Sunday, January 20, 2019

103. Asbabun Nuzul Surah Al-Hajj - سورة الحج QS22 (1-3)

0 Comments

Asbabun Nuzul Surah Al-Hajj (1)

22JAN
3. “Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah* tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,”
(al-Hajj: 3)
*Maksud membantah tentang Allah ialah membantah sifat-sifat dan kekuasaan Allah, misalnya dengan mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah puteri- puteri Allah dan Al Quran itu adalah dongengan orang- orang dahulu dan bahwa Allah tidak Kuasa menghidupkan orang-orang yang sudah mati dan Telah menjadi tanah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abu Malik bahwa firmah Allah, wa minan naasi may yujaadilu fillaah…(di antara manusia ada yang membantah tentang Allah..) (al-Hajj: 3) turun berkenaan dengan Nadlr bin al-Harits.
11. “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi*; Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang**. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.”
(al-Hajj: 11)
* Maksudnya: tidak dengan penuh keyakinan.
** Maksudnya: kembali kafir lagi.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ada seorang laki-laki datang ke Madinah, kemudian memeluk Islam. Ia memuji agamanya apabila istrinya melahirkan anak laki-laki dan kudanya berkembang biak. Namun ia mencaci maki agamanya apabila istrinya tidak melahirkan anak laki-laki dan kudanya tidak berkembang biak. Ayat ini (al-Hajj: 11) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih dari ‘Athiyah yang bersumber dari Ibnu Mas’ud bahwa seorang Yahudi masuk Islam, kemudian menjadi buta, harta bendanya habis, serta anaknya mati. Ia menganggap bahwa agama Islamlah yang menyebabkan dirinya sial. Ia berkata: “Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan dari agama ini.” Ayat ini (al-Hajj: 11) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
19. “Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
20. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).
21. Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.
22. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka dikatakan), “Rasailah azab yang membakar ini”.
(al-Hajj: 19-22)
Diriwayatkan oleh asy-syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim) dan lain-lain yang bersumber dari Abu Dzarr bahwa turunnya ayat ini (al-Hajj: 19) berkenaan dengan Hamzah, ‘Ubaidah, dan ‘Ali bin Abi Thalib yang berlawanan dengan ‘Utbah, Syaibah, dan al-Walid bin ‘Utbah dalam masalah ketuhanan (peristiwa ini terjadi dalam perang Badr).
Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari ‘Ali bin Abi Thalib bahwa ayat-ayat ini (al-Hajj: 19-22) turun pada waktu persang Badr.
Diriwayatkan oleh al-Hakim melalui rawi yang lain, yang bersumber dari ‘Ali bin Abi Thalib bahwa ayat ini (al-Hajj:19) turun pada waktu perang Badr berkenaan dengan Hamzah, ‘Ali, ‘Ubaidah bin al-Harits (dari pihak Islam) yang bersabung nyawa dengan ‘Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, dan al-Walid bin ‘Utbah (dari pihak kafir Quraisy)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-‘Aufi yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah bahwa ayat ini (al-Hajj: 19) turun berkenaan dengan ahli kitab yang berebut kebenaran dengan kaum Mukminin, dengan berkata: “Kami lebih utama daripada kamu di sisi Allah. Kitab kami diturunkan lebih dulu dan nabi kami pun diutus sebelum Nabimu.” Berkatalah kaum Mukminin: “Kami lebih berhak kepada Allah daripada kamu. Kami percaya kepada Muhammad, kepada Nabimu, dan kepada semua kitab yang diturunkan Allah.”

