nabi dan kaum Yahudi terdapat perjanjian untuk tidak saling bermusuhan. Dalam situasi itu, apabila seorang shahabat Nabi saw. lewat di hadapan kaum Yahudi, mereka suka berbisik-bisik dengan kawannya, sehingga sahabat yang lewat itu mengira bahwa mereka merundingkan untuk membunuhnya atau menggunjingnya. Karena itu Rasulullah saw. melarang berbisik-bisik di hadapan orang lain. Namun, larangan tersebut tidak diindahkan. Ayat ini (al-Mujadalah: 8) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, sebagai ancaman terhadap orang-orang yang tidak menghentikan perbuatan seperti itu.
Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar, dan ath-Thabarani dengan sanad yang kuat, yang bersumber dari ‘Abdullah bin ‘Amr. Sejalan dengan riwayat ini, ada pula riwayat yang bersumber dari Anas dan ‘Aisyah, bahwa kaum Yahudi memberi salam kepada Rasulullah saw. dengan ucapan saamun ‘alaikum (mudah-mudahan kamu mati). Kemudian mereka mengatakan dalam hati, mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu? Ayat ini (al-Mujadalah: 8) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, dan mengancam mereka dengan siksa neraka jahanam.
10. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.
(al-Mujadalah: 10)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah bahwa kaum munafik suka berbisik-bisik di antara sesamanya serta menyombongkan diri di hadapan kaum Mukminin, sehingga menyinggung perasaan kaum Mukminin. Ayat ini (al-Mujadalah: 10) turun melukiskan bahwa berbisik-bisik seperti itu merupakan perbuatan setan.
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(al-Mujadalah: 11)
Diirwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah bahwa apabila ada orang yang baru datang ke majelis Rasulullah saw, para sahabat tidak mau memberikan tempat duduk di dekat Rasulullah saw. Maka turunlah ayat ini (al-Mujadalah: 11) sebagai perintah untuk memberikan tempat kepada orang yang baru datang.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muqatil bahwa ayat ini (al-Mujadalah: 11) turun pada hari Jum’at, di saat pahlawan-pahlawan Badr datang ke tempat pertemuan yang penuh sesak. Orang-orang pada tidak mau memberi tempat kepada yang baru datang itu, sehingga mereka terpaksa berdiri. Rasulullah menyuruh berdiri orang-orang itu (yang lebih dulu duduk), sedang tamu-tamu itu (para pahlawan Badr) disuruh duduk di tempat mereka. Orang-orang yang disuruh pindah tempat merasa tersinggung perasaannya. Ayat ini (al-Mujadalah: 11) turun sebagai perintah kepada kaum Mukminin untuk menaati perintah Rasulullah dan memberikan kesempatan duduk kepada sesama Mukminin.
12. Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
13. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) Karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah Telah memberi Taubat kepadamu Maka Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(al-Mujadalah: 12-13)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Thalhah yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa kaum Muslimin terlalu banyak bertanya kepada Rasulullah saw. sehingga membebani beliau. Untuk meringankan beban Rasulullah, Allah menurunkan ayat ini (al-Mujadalah: 12) sebagai perintah bersedakah kepada fakir miskin sebelum bertanya. Setelah turun ayat ini (al-Mujadalah: 12) kebanyakan orang menahan diri untuk bertanya. Maka turunlah ayat berikutnya (al-Mujadalah: 13) sebagai teguran kepada orang-orang yang tidak mau bertanya karena takut mengeluarkan sedekah.
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi –menurutnya, hadits ini hasan- dll, yang bersumber dari ‘Ali bahwa setelah turun ayat yaa ayyuhal-ladziina aamanuu idzaa najaitumur rosuul…(hai orang –orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan rasul…) (al-Mujadalah: 12) Nabi saw bersabda kepada ‘Ali bin Abi Thalib: “Bagaimana pendapatmu kalau sedakah satu dinar?” ‘Ali menjawab: “Mereka tidak akan mampu.” Beliau bersabda: “Setengah dinar?” ‘Ali menjawab: “Mereka tidak akan mampu.” Beliau bertanya: “Kalau begitu berapa ?” ‘Ali menjawab: “Satu butir sya’ir (gandum).” Rasulullah menjawab: “Engkau terlalu sederhana.” Maka turunlah ayat ini (al-Mujadalah: 13) sebagai teguran kepada orang-orang yang ingin bertanya kepada Rasulullah tapi takut miskin karena harus membayar sedekah terlebih dahulu. Selanjutnya ‘Ali berkata: “Karena ayat itulah umat ini diringankan bebannya.”
14. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka Mengetahui.
(al-Mujadalah:14)
18. (Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Alla) lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.
(al-Mujadalah:18)
Diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Hakim –disahihkan oleh al-Hakim-, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ketika Rasulullah berteduh di samping rumahnya, sampai tempat itu hampir tidak teduh lagi (karena lamanya), bersabdalah beliau kepada orang-orang yang berada di sekitarnya: “Akan datang kepadamu seorang manusia yang pandangannya seperti setan. Apabila ia datang kepadamu, janganlah kalian bercakap-cakap dengannya.” Tiada berapa lama datanglah seorang yang bermata biru lagi pecak. Orang itu dipanggil oleh Rasulullah. Seraya bersabda: “Mengapa engkau dan teman-temanmu mencaci maki aku ?” Orang itu menjawab: “Baiklah akan kupanggil mereka.” Tak lama kemudian dia kembali bersama kawan-kawannya. Merekapun bersumpah di hadapan Rasulullah saw. bahwa mereka tidak berkata dan tidak berbuat apa-apa. Ayat ini (al-Mujadalah: 18) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan sifat-sifat pandangan setan itu.
Orang yang pandangannya seperti setan itu bernama ‘Abdullah bin Nabtal, seorang munafik yang pernah menyampaikan berita-berita penting, yang seharusnya dirahasiakan, kepada orang-orang Yahudi. Menurut riwayat as-Suddi, dialah yang dimaksud dengan berpandangan setan itu (al-Qurthubi, jus xvii, hal 304)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi bahwa ayat a lam taro ilal-ladziina tawallau qouman ghadliballohu ‘alaihim… (tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman..) (al-Mujadalah: 14) turun berkenaan dengan ‘Abdullah bin Nabtal.
22. Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan[1462] yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.
(al-Mujadalah: 22)
** yang dimaksud dengan pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain lain.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Syaudzab bahwa ayat ini (al-Mujadalah: 22) turun berkenaan dengan Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah (seorang shahabat Rasulullah saw) yang membunuh bapaknya (dari golongan kafir Quraisy) dalam peperangan Badr. Ayat ini (al-Mujadalah: 22) menegaskan bahwa seorang Mukmin akan mencintai Allah melebihi cintanya kepada sanak keluarganya sendiri.
Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dan al-Hakim di dalam Kitab al-Mustadrak bahwa di dalam perang Badr bapak Abu ‘Ubaidah menyerang dan ingin membunuh anaknya (Abu ‘Ubaidah). Abu ‘Ubaidah berusaha menghindar diri dengan jalan menangkis dan mengelakkan segala senjata yang ditujukan kepada dirinya. Tapi Abu ‘Ubaidah akhirnya terpaksa membunuh bapaknya. Ayat ini (al-Mujadalah: 22) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa cinta Mukmin kepada Allah akan melebihi cintanya kepada orang tuanya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ketika Abu Quhafah (ayah Abu Bakr ash-Shidiq) mencaci maki Rasulullah saw, Abu Bakr memukulnya dengan pukulan yang keras hingga terjatuh. Kejadian ini sampai kepada Rasulullah saw. Beliau bertanya: “Apakah benar engkau berbuat demikian , hai Abu Bakr ?” Iapun menjawab: “Demi Allah, sekiranya ada pedang di dekatku, pasti aku memukulnya dengan pedang.” Ayat ini (al-Mujadalah: 22) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.