Asbabun Nuzul Surah Al-Hajj (2)

22JAN
25. “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidilharam yang Telah kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.”
(al-Hajj: 25)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah saw. pernah mengutus ‘Abdullah bin Anis beserta dua orang lainnya, yang seorang Muhajirin dan seorang lagi Anshar. Dalam perjalanan, mereka saling membanggakan keturunan masing-masing, sehingga ‘Abdullah bin Anis marah dan membunuh orang Anshar tersebut. Kemudian ia murtad dari agama Islam dan lari ke Mekah. Maka turunlah ayat ini (al-Hajj: 25) sebagai celaan terhadap perbuatan seperti itu.
27. “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus* yang datang dari segenap penjuru yang jauh,”
(al-Hajj: 27)
* Unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh jemaah haji.
Diriwayatkan oleh Jabir yang bersumber dari Mujahid bahwa diantara kaum Mukminin yang naik haji terdapat orang-orang yang tidak berkendaraan. Maka turunlah ayat ini (al-Hajj: 27). Pada kesempatan lain kaum Mukminin diperintahkan membawa bekal serta diizinkan pula berkendaraan dan membawa dagangan.
37. “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(al-Hajj: 37)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa orang-orang jahiliyyah biasa membalur baitullah dengan daging unta dan darahnya. Berkatalah shahabat-shahabat Nabi saw.: “Kita lebih berhak membalur baitullah.” Maka turunlah ayat ini (al-Hajj: 37) yang menegaskan bahwa Allah tidak akan menerima daging dan darah qurban mereka, akan tetapi yang Allah terima adalah ketakwaan.
39. “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Karena Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,”
(al-Hajj: 39)
Diriwayatkan oleh Ahmad, at-Tirmidzi, dan al-Hakim, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Menurut at-Tirmidzi, hadits ini hasan, sedang menurut al-Hakim hadits ini shahih. Bahwa ketika Nabi saw. hijrah dari Mekah, berkatalah Abu Bakr: “Mereka telah mengusir nabi mereka. Mereka pasti akan dibinasakan.” Maka turunlah ayat ini (al-Hajj: 39) yang memberi kelonggaran untuk berperang bilamana umat Islam dianiaya.
52. “Dan kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat- nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana,”
(al-Hajj: 52)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir, dan Ibnul Mundzir dengan sanad yang shahih, yang bersumber dari Sa’id bin Jubair. Diriwayatkan pula oleh al-Bazzar dan Ibnu Marduwaih, melalui jalan lain, dari Sa’id bin Jubair, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ketika Nabi saw. di Mekah membaca surat, wan najmi idzaa hawaa (demi bintang ketika terbenam) sampai ayat, a fa ra-aitumul laata wal ‘uz-zaa wa manaatats tsaalitsatal ukh-raa (maka apakah patut kamu [hai orang-orang musyrik] menganggap al-Latta dan al-‘Uzza, dan manah yang ketiga, yang paling terkemudian [sebagai anak perempuan Allah]) (an-Najm: 1-20), setan menyelinap pada lidah beliau , tilkal gharaaniiqul ‘ulaa wa inna syafaa’atahunna la turtajaa (itulah berhala-berhala yang paling mulia dan syafaatnya benar-benar dapat diharapkan). Berkatalah kaum musyrikin: “Dia belum pernah menyebut-nyebut dan memuji tuhan kita sebelum ini.” Setelah sampai pada bacaan sajdah, Nabi saw. sujud dan mereka mengikutinya. Maka turunlah ayat ini (al-Hajj: 52) sebagai penegasan bahwa setan selalu berusaha membelokkan apa-apa yang ditugaskan kepada para Nabi dan Rasul. Tetapi Allah melindunginya dari gangguan setan.
Keterangan: menurut al-Bazzar, riwayat-riwayat yang menyebutkan gharaaniqul ‘ulaa tidak ada yang muttashil (yang sampai kepada Nabi saw.) kecuali sanad yang ia riwayatkan. Bersambungnya riwayat ini melalui rawi tunggal, yaitu umayyah bin Khalid, dan ia termasuk rawi yang dapat dipercaya dan masyhur. Pendapat ini menjadi pegangan as-Suyuthi.
Hadits semakna diriwayatkan pula oleh al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas dengan sanad yang rawinya antara lain al-Waqidi; diriwayatkan pula oleh Ibnu Marduwaih dari al-Kalbi, dari Abu Shalih, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas; diriwayatkan pula oleh Ishaq di dalam kitab Ash-Shirah, dari Muhammad bin Ka’b dan Musa bin ‘Uqbah, dari Ibnu Syihab; diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari Muhammad bin Ka’b dan Muhammad bin Qais; diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi. Riwayat-riwayat tersebut memiliki makna yang sama dan semuanya daif atau munqati’, kecuali dari sumber Sa’id bin Jubair pada riwayat yang disebut pertama.
Menurut Ibnu Hajar, banyaknya sanad dalam riwayat ini menunjukkan bahwa kisah ini mempunyai sumber. Disamping itu terdapat dua sanad yang shahih tapi mursal yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, yang satu dari az-Zuhri yang bersumber dari Abu Bakr bin ‘Abdirrahman bin al-Harits bin Hisyam, dan yang satunya lagi dari Dawud bin Hind yang bersumber dari Abul ‘Aliyah.
Adapun perkataan Ibnul ‘Arabi dan ‘Iyadh yang menyatakan bahwa riwayat ini semuanya palsu dan tidak bersumber, tidaklah dapat dijadikan pedoman.