x


Surah al Mujaadalah

Sesungguhnya Allah telah mendengar (dan memperkenan) aduan perempuan Yang bersoal jawab denganmu (Wahai Muhammad) mengenai suaminya, sambil ia berdoa merayu kepada Allah (mengenai perkara Yang menyusahkannya), sedang Allah sedia mendengar perbincangan kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Melihat. (Surah al Mujaadalah:1)

orang-orang Yang "ziharkan" isterinya dari kalangan kamu (adalah orang-orang Yang bersalah, kerana) isteri-isteri mereka bukanlah ibu-ibu mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah perempuan-perempuan Yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya mereka (dengan melakukan Yang demikian) memperkatakan suatu perkara Yang mungkar dan dusta. dan (ingatlah), Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf, lagi Maha Pengampun. (Surah al Mujaadalah:2)

dan orang-orang Yang "ziharkan" isterinya, kemudian mereka berbalik dari apa Yang mereka ucapkan (bahawa isterinya itu haram kepadaNya), maka hendaklah (suami itu) memerdekakan seorang hamba sebelum mereka berdua (suami isteri) bercampur. Dengan hukum Yang demikian, kamu diberi pengajaran (supaya jangan mendekati perkara Yang mungkar itu). dan (ingatlah), Allah Maha mendalam pengetahuannya akan apa Yang kamu lakukan. (Surah al Mujaadalah:3)

Kemudian, sesiapa Yang tidak dapat (memerdekakan hamba), maka hendaklah ia berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum mereka (suami isteri) itu bercampur. akhirnya sesiapa Yang tidak sanggup berpuasa, maka hendaklah ia memberi makan enam puluh orang miskin. ditetapkan hukum itu untuk membuktikan iman kamu kepada Allah dan RasulNya (dengan mematuhi perintahNya serta menjauhi adat Jahiliyah). dan itulah batas-batas hukum Allah; dan bagi orang-orang Yang kafir disediakan azab seksa Yang tidak terperi sakitnya. (Surah al Mujaadalah:4)

Sesungguhnya orang-orang Yang menentang (perintah) Allah dan RasulNya, mereka tetap ditimpa kehinaan sebagaimana orang-orang Yang terdahulu dari mereka ditimpa kehinaan; kerana Sesungguhnya Kami telah menurunkan keterangan-keterangan Yang jelas nyata. dan bagi orang-orang Yang kafir disediakan azab seksa Yang menghina, (Surah al Mujaadalah:5)

semasa mereka semuanya dibangkitkan hidup semula oleh Allah (pada hari kiamat), lalu diterangkan kepada mereka Segala Yang mereka telah kerjakan. Allah telah menghitung amal-amal mereka itu satu persatu, sedang mereka telah melupakannya. dan (ingatlah), Allah menjadi saksi akan tiap-tiap sesuatu. (Surah al Mujaadalah:6)

x

Surah Al-Mujaadalah - سورة المجادلة

[58:1 - 58:6] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


Bismillah
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.'

58_1
Sesungguhnya Allah telah mendengar (dan memperkenan) aduan perempuan yang bersoal jawab denganmu (wahai Muhammad) mengenai suaminya, sambil ia berdoa merayu kepada Allah (mengenai perkara yang menyusahkannya), sedang Allah sedia mendengar perbincangan kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Melihat.
(Al-Mujaadalah 58:1) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 542 - ٥٤٢

58_2
Orang-orang yang "ziharkan" isterinya dari kalangan kamu (adalah orang-orang yang bersalah, kerana) isteri-isteri mereka bukanlah ibu-ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah perempuan-perempuan yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka (dengan melakukan yang demikian) memperkatakan suatu perkara yang mungkar dan dusta. Dan (ingatlah), sesungguhnya Allah Maha Pemaaf, lagi Maha Pengampun.
(Al-Mujaadalah 58:2) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 542 - ٥٤٢

58_3
Dan orang-orang yang "ziharkan" isterinya, kemudian mereka berbalik dari apa yang mereka ucapkan (bahawa isterinya itu haram kepadanya), maka hendaklah (suami itu) memerdekakan seorang hamba sebelum mereka berdua (suami isteri) bercampur. Dengan hukum yang demikian, kamu diberi pengajaran (supaya jangan mendekati perkara yang mungkar itu). Dan (ingatlah), Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan apa yang kamu lakukan.
(Al-Mujaadalah 58:3) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 542 - ٥٤٢