Asbabun Nuzul Surah Al-Hajj (3)

22JAN
60. “Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita Kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema’af lagi Maha Pengampun.”
(al-Hajj: 60)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muqatil bahwa ayat ini (al-Hajj: 60) turun berkenaan dengan suatu rombongan kaum Muslimin, utusan Nabi saw., yang bertemu dengan kaum musyrikin dua hari sebelum bulan Muharam. Berkatalah sesama kaum musyrikin: “Serbulah shahabat-shahabat Muhammad, karena mereka mengharamkan perang pada bulan Muharan.” Para shahabat meminta dengan sangat kepada kaum musyrikin agar tidak menyerang, karena mereka tidak dibolehkan oleh Allah berperang pada bulan haram. Akan tetapi kaum musyrikin menolak permintaan tersebut, bahkan terus menyerang. Kaum Muslimin terpaksa melawan mereka, sehingga akhirnya mendapat kemenangan. Ayat ini (al-Hajj: 60) membenarkan tindakan kaum Muslimin, dan Allah menjanjikan kemenangan bagi mereka.

x


Surah al Hajj

"Dan ada di antara manusia yang membantah perkara-perkara yang berhubung dengan Allah dengan tidak berdasarkan sebarang pengetahuan, dan ia menurut tiap-tiap syaitan yang telah sebati dengan kejahatan." (Surah al Hajj: 22: 3)
x

Surah Al-Hajj - سورة الحج

[22:3] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah] 


22_3
Dan ada di antara manusia yang membantah perkara-perkara yang berhubung dengan Allah dengan tidak berdasarkan sebarang pengetahuan, dan ia menurut tiap-tiap syaitan yang telah sebati dengan kejahatan.
(Al-Hajj 22:3) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark | Muka Surat 332 - ٣٣٢
x
Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa penurunan firman Allah "Waminan nasi mayyujadilu fillahi" (Surah al Hajj: 22:3) adalah berkenaan dengan an Nadh bin Harts [Dia menganggap bahawa Allah tidak berkuasa untuk menghidupkan kembali mayat-mayat yang telah menjadi tulang-tulangan] (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Malik)