58_4
Kemudian, sesiapa yang tidak dapat (memerdekakan hamba), maka hendaklah ia berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum mereka (suami isteri) itu bercampur. Akhirnya sesiapa yang tidak sanggup berpuasa, maka hendaklah ia memberi makan enam puluh orang miskin. Ditetapkan hukum itu untuk membuktikan iman kamu kepada Allah dan RasulNya (dengan mematuhi perintahNya serta menjauhi adat Jahiliyah). Dan itulah batas-batas hukum Allah; dan bagi orang-orang yang kafir disediakan azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
(Al-Mujaadalah 58:4) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 542 - ٥٤٢

58_5
Sesungguhnya orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan RasulNya, mereka tetap ditimpa kehinaan sebagaimana orang-orang yang terdahulu dari mereka ditimpa kehinaan; kerana sesungguhnya Kami telah menurunkan keterangan-keterangan yang jelas nyata. Dan bagi orang-orang yang kafir disediakan azab seksa yang menghina,
(Al-Mujaadalah 58:5) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 542 - ٥٤٢

58_6
Semasa mereka semuanya dibangkitkan hidup semula oleh Allah (pada hari kiamat), lalu diterangkan kepada mereka segala yang mereka telah kerjakan. Allah telah menghitung amal-amal mereka itu satu persatu, sedang mereka telah melupakannya. Dan (ingatlah), Allah menjadi Saksi akan tiap-tiap sesuatu.
(Al-Mujaadalah 58:6) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 542 - ٥٤٢
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Siti Aisyah berkata: "Maha Suci Allah yang pendengaranNya meliputi segala sesuatu.



Aku mendengar Khaulah binti Tha'labah mengadu tentang suaminya yang bernama Aus bin as Shamit kepada Rasulullah. Akan tetapi aku tidak mendengar keseluruhan pengaduannya. Dia berkata: "Masa mudaku telah berlalu, perutku telah kerepot, aku telah tua bangka dan aku tidak akan melahirkan anak lagi. Oleh itu suamiku telah menziharkanku. Allahuma aku mengadu kepadaMu. " Dia mengadu kepada Allah tanpa henti sehingga Jibril turun membawa ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58: 1-6). Di dalam ayat ini diceritakan bahawa Allah mendengar pengaduannya dan menetapkan hukum zihar serta melarang mengadakan zihar. (Diriwayatkan oleh al Hakim yang mensahihkannya dari Aisyah)

"Tidakkah engkau memerhatikan (wahai Muhammad) akan orang-orang (Yahudi) yang telah dilarang daripada perbuatan berbisik-bisik, kemudian mereka berbalik melakukan perbuatan yang telah dilarang itu serta mereka berbisik-bisik berkenaan dengan melakukan dosa dan pencerobohan serta kederhakaan kepada Rasulullah? Dan lagi apabila mereka datang kepadamu, mereka memberi salam hormat bukan dengan lafaz salam hormat yang diberikan Allah kepadamu; dan mereka berkata sesama sendiri: "(Kalau benar Muhammad utusan Tuhan, maka) sepatutnya kami diseksa oleh Allah disebabkan (kata-kata buruk) yang kami ucapkan itu?" Cukuplah untuk mereka neraka Jahanam, yang mereka akan dibakar di dalamnya; maka itulah seburuk-buruk tempat kembali." (Surah al Mujaadalah: 58: 8)
x