"Dan ada di antara manusia yang menyembah Allah dengan sikap dan pendirian yang tidak tetap, iaitu kalau ia beroleh kebaikan, senanglah hatinya dengan keadaan itu; dan kalau pula ia ditimpa fitnah kesusahan, berbaliklah ia semula (kepada kekufurannya). (Dengan sikapnya itu) rugilah ia akan dunia dan akhirat, itulah kerugian yang terang nyata." (Surah al Hajj:22:11)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa seorang lelaki datang ke Madinah lalu memeluk Islam. Dia memuji agamanya apabila isterinya melahirkan anak lelaki dan kudanya berkembang biak. Akan tetapi dia mencaci agamanya apabila isterinya tidak melahirkan anak lelaki dan kudanya tidak berkembang biak. Maka penurunan ayat ini (Surah al Hajj: 22:11) adalah berhubung dengan peristiwa tersebut. (Diriwayatkan oleh al Bukhari dari Ibnu Abbas)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa seorang Yahudi telah masuk Islam. Kemudian matanya buta, harta bendanya musnah dan anaknya mati. Oleh itu dia menganggap bahawa agama Islam menyebabkan dirinya sial. Lalu dia berkata: "Aku tidak pernah mendapat kebaikan dari agama ini. Mataku jadi buta, harta bendaku musnah dan anakku meninggal." Maka ayat ini (Surah al Hajj: 22:11) turun berhubung dengan peristiwa di atas. (Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih dari Athiyah
dari Ibnu Mas'ud)

"Inilah dua golongan (mukmin dan kafir) yang berbantah-bantahan tentang Tuhan mereka. Maka orang-orang yang kafir akan disediakan untuk mereka pakaian dari api neraka, serta dicurahkan atas kepala mereka airpanas yang menggelegak." (Surah al Hajj: 22: 19)

"Yang dengannya dihancurkan apa yang ada dalam perut mereka, dan juga kulit badan mereka." (Surah al Hajj: 22: 20)

"Dan mereka pula disediakan batang-batang besi untuk menyeksa mereka. " (Surah al Hajj: 22: 21)

"Tiap-tiap kali mereka hendak keluar dari neraka itu, disebabkan mereka menderita azabnya, mereka dikembalikan padanya, serta dikatakan: "Rasalah kamu azab seksa yang membakar!" (Surah al Hajj: 22: 22)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah al Hajj: 22: 19) turun berkenaan dengan Hamzah, Ubaidah, Ali bin Abi Talib yang bertengkar dengan Uthbah, Syaibah dan Walid bin Uthbah dalam masalah ketuhanan. Peristiwa ini terjadi ketika perang Badar. (Diriwayatkan oleh as Syaikhani dan perawi lain dari Abi Zar)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ayat-ayat ini (Surah al Hajj: 22:19-22) turun ketika berlaku pertempuran di dalam perang Badar. (Diriwayatkan oleh al Hakim dari Ali bin Abi Talib)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah al Hajj: 22:19) turun berkenaan dengan orang-orang dalam perang Badar, di antaranya ialah Hamzah, Ali, Ubaidah bin al Harts. Kesemua mereka ini adalah dari pihak Islam. Mereka berlawan dengan menyabung nyawa dengan pihak kafir Quraisy terdiri daripada Uthbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah dan al Walid bin Uthbah. (Diriwayatkan oleh al Hakim melalui perawi lain dari Ali bin Abi Talib)

Dalam riwayat lain ada dikemukakan bahawa ayat ini (Surah al Hajj: 22:19) turun berkenaan dengan ahli kitab yang merebut kebenaran dengan kaum Mukminin. Mereka berkata: "Kami lebih utama daripada kamu di sisi Allah. Kitab kami diturunkan terlebih dahulu daripada kamu dan Nabi kami diutuskan dahulu sebelum Nabimu." Kemudian kaum Mukminin berkata: "Kami lebih berhak kepada Allah daripada kamu, kami percaya kepada Nabi Muhammad dan kepada Nabimu dan semua kitab yang diturunkan Allah." (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdari al Ufi dari Ibnu
Abbas) (Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari Qatadah)