Surah Al-Mujaadalah - سورة المجادلة

[58:8] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


58_8
Tidakkah engkau memerhatikan (wahai Muhammad) akan orang-orang (Yahudi) yang telah dilarang daripada perbuatan berbisik-bisik, kemudian mereka berbalik melakukan perbuatan yang telah dilarang itu serta mereka berbisik-bisik berkenaan dengan melakukan dosa dan pencerobohan serta kederhakaan kepada Rasulullah? Dan lagi apabila mereka datang kepadamu, mereka memberi salam hormat bukan dengan lafaz salam hormat yang diberikan Allah kepadamu; dan mereka berkata sesama sendiri: "(Kalau benar Muhammad utusan Tuhan, maka) sepatutnya kami diseksa oleh Allah disebabkan (kata-kata buruk) yang kami ucapkan itu?" Cukuplah untuk mereka neraka Jahannam, yang mereka akan dibakar di dalamnya; maka itulah seburuk-buruk tempat kembali.
(Al-Mujaadalah 58:8) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 543 - ٥٤٣
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa terdapat suatu perjanjian iaitu tidak saling bermusuhan di antara Nabi dengan kaum Yahudi. Oleh yang demikian di dalam situasi ini apabila seorang sahabat lalu di hadapan kaum Yahudi, kemudian mereka berbisik-bisik dengan kawan-kawannya sehingga orang yang lalu itu merasa bahawa mereka berunding akan membunuhnya atau memfitnah dirinya. Oleh kerana itu, Rasulullah melarang berbisik-bisik di hadapan orang lain. Akan tetapi larangan tersebut tidak diendahkan.

Maka ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58: 8) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut. Ayat ini turun sebagai ancaman hukuman terhadap orang-orang yang tidak menghentikan perbuatan seperti itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil bin Hayyan)

Dalam riwayat lain pula ada dikemukakan bahawa kaum Yahudi memberi salam kepada Rasulullah dengan ucapan : "Sam 'alaikum" (mudah-mudahan kamu mati). Akan tetapi di dalam hati, mereka takut akan seksaan di atas ucapan tersebut. Maka ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58: 8) turun berkenan dengan peristiwa tersebut dan mengancam mereka dengan seksaan neraka jahanam. (Diriwayatkan oleh Ahmad, al Bazzardan atThabarani dengan sanad yang kuat dari Abdullah bin Amr) (Sesuai dengan riwayat ini terdapat pula riwayat dari Anas dan Aisyah)

"Sesungguhnya perbuatan berbisik (dengan kejahatan) itu adalah dari (hasutan) Syaitan, untuk menjadikan orang-orang yang beriman berdukacita; sedang bisikan itu tidak akan dapat membahayakan mereka sedikitpun melainkan dengan izin Allah; dan kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman berserah diri. " (Surah al Mujaadalah: 58: 10)
x

Surah Al-Mujaadalah - سورة المجادلة

[58:10] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


58_10
Sesungguhnya perbuatan berbisik (dengan kejahatan) itu adalah dari (hasutan) Syaitan, untuk menjadikan orang-orang yang beriman berdukacita; sedang bisikan itu tidak akan dapat membahayakan mereka sedikitpun melainkan dengan izin Allah; dan kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman berserah diri.
(Al-Mujaadalah 58:10) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 543 - ٥٤٣
x
Terdapat suatu riwayatyang mengemukakan bahawa kaum munafik berbisik-bisik sesama mereka dan menyombongkan diri di hadapan kaum Mukminin sehingga menyinggung perasaan kaum Mukminin. Maka ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58: 10) turun dengan menceritakan bahawa berbisik-bisik seperti itu adalah merupakan perbuatan syaitan. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Qatadah)

'wahai orang-orang yang beriman! Apabila diminta kepada kamu memberi lapang dari tempat duduk kamu (untuk orang lain) maka lapangkanlah seboleh-bolehnya supaya Allah melapangkan (segala halnya) untuk kamu. Dan apabila diminta kamu bangun maka bangunlah, supaya Allah meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan ugama (dari kalangan kamu) beberapa darjat. Dan (ingatlah), Allah Maha Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang kamu lakukan."(Surah al Mujaadalah: 58:11)
x

Surah Al-Mujaadalah - سورة المجادلة

[58:11] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


58_11
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diminta kepada kamu memberi lapang dari tempat duduk kamu (untuk orang lain) maka lapangkanlah seboleh-bolehnya supaya Allah melapangkan (segala halnya) untuk kamu. Dan apabila diminta kamu bangun maka bangunlah, supaya Allah meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan agama (dari kalangan kamu) - beberapa darjat. Dan (ingatlah), Allah Maha Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang kamu lakukan.
(Al-Mujaadalah 58:11) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 543 - ٥٤٣
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa apabila ada seseorang yang baru datang ke majlis Rasulullah, maka para sahabat tidak mahu memberi tempat duduk kepadanya di sisi Rasulullah. Maka turunlah ayat di atas sebagai perintah untuk memberi tempat kepada orang yang baru datang. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Qatadah)

Dalam riwayat lain pula ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58: 11) turun pada hari Jumaat iaitu pada ketika pahlawan-pahlawan Badar datang ke tempat pertemuan yang penuh sesak. Pada masa itu orang-orang tidak memberi tempat duduk kepada mereka yang baru datang sehingga menyebabkan mereka terpaksa berdiri.