"Sesungguhnya (amatlah zalim) orang-orang yang kafir serta menghalangi manusia dari jalan Allah (ugama Islam), dan dari memasuki Masjid AI-Haram (Mekah) yang Kami jadikan dia tempat beribadat untuk seluruh umat manusia (yang beriman) - sama ada yang tinggal menetap di situ atau yang datang berziarah; dan sesiapa yang berazam melakukan di situ sebarang perbuatan yang dilarang dengan cara yang zalim, Kami akan merasakannya azab yang tidak terperi sakitnya. " (Surah al Hajj: 22: 25)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Rasulullah pernah mengutus Abdullah bin Anis bersama dua orang lain yang terdiri dari Muhajir dan Ansar. Di dalam perjalanan mereka saling bermegah diri dengan keturunan masing-masing sehingga Abdullah bin Anis marah lalu membunuh orang Ansar tersebut. Kemudian dia murtad dari agama Islam dan lari ke Mekah. Maka turunlah ayat di atas sebagai celaan terhadap perbuatan seperti itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas)

"Dan serukanlah umat manusia untuk mengerjakan ibadat Haji, nescaya mereka akan datang ke (rumah Tuhanmu) dengan berjalan kaki, dan dengan menunggang berjenis-jenis unta yang kurus yang datangnya dari berbagai jalan (dan ceruk rantau) yang jauh." (Surah al Hajj: 22: 27)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa di antara kaum Mukminin yang pergi menunaikan haji, terdapat yang tidak mempunyai kenderaan. Maka turunlah ayat di atas sebagai perintah agar membawa bekalan dan diizinkan menaiki kenderaan serta membawa dagangan. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarirdari Mujahid)

"Daging dan darah binatang korban atau hadiah itu tidak sekali-kali akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepadaNya ialah amal yang ikhlas yang berdasarkan takwa dari kamu. Demikianlah la memudahkan binatang-binatang itu bagikamu supaya kamu membesarkan Allah kerana mendapat nikmat petunjukNya. Dan sampaikanlah berita gembira (dengan balasan yang sebaik-baiknya) kepada orang-orang yang berusaha supaya baik amalnya." (Surah al Hajj: 22: 37)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa orang-orang Jahiliyah menutup Baitullah dengan daging unta dan darahnya. 

Kemudian sahabat-sahabat Nabi berkata: "Kita lebih berhak untuk menutup Baitullah." Maka turunlah ayat ini (Surah al Hajj: 22: 37) sebagai penjelasan bahawa Allah tidak akan menerima daging dan darah korban mereka, akan tetapi Allah akan menerima takwanya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Juraij)

"Diizinkan berperang bagi orang-orang (Islam) yang diperangi (oleh golongan penceroboh), kerana sesungguhnya mereka telah dianiaya; dan sesungguhnya Allah Amat Berkuasa untuk menolong mereka (mencapai kemenangan)." (Surah al Hajj: 22: 39)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika Nabi berhijrah dari Mekah berkatalah Abu Bakar: "Mereka mengusir Nabi mereka, pastI mereka akan dibinasakan." Maka turunlah ayat ini (Surah al Hajj: 22: 39) yang memberi kelonggaran untuk berperang kerana di antara mereka ada yang dianiaya dan dibunuh. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmizi, dan al Hakim dari Ibnu Abbas) (Menurut Tirmizi hadis ini hasan sedangkan menurut al Hakim hadis ini sahih)

"Dan tidaklah Kami mengutuskan sebelummu seorang Rasul atau seorang Nabi melainkan apabila ia bercita-cita (supaya kaumnya beriman kepada ugama Allah yang dibawanya), maka Syaitan pun melemparkan hasutannya mengenai usaha Rasul atau Nabi itu mencapai cita-citanya; oleh itu, Allah segera menghapuskan apa yang telah diganggu oleh Syaitan, kemudian Allah menetapkan ayat-ayatNya dengan kukuhnya; dan Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana," (Surah al Hajj: 22: 52)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa ketika berada di Mekah Nabi membaca ayat "wannajmi iza hawa sehingga sampai kepada "afara aitumul lata wal uzza wa manata thalitsatal ukhra," syaitan menyelipkan "tilkalgharaniqul ula wa inaa syafa'atuhunna laturtaja' [Itulah berhala-berhala yang mulia dan syafaatnya diharapkan oleh mereka] berkatalah kaum musyrikin: "Dia belum pernah menyebut-nyebut dan memuji tuhan kita sebelum ini." Setelah Nabi sampai kepada bacaan ayat sajdah, lalu baginda sujud dan mereka pun mengikutinya. Maka turunlah ayat ini (Surah al Hajj: 22:52) sebagai penjelasan bahawa syaitan selalu membelokkan apa yang ditugaskan kepada para Rasul dan Nabi, tetapi Allah melindungi mereka semua dari gangguan syaitan. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarirdan Ibnu Munzir dengan sanad yang sahih dari Saad bin Jubair) (Diriwayatkan pula oleh al Bazzardan Ibnu Marduwaih dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas)