Kemudian Rasulullah menyuruh penduduk pribumi berdiri dan para tetamu tersebut di suruh duduk di tempat mereka. Oleh yang demikian orang-orang yang disuruh pindah itu merasa tersinggung.

Maka ayat ini turun sebagai perintah kepada kaum Mukminin untuk mentaati perintah Rasulullah dan memberi kesempatan duduk kepada sesama Mukminin. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil)

orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak mengadap dan bertanyakan sesuatu kepada Rasulullah, maka hendaklah kamu bersedekah (kepada fakir miskin) sebelum kamu mengadapnya; (pemberian sedekah) itu adalah lebih baikbagikamu dan lebih bersih. Dalam pada itu, kalau kamu tidak ada benda yang hendak disedekahkan, (kamu dibenarkan juga mengadapnya mengenai perkara yang tak dapat dielak), kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (Surah al Mujaadalah: 58: 12)

"Adakah kamu takut (akan kemiskinan) kerana kerap kali kamu memberi sedekah sebelum kamu mengadap? Kalau kamu tidak melakukan (perintah) itu, dan Allah pun memaafkan kamu (kerana kamu tidak mampu), maka dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat (sebagaimana yang sewajibnya), serta taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya. Dan (ingatlah), Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan segala amalan yang kamu lakukan. (Surah al Mujaadalah: 58: 13)
x

Surah Al-Mujaadalah - سورة المجادلة

[58:12 - 58:13] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


58_12
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak mengadap dan bertanyakan sesuatu kepada Rasulullah, maka hendaklah kamu bersedekah (kepada fakir miskin) sebelum kamu mengadapnya; (pemberian sedekah) itu adalah lebih baik bagi kamu dan lebih bersih. Dalam pada itu, kalau kamu tidak ada benda yang hendak disedekahkan, (kamu dibenarkan juga mengadapnya mengenai perkara yang tak dapat dielak), kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
(Al-Mujaadalah 58:12) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 544 - ٥٤٤

58_13
Adakah kamu takut (akan kemiskinan) kerana kerap kali kamu memberi sedekah sebelum kamu mengadap? Kalau kamu tidak melakukan (perintah) itu, dan Allah pun memaafkan kamu (kerana kamu tidak mampu), maka dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat (sebagaimana yang sewajibnya), serta taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya. Dan (ingatlah), Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan segala amalan yang kamu lakukan.
(Al-Mujaadalah 58:13) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 544 - ٥٤٤
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa kaum Muslimin terlalu banyak bertanya kepada Rasulullah sehingga perkara ini membebani diri baginda. Untuk meringankan beban yang ditanggung oleh Rasulullah, maka Allah menurunkan ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58:12) sebagai perintah untuk bersedekah kepada fakir miskin sebelum bertanya.

Selepas penurunan ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58: 12) kebanyakan orang menahan diri dari banyak bertanya. Maka turunlah ayat yang berikutnya (Surah al Mujaadalah: 58:13) sebagai teguran kepada orang-orang yang tidak mahu bertanya kerana takut untuk mengeluarkan sedekah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Talhah dari Ibnu Abbas)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa setelah turun ayat "ya ayyuhallazina amanu iza najaitumurrasula" (Surah al Mujaadalah: 58: 12) Nabi s.a.w. bersabda kepada Ali bin Abi Talib: "Bagaimana pendapatmu kalau sedekah itu hanya satu dinar." Ali menjawab: "Mereka tidak akan mampu." Kemudian Rasul bersabda lagi: "Kalau setengah dinar?"'Ali menjawab: "Mereka tidak akan mampu." Nabi bertanya: "Kalau begitu berapa?" Ali menjawab: "Satu butir syair." Rasulullah menjawab: "Engkau terlalu sederhana."

Maka turunlah ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58:13) sebagai teguran kepada orang-orang yang ingin bertanya kepada Rasulullah tetapi takut miskin kerana harus membayar sedekah terlebih dahulu. Seterusnya Ali berkata: "Oleh kerana peristiwa itu, umat ini diringankan bebannya." (Diriwayatkan oleh at Tirmizi dan perawi lain yang menganggap hadis ini hasan dari Ali)

"Tidakkah engkau melihat (bagaimana jahatnya) orang-orang yang bersahabat karib dengan kaum yang telah dimurkai Allah (dengan sebab kekufuran dan khjanatnya) ? Mereka itu bukanlah dari golongan kamu dan bukan pula dari golongan kaum yang tersebut itu (kerana mereka ialah golongan munafik); dan lagi mereka selalu bersumpah dengan dusta, sedang mereka mengetahui (bahawa mereka adalah berdusta). " (Surah al Mujaadalah: 58: 14)
x

Surah Al-Mujaadalah - سورة المجادلة

[58:14] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


58_14
Tidakkah engkau melihat (bagaimana jahatnya) orang-orang yang bersahabat karib dengan kaum yang telah dimurkai Allah (dengan sebab kekufuran dan khianatnya)? Mereka itu bukanlah dari golongan kamu dan bukan pula dari golongan kaum yang tersebut itu (kerana mereka ialah golongan munafik); dan lagi mereka selalu bersumpah dengan dusta, sedang mereka mengetahui (bahawa mereka adalah berdusta).
(Al-Mujaadalah 58:14) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 544 - ٥٤٤
x
"(Setelah nyata kepada orang-orang munafik itu bahawa harta benda dan anakpinaknya tidak dapat memberikan pertolongan), ketika mereka semuanya dibangkitkan oleh Allah (pada hari kiamat), maka mereka bersumpah kepadaNya (bahawa mereka adalah orang-orang mukmin) sebagaimana biasanya mereka bersumpah kepada kamu; dan mereka menyangka bahawa (dengan berbuat demikian) mereka akan mendapat sesuatu (yang berfaedah kepada mereka). Ketahuilah! Bahawa sesungguhnya merekalah golongan pendusta. " (Surah al Mujaadalah: 58: 18)
x

Surah Al-Mujaadalah - سورة المجادلة

[58:18] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


58_18
(Setelah nyata kepada orang-orang munafik itu bahawa harta benda dan anak pinaknya tidak dapat memberikan pertolongan), ketika mereka semuanya dibangkitkan oleh Allah (pada hari kiamat), maka mereka bersumpah kepadaNya (bahawa mereka adalah orang-orang mukmin) sebagaimana biasanya mereka bersumpah kepada kamu; dan mereka menyangka bahawa (dengan berbuat demikian) mereka akan mendapat sesuatu (yang berfaedah kepada mereka). Ketahuilah! Bahawa sesungguhnya merekalah golongan pendusta.
(Al-Mujaadalah 58:18) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 544 - ٥٤٤
x
Terdapat suatu riwayat yang mengemukakan bahawa Rasulullah telah berhenti berteduh berhampiran dengan rumahnya sehingga terlalu lama. Maka pada waktu itu Rasulullah bersabda kepada orang-orang yang berada di sekitarnya: "Akan datang kepadamu seorang manusia yang pandangannya seperti syaitan. Apabila dia datang kepadamu, janganlah kalian semua bercakap-cakap dengannya." Tidak berapa lama kemudian datanglah seorang yang bermata sebelah, lagi biru.

Kemudian Rasulullah memanggil orang itu lalu bersabda: "Mengapa engkau dan teman-teman engkau mencaci diriku?" Orang itu [Namanya Abdullah bin Nabtal, seorang munafik yang pernah menyampaikan berita-berita penting di mana berita itu seharusnya dirahsiakan daripada orang-orang Yahudi. Menurut riwayat as Suddi dialah orang yang dimaksudkan dengan pandangan syaitan itu. Qurtubi juz 14, hal 304] menjawab: "Baiklah aku akan panggil mereka."Tidak lama selepas itu dia kembali bersama dengan kawan-kawannya. Kemudian mereka bersumpah bahawa diri mereka tidak berkata dan tidak berbuat apa-apa.