KETERANGAN
Menurut pendapat al Bazzar riwayat-riwayat yang menyebut "ghara niqul ula" tidak ada yang muttasil iaitu sampai kepada Nabi kecuali sanad yang diriwayatkan olehnya. Riwayat ini bersambung melalui perawi yang tunggal iaitu Umayyah bin Khalid dan dia termasuk perawi yang boleh dipercayai dan masyhur. Pendapat ini menjadi pegangan as Sayuthi.

Diriwayatkan oleh al Bukhari dari Ibnu Abbas dengan sanad yang perawinya antara lain ialah al Waqidi, Ibnu Marduwaih dari al Kalbi dari Abi Salleh dari Ibnu Abbas dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari al Ufi dari Ibnu Abbas. Kemudian diriwayatkan pula oleh Ibnu Ishaq di dalam kitab Assirah dari Muhammad bin Kaab dan Musa bin Uqbah dari Syihab dan Ibnu Jarir dari Muhamad bin Kaab dan Muhammad bin Qais dan Ibnu Abi Hatim dari as Suddi dengan isi kandungan riwayat yang sama dan semuanya adalah daif atau munqathi kecuali dari Said bin Jubair pada riwayat yang disebut pertama.

Menurut pendapat Ibnu Hajar sanad yang banyak dalam riwayat ini menunjukkan bahawa kisah ini mempunyai sumber. Di samping itu terdapat dua sanad yang sahih tetapi mursal yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan yang satu lagi dari az Zuhri dari Abu Bakar bin Abdur Rahman bin al Harts bin Hisyam dan perawi lain dari Daud bin Hind dari Abi Aliyah.

Adapun perkataan Ibnu Arabi dan lyadh yang menyatakan bahawa riwayat ini kesemuanya palsu dan tidak bersumber tidaklah boleh dijadikan pedoman.

"Demikianlah (janji balasan Allah yang melimpah-limpah itu). Dan sesiapa yang membalas kejahatan orang, sama seperti yang dilakukan kepadanya, kemudian ia dianiaya lagi, demi sesungguhnya Allah akan menolongnya. (Dalam pada itu ingatlah) sesungguhnya Allah Maha Pemaaf, lagi Maha Pengampun." (Surah al Hajj: 22: 60)

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa penurunan ayat ini (Surah al Hajj: 22: 60) adalah berkenaan dengan satu rombongan kaum Muslimin yang diutuskan oleh Nabi untuk bertemu dengan kaum musyrikin dua hari sebelum berakhir bulan Muharam. Kemudian kaum musyrikin berkata sesama mereka: "Serbulah sahabat-sahabat Muhammad kerana mereka diharamkan untuk berperang pada bulan Muharam." Para sahabat meminta kepada kaum musyrikin supaya tidak menyerang mereka kerana mereka diharamkan oleh Allah berperang pada bulan Muharam. Akan tetapi kaum musyrikin menolak permintaan mereka bahkan mereka terus menyerang sehingga kaum Muslimin terpaksa melawannya dan mereka mendapat kemenangan.

Maka penurunan ayat ini memberi kebenaran di atas tindakan kaum Muslimin dan Allah menjanjikan kemenangan kepada mereka. (Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Muqatil)

No comments:

Post a Comment

 
back to top