Maka ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58:18) turun berhubung dengan peristiwa itu yang menceritakan tentang sifat-sifat pandangan syaitan itu. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan al Hakim dan disahihkan olehnya dari Ibnu Abbas)

Riwayat lain pula mengemukakan bahawa ayat "Alam tara illal-ladzina tawallau" (Surah al Mujaadalah: 58: 14) turun berkenaan dengan Abdullah bin Nabtal. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari as Suddi)

"Engkau tidak akan dapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, tergamak berkasih-mesra dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang yang menentang itu ialah bapa-bapa mereka, atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara mereka, ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu, Allah telah menetapkan iman dalam hati mereka, dan telah menguatkan mereka dengan semangat pertolongan daripadaNya; dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam Syurga yang mengalir dibawahnya beberapa sungai, mereka tetap kekal di dalamnya. Allah reda akan mereka dan mereka reda (serta bersyukur) akan nikmat pemberianNya. Merekalah penyokong-penyokong (agama) Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya penyokong-penyokong (agama) Allah itu ialah orang-orang yang berjaya." (Surah al Mujaadalah: 58: 22)
x

Surah Al-Mujaadalah - سورة المجادلة

[58:22] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


58_22
Engkau tidak akan dapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, tergamak berkasih-mesra dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang yang menentang itu ialah bapa-bapa mereka, atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara mereka, ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu, Allah telah menetapkan iman dalam hati mereka, dan telah menguatkan mereka dengan semangat pertolongan daripadaNya; dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka tetap kekal di dalamnya. Allah reda akan mereka dan mereka reda (serta bersyukur) akan nikmat pemberianNya. Merekalah penyokong-penyokong (agama) Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya penyokong-penyokong (agama) Allah itu ialah orang-orang yang berjaya.
(Al-Mujaadalah 58:22) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 545 - ٥٤٥
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat di atas turun berhubung dengan kisah Abi Ubaidah bin al Jarrah seorang sahabat Rasul yang membunuh bapanya yang terdiri dari golongan kafir Quraisy dalam peperangan Badar. Maka ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58:22) turun dengan menjelaskan bahawa seorang Mukmin itu akan lebih mencintai Allah melebihi cintanya kepada ahli keluarganya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Syaudzab)

Dalam riwayat lain pula ada dikemukakan bahawa ketika perang Badar bapa Abu Ubaidah menyerang dan ingin membunuh anaknya iaitu Abu Ubaidah. Akan tetapi Abu Ubaidah berusaha untuk menghindarkan diri dengan cara mempertahankan dan mengelak akan segala senjata yang ditujukan kepada dirinya. Akhirnya Abu Ubaidah terpaksa membunuh bapanya. Maka turunlah ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58: 22) berhubung dengan peristiwa di atas. Ayat ini menceritakan bahawa cinta seorang Mukmin kepada Allah akan melebihi cintanya kepada orang tuanya. (Diriwayatkan oleh at Thabarani dan al Hakim didalam Mustadrak)


Dalam riwayat lain juga ada dikemukakan bahawa ketika Abu Quhafah ayah kepada Abu Bakar as Siddiq mencaci maki Rasulullah, lalu Abu Bakar memukulnya dengan pukulan yang kuat sehingga terjatuh. Kemudian kejadian ini sampai kepada pengetahuan Rasulullah dan baginda bertanya: "Apakah benar engkau berbuat demikian hai Abu Bakar?" Beliau pun menjawab: "Demi Allah, sekiranya ada pedang berhampiran denganku, pasti aku akan memukulnya dengan pedang itu." Maka ayat ini (Surah al Mujaadalah: 58: 22) turun berhubung dengan peristiwa itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Munzirdari Ibnu Juraij)

No comments:

Post a Comment

 
back to